oleh Yi Jing – NTDTV
Ketika ancaman dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus meningkat, Jerman juga mulai meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Indo-Pasifik. Kali ini mengirimkan personel militer darat untuk pertama kalinya untuk berpartisipasi dalam latihan militer gabungan AS-Australia pada akhir Juli.
Latihan militer bersama terbesar antara Amerika Serikat dan Australia, latihan Talisman Sabre 2023 akan diadakan dari 22 Juli hingga 4 Agustus.
Untuk pertama kalinya, Jerman akan mengirimkan 170 pasukan terjun payung dan 40 marinir ke Australia untuk melakukan latihan perang hutan dan operasi pendaratan dengan sekitar 30.000 tentara dari 12 negara termasuk Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Prancis, dan Inggris.
Panglima Angkatan Darat Jerman, Alfons Mais berkata : “Kami ingin membuktikan bahwa kami adalah mitra (militer) yang andal dan mampu, bersedia berkontribusi dalam pemeliharaan tatanan internasional berbasis aturan.”
Pengiriman pasukan darat untuk berpartisipasi dalam latihan militer kali ini menyoroti tekad Jerman untuk berpartisipasi dalam urusan Indo-Pasifik, dan juga bertepatan dengan strategi Indo-Pasifik NATO untuk mencegah dominasi PKT.
Namun, militer Jerman menyangkal keterlibatan dalam latihan militer mengirimkan sinyal bermusuhan kepada PKT.
Alfons Mais berkata : “Saya kira itu bukan isyarat untuk siapa. Fokus utama kami adalah memperkuat kemitraan lokal di (Indo-Pasifik) dan terlibat sebagai mitra.”
Latihan “Talisman Saber” diadakan setiap dua tahun sekali. Saat ini, tentara Jerman telah menerima perintah untuk kembali ke Australia untuk mengikuti latihan militer berikutnya pada tahun 2025. Artinya, kehadiran militer Jerman di Indo-Pasifik mungkin telah menjadi tujuan jangka panjang.
Selain berpartisipasi dalam latihan militer bersama, Panglima Tertinggi Angkatan Darat Jerman juga akan pergi ke Jepang untuk bertukar pandangan tentang pendalaman kerja sama militer bilateral, yang dianggap sebagai upaya terbaru Jepang dan Eropa untuk bersama-sama melawan ancaman PKT. (Hui)