EtIndonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai orang yang suka bertanya soal hal-hal yang berkaitan dengan privasi orang lain. Misalnya, ketika kita pulang kampung, seseorang di kampung menanyakan kita soal pekerjaan apa yang sedang digeluti di kota ? Atau saat kita bekerja di suatu tempat baru, lalu kolega baru bertanya tentang situasi rumah, seperti apa pekerjaan orangtua, kita sebelumnya bekerja di mana ? Bagaimana dengan remunerasi yang kita terima dari tempat kerja lama ? dsb.
Meskipun pertanyaan itu terdengar sepertinya penanya peduli dengan kita, tetapi sebenarnya dia cuma suka menanyakan privasi orang lain yang informasinya akan dimanfaatkan untuk kepentingan dirinya. Tentu saja kita jangan sampai sembarangan atau terlalu terbuka untuk menanggapi pertanyaan itu.
Jika orang tersebut merasa bahwa kondisi keluarga kita lebih baik, kita memiliki sumber daya, dll., mungkin saja dia akan meminta bantuan kita ketika dia menghadapi masalah di kemudian hari. Jika dia menganggap kita tidak berguna bagi dirinya, mungkin dia akan menjauhi kita.
Oleh karena itu, ketika seseorang datang untuk menanyakan soal hal privasi kita, kita harus menolaknya dengan halus.
Lalu bagaimana menghadapinya secara halus agar penanya tidak tersinggung lantaran tidak mendapatkan informasi yang diinginkan, tetapi langsung bisa “menutup mulutnya”.
Berikut ada 3 trik yang cukup ampuh!!
Pertama : Trik memanfaatkan peluang untuk beralih topik
Ketika seseorang bertanya tentang berapa gaji kita sebulan misalnya, berapa bonus yang kita dapatkan. Jika kita tidak ingin menjawab pertanyaan orang tentang hal ini, bisa saja kita menjawab dengan mengatakan, ya tidak jauh berbeda dengan waktu-waktu sebelumnya, atau begitu saja. Kemudian dengan cepat beralih ke topik yang lebih diminati orang tersebut.
Misalnya, saya baru saja menemukan suatu kegiatan baru yang sangat menguntungkan, dan sebagainya. Dengan cara ini, ketika penanya itu kita alihkan ke topik baru, biasanya dia tidak akan lagi bergumul dengan pertanyaan awal.
Kedua : Trik merespons secara ambiguitas
Tidak semua pertanyaan orang lain harus kita jawab secara mendetail, apa adanya. Misalnya, seseorang ingin menanyakan pekerjaan orangtua kita untuk mengetahui keadaan keuangan keluarga kita.
Jadi pada saat ini, kita perlu menanggapinya secara ambiguitas, seperti berbisnis kecil-kecilan atau juga kerja di kantor. Dan ketika seseorang bertanya kepada kita, apakah ada kerabat, teman, saudara kita yang menjadi pemimpin?
Kemudian kita juga bisa menjawabnya secara samar : Saya tidak tahu, saya tidak begitu mengikuti perkembangan usaha dari orangtua. Dengan trik ini, kita selain tidak menjawab pertanyaan orang lain, tetapi juga tidak memberitahu orang lain tentang situasi spesifik kita.
Ketiga : Trik ‘mulut bisa menjaga rahasia’
Ketika seseorang menanyakan privasi kita, kita juga bisa menggunakan trik ini untuk menolak menjawab pertanyaan orang itu. Misalnya, seorang kolega baru bertanya tentang situasi keluarga kita, masalah hubungan keluarga, atau perlakuan renumerasi di perusahaan sebelumnya.
Jika kita tidak ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat berbalik menanyakan kepadanya : “Apakah mulut Anda bisa menjaga rahasia ?”
Biasanya dalam situasi ini, orang tersebut akan bersumpah dan memberitahu kita bahwa dirinya bisa menjaga rahasia, mulutnya tidak akan sembarang omong, dan dia pun berjanji untuk tidak memberitahu siapa-siapa.
Nah ! Kemudian pada saat itu, sambil tersenyum kita baru sampaikan : “Mulut saya juga sangat ketat dalam hal menjaga rahasia.”
Dengan trik ini kita dapat mengelak menjawab pertanyaan orang tersebut. Sebenarnya, kita dapat menerapkan trik ‘mulut bisa menjaga rahasia’ ini untuk menolak menjawab pertanyaan apa pun, khususnya jika pertanyaan berkaitan dengan privasi orang lain dengan tidak mengganggu hubungan yang terbina. (sin/yn)
Sumber: aboluowang