Semenjak Xi Jinping berkuasa, rezim Beijing terus mengumandangkan “penyatuan Taiwan lewat kekuatan militer”, tetapi menghadapi perekonomian Tiongkok yang sedang resesi dan sejumlah petinggi militer Tiongkok pilihan Xi Jinping yang dikhawatirkan tidak setia kepadanya, dicopot karena kasus korupsi, dan sebagainya. Beberapa hari yang lalu, stasiun TV “China Central TV” (CCTV) yang menjadi corong pemerintah menyiarkan sebuah “berita kelas berat” yang menyebutkan, bahwa otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT) berencana membangun sebuah “Zona Pameran Fujian untuk Taiwan”, yang merupakan bagian keseluruhan dari “rencana reunifikasi”. Hal ini disinyalir sebagai upaya rezim Beijing untuk mencoba menelan Taiwan secara pelan-pelan
NTD
Beberapa hari yang lalu, ada berita menyebar secara online yang menyebutkan bahwa pada Selasa (12 September) CCTV telah menyiarkan dalam acara Siaran Langsung Berita sebuah “berita kelas berat” yang membuat masyarakat awam menduga apakah ini ada hubungannya dengan Xi Jinping ditegur oleh para anggota senior Partai Komunis Tiongkok di pertemuan Beidaihe.
Alhasil, tidak ada yang istimewa dari berita yang disiarkan malam itu, kecuali satu berita tentang Beijing berencana merilis “Rancangan Usulan untuk Mendirikan Zona Pameran Fujian untuk Taiwan”, yang sulit disebutkan sebagai “berita kelas berat”.
Menurut laporan, bahwa baru-baru ini Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan Dewan Negara telah mengeluarkan sebuah rancangan usulan berjudul “Penjajakan Fujian terhadap Kemungkinan Penggabungan Jalur Baru Lewat Membangun Zona Pameran Pembangunan Terpadu Lintas Selat”. Dari kalimat pertama di awal dokumen rancangan tersebut yang berbunyi : “Untuk menyelesaikan isu Taiwan dan mewujudkan reunifikasi penuh tanah air adalah tekad PKT yang tak tergoyahkan”, sudah jelas terlihat apa tujuan rezim membangun zona pameran di Fujian.
Dokumen tersebut menyatakan bahwa “Zona Pameran Pembangunan Terpadu Lintas Selat” yang dibangun di Fujian akan dijadikan sebagai “rumah pertama bagi warga dan perusahaan Taiwan yang bersedia tinggal di Tiongkok daratan”. Kebijakan khusus kepada warga Taiwan ini termasuk antara lain, membebaskan mereka dari kewajiban untuk mendaftarkan tempat tinggal sementara di Provinsi Fujian, juga mendorong warga Taiwan untuk mengajukan izin tinggal permanen di Fujian (yang dikeluarkan otoritas PKT). Selain itu, warga Kinmen di Xiamen dan warga Matsu di Fuzhou juga dapat menikmati perlakuan yang sama dengan warga (Tiongkok) lokal. Rancangan itu juga menegaskan bahwa otoritas PKT akan mempercepat pengembangan Zona Percobaan Komprehensif Pulau Pingtan, dan mendorong warga sipil Taiwan untuk membeli rumah di Provinsi Fujian, dan sebagainya.
Pada Juni tahun ini, Wang Huning, ketua Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok sudah menghembuskan berita bahwa otoritas akan segera mengeluarkan dokumen penetapan tentang “Fujian menjajaki integrasi lintas selat”.
Rancangan itu telah ditafsirkan oleh para analis sebagai perwujudan dari strategi PKT yang memanfaatkan cara katak rebus untuk “mencaplok Taiwan secara pelan-pelan”.
Pada awal Januari tahun ini, ada media Taiwan yang melaporkan bahwa alasan otoritas PKT tidak berencana untuk segera mengirim pasukan ke Taiwan adalah, karena Wang Huning sedang diminta untuk menyusun sebuah kerangka teori baru “menyatukan Taiwan” guna menggantikan kebijakan “satu negara dua sistem” yang tidak dicabut tetapi hidup segan mati tak mau.
Saat ini, perekonomian Tiongkok menghadapi resesi serius, ketidakpuasan warga sipil meningkat, dan Partai Komunis Tiongkok sedang berjuang untuk mengatasi situasi tersebut. Bahkan Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa PKT tidak lagi memiliki kemampuan untuk menyerang Taiwan akibat perekonomian Tiongkok berada dalam kondisi “kritis”.
Selain itu, Angkatan Roket (pasukan rudal) Tiongkok, yang dianggap sebagai kekuatan utama dalam invasi Taiwan, baru-baru ini mengalami pembersihan personil berskala besar, banyak perwira militer tingkat tinggi, termasuk komandan dan komisaris politik telah dicopot.
Belakangan, mantan menteri pertahanan Tiongkok Wei Fenghe dan Menhan Li Shangfu telah menghilang dari pemberitaan konon katanya terkena masalah dan sedang ditangani pihak berwenang. Sejumlah kejadian tidak sejalan dengan keinginan Xi Jinping ini membuat pihak luar percaya bahwa nafsu Partai Komunis Tiongkok dan Xi Jinping untuk mencaplok Taiwan juga akan menjadi turun karenanya. Atau Xi Jinping bermaksud mengganti metodenya dengan cara katak rebus, yaitu meletakkan katak hidup dalam bejana berair dingin untuk direbus pelan-pelan, agar katak tidak melompat keluar, tidak tahu bahayanya tetapi akan mati pelan-pelan. (sin)