oleh Lin Yi
Pada 19 Juli, mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger yang lahir pada 27 Mei 1923 tiba-tiba mengunjungi Beijing dan menerima sambutan tingkat tinggi dari rezim Xi Jinping. Namun, dunia luar percaya bahwa pengaruh mantan Menlu AS ini sudah terbatas, meskipun PKT masih ingin memanfaatkan dirinya untuk memecahkan kebuntuan dalam hubungan Tiongkok – AS.
Pada 19 Juli, mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger yang tiba di Beijing menerima sambutan tingkat tinggi dari sejumlah pejabat PKT. Dia tidak hanya berdialog dengan Menteri Pertahanan Tiongkok Li Shangfu, tetapi juga mendapat pujian tinggi dari Wang Yi. Wang Yi bahkan berharap AS dapat menggunakan “kebijaksanaan diplomatik ala Kissinger” untuk memecahkan kebuntuan dalam hubungan Tiongkok – AS.
Tang Jingyuan, seorang komentator senior mengatakan : “Tampaknya PKT benar-benar merasakan tekanan baik di bidang ekonomi, politik dan militer dari Amerika Serikat yang belakangan ini semakin tinggi, sehingga rezim berharap setidaknya segera menstabilkan, meski bukan memperbaiki hubungannya dengan Amerika Serikat”.
Sebagai tokoh penting yang memecahkan kebekuan dalam hubungan Tiongkok – AS setengah abad yang lalu, Henry Kissinger yang tahun ini berusia seabad sekali lagi diundang oleh PKT untuk memberikan pengaruhnya. Hal mana justru memperlihatkan kepada dunia luar bahwa rezim Xi Jinping dan PKT sudah putus asa, tak tahu apa yang bisa diperbuat untuk menyelamatkan Tiongkok.
Heng He, seorang komentator politik mengatakan : “Hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok sedang memburuk, sedangkan ekonomi domestik Tiongkok sekarang harus bergantung pada Amerika Serikat. Dalam keputusasaan, Beijing hanya bisa mencoba untuk minta tolong kepada Kissinger, lantaran tidak ada pejabat di lingkungan politik AS selain Kissinger yang sedikit banyak masih memiliki pengaruh dan dapat dipanggil oleh PKT”.
Mengundang Kissinger ke Beijing juga menunjukkan bahwa PKT berharap dapat lebih menarik lebih jauh kedekatan dari pejabat AS pro-Tiongkok yang diwakili oleh Kissinger untuk menahan pejabat AS faksi garis keras terhadap Tiongkok yang saat ini telah menjadi kekuatan utama di Amerika Serikat.
Tang Jingyuan mengatakan : “Jadi PKT ingin memecah belah Amerika Serikat dengan memainkan kartu ini. yaitu selain menarik kedekatan faksi pro-Tiongkok, juga ingin mencoba untuk memperluas dan memanfaatkan kekuatan mereka untuk mempengaruhi masyarakat AS, dalam mencegah kecenderungan pemerintah AS saat ini yang terus mengepung, menjatuhkan sanksi dan menerapkan kebijakan decoupling dengan Tiongkok”.
Namun, keinginan PKT itu mungkin tidak akan terwujud. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan : “Kunjungan Kissinger ke Tiongkok bersifat sukarela dan tidak mewakili pemerintah AS”.
“Sudah lebih dari setengah abad berlalu sejak perjalanan memecahkan kebekuan diplomatik di era Presiden Nixon. Selama itu sudah entah beberapa banyak perubahan generasi yang terjadi pada sistem diplomatik. Sayangnya, pada saat kritis PKT belum juga menemukan teman sejati. Sehingga hanya bisa mengandalkan seorang kakek berusia 100 tahun yang dimintai bantuan untuk membela kepentingannya. Faktanya, Kissinger telah sering mengunjungi Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, tetapi saya tidak melihat dia memiliki pengaruh terhadap kebijakan AS”, kata komentator politik Heng He. (sin)