NTD
Di Jakarta, pada 14 Juli 2023, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang membuat pernyataan bersama yang mengutuk Korea Utara atas peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) minggu ini yang melanggar beberapa resolusi PBB. Secara terpisah, Kim Yo-jong, saudara perempuan Kim Jong-un telah memperingatkan bahwa Pyongyang akan mengadopsi “Pencegahan Nuklir yang Menghancurkan”, kecuali Amerika Serikat meninggalkan apa yang disebutnya “kebijakan bermusuhan” terhadap Pyongyang
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin bertemu di sela-sela Forum Regional Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN Regional Forum) di Jakarta, pada 14 Juli 2023.
Central News Agency mengutip laporan Reuters memberitakan bahwa rudal yang diluncurkan dari pantai timur Korea Utara pada 12 Juli itu mendarat di Laut Timur sejauh 1,001 kilometer setelah terbang selama 74 menit, dengan ketinggian maksimum 6.648 kilometer. Ini adalah penerbangan rudal dengan waktu penerbangan terlama yang pernah dimiliki Korea Utara. Analis mengatakan, bahwa ditinjau dari jalur penerbangannya, rudal tersebut mampu mencapai daratan Amerika Serikat.
“Ini jelas merupakan pelanggaran terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB yang dapat menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea dan sekitarnya”, tulis pernyataan bersama tersebut.
Negara-negara mendesak Korea Utara untuk menghentikan tindakan ilegal yang semakin intensif belakangan ini dan segera melanjutkan dialog.
Menurut pernyataan terpisah dari Kementerian Luar Negeri AS, bahwa Antony Blinken dalam pertemuan lagi-lagi menegaskan soal “komitmen kuat” Amerika Serikat untuk membantu pertahanan Jepang dan Korea Selatan.
Sebuah pernyataan bersama setelah pertemuan tersebut mengatakan bahwa pengembangan teknologi nuklir dan kemampuan rudal balistik Korea Utara yang berkelanjutan hanya akan memperkuat tekad ketiga negara (Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan) dan komunitas internasional untuk mencapai denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea.
Seorang wanita berpayung sedang melintas di depan monitor TV di pusat kota Tokyo yang menyiarkan berita tentang peluncuran rudal Korea Utara pada 12 Juli 2023. (Richard A.Brooks/AFP/Getty Images)
Pada 14 Juli, Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un membela uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru melalui kantor berita resmi Korea Utara KCNA dengan mengatakan bahwa itu adalah tindakan membela diri.
Kim Yo-jong mengatakan, uji coba peluncuran itu adalah “latihan pertahanan diri untuk melindungi semenanjung Korea dari perang nuklir”. Dia menekankan bahwa tidak ada pihak yang dapat menyalahkan Pyongyang dalam menghadapi “kebijakan bermusuhan” Washington.
Dia kemudian mengutuk Dewan Keamanan PBB atas reaksinya terhadap uji coba rudal tersebut.
Pada 17 April 2023, anggota Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan untuk membahas isu Korea Utara di markas besar PBB di New York City. (Michael M. Santiago/Getty Images)
10 dari 15 anggota Dewan Keamanan, termasuk Korea Selatan, mengutuk uji coba rudal Korea Utara. Dalam pernyataan bersama disebutkan bahwa 20 uji coba rudal balistik Korea Utara pada tahun 2023 adalah “pelanggaran terang-terangan terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan”.
Kim Yo-jong mengecam pernyataan itu, menyebutnya “tidak adil dan penuh dengan prasangka”.
Kim Yo-jong juga memperingatkan, bahwa Pyongyang akan mengadopsi “Pencegahan Nuklir yang Menghancurkan” kecuali Amerika Serikat meninggalkan apa yang disebutnya “kebijakan bermusuhan” terhadap Pyongyang.
Sebelum melakukan uji coba peluncuran rudal ini, Korea Utara menuduh pesawat mata-mata AS terbang di atas perairan zona ekonomi eksklusifnya, dan mengeluarkan peringatan untuk menembak jatuhnya. Selain itu Korea Utara juga mengutuk AS atas kunjungan kapal selam rudal jelajah bertenaga nuklirnya ke Korea Selatan baru-baru ini. (sin)