YE ZIJIE
Pada 28 Juni lalu, Arnold Schwarzenegger yang berusia 75 tahun mengatakan bahwa sutradara hebat James Cameron dalam film “Terminator” yang memprediksi masa depan kecerdasan buatan (AI), telah “menjadi kenyataan”. Sutradara terkenal Christopher Nolan menyebutkan bahwa AI memungkinkan manusia untuk “menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka”.
Superkomputer Skynet dalam serial film “Terminator” yang dibintangi Arnold adalah kecerdasan buatan (AI). Awalnya adalah sistem komputer pertahanan yang dikembangkan oleh pemerintah AS, tetapi di dunia masa depan, karena sistem pertahanan komputer “Skynet” menghasilkan kecerdasan diri dan menilai bahwa manusia adalah spesies yang mengancam mereka, sehingga menetapkan akan “menghancurkan” manusia, dan menciptakan lebih banyak terminator untuk membunuh semua manusia, bahkan menggunakan senjata nuklir.
Pada 28 Juni, pada pertemuan yang diselenggarakan oleh American Academy of Motion Picture Arts and Sciences, Arnold membahas kecerdasan buatan dan Skynet. Saat berbicara tentang kekhawatiran dunia tentang kecerdasan buatan (AI), Arnold berkata: “Hari ini, semua orang takut akan hal itu, takut ke mana arahnya, di film Terminator kami berbicara tentang robot yang menjadi sadar diri dan mengambil alih segalanya.”
Arnold memuji sutradara James Cameron atas kecemerlangan tulisan naskahnya tentang Terminator dan melanjutkan dengan mengatakan: “Pada saat itu kami hanya menggores permukaan kecerdasan buatan, dan memikirkannya, beberapa dekade kemudian, itu sudah menjadi kenyataan. Jadi tidak membutuhkan fantasi atau futurisme yang lebih panjang, itu sudah ada di sini di hari ini, dan itulah karya James Cameron yang luar biasa. Dia adalah penulis naskah yang hebat dan sutradara yang luar biasa.”
Bulan lalu, sutradara terkenal Christopher Nolan juga berkomentar soal AI. Dia mengatakan kepada majalah Wired bahwa penggunaan teknologi kecerdasan buatan akan memungkinkan manusia untuk “menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka”.
“Pengembangan kecerdasan buatan dalam sistem persenjataan dan masalah yang akan ditimbulkannya sudah sangat jelas selama bertahun- tahun,” kata Nolan. “Sangat sedikit jurnalis yang mau menulis tentang itu. Sekarang ada chatbot yang menulis untuk surat kabar lokal, dan tiba-tiba terjadi krisis di antaranya.”
Ketika ditanya oleh seorang reporter tentang kemungkinan pengangguran editorial akibat AI, Nolan berkata: “Itu bagian dari masalah. Setiap orang memiliki sudut pandang partisan. Bagi saya, masalah AI cukup sederhana, seperti kata ‘algoritma’. Kita lihat perusahaan menggunakan al-goritma, dan sekarang diubah menggunakan kecerdasan buatan, sebagai sarana untuk menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka.”
Nolan melanjutkan dengan berbicara tentang “bahaya” bahwa manusia harus bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, dan “bahaya” dari tidak bertanggung jawab, dengan mengatakan: “Jika kita setuju bahwa AI itu serba bisa, kita tentu setuju bahwa itu dapat meringankan kita. Adalah tanggung jawab kita sendiri atas perilaku, militer, sosial ekonomi, atau apa pun yang berasal darinya. Bahaya terbesar dengan AI adalah kita melepaskan diri dengan menganggapnya seperti Dewa.”
Nolan menambahkan: “Saya tidak tahu apa dasar mitologis di balik ini, tetapi sepanjang sejarah, manusia memiliki kecenderungan ini, manusia memiliki kecenderungan untuk menciptakan berhala virtual, untuk membentuk sesuatu menurut citra kita sendiri dan mengatakan bahwa kita memiliki kekuatan seperti Tuhan karena telah menciptakan suatu kecerdasan.” (osc)