oleh Ren Hao
Kementerian Tenaga Kerja AS merilis laporan terbaru pada Rabu (13 September), menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) AS Agustus tahun ini telah naik bulan ke bulan sebesar 0,6% dan naik tahun ke tahun sebanyak 3,7%.
Di antara kenaikan bulan ke bulan tersebut merupakan yang tertinggi dalam satu tahun terakhir. Di mana penyebabnya adalah terjadinya lonjakan harga bahan bakar. Pada Agustus, harga bensin AS telah naik 10,6%.
Tingkat inflasi inti Agustus jika tidak termasuk harga energi dan pangan, masih dianggap moderat, peningkatannya cuma 0,3% MoM. tapi tingkat kenaikan tahunannya adalah sebesar 4,3%, masih di atas target 2% yang ditetapkan oleh Federal Reserve.
Federal Reserve akan mengadakan pertemuan minggu depan untuk memutuskan apakah perlu melanjutkan kebijakan menaikkan suku bunga. Pasar secara umum memperkirakan bahwa tingkat inflasi inti yang relatif stabil di bulan Agustus akan mendorong Federal Reserve untuk menahan diri tidak menaikkan suku bunga.
Saat ini, belanja konsumen AS masih kuat, menunjukkan bahwa perekonomian AS tidak kehilangan momentum akibat Federal Reserve menaikkan suku bunga berturut-turut.
Pemenang Hadiah Nobel bidang ekonomi Paul Robin Krugman mengatakan : “Sektor wisata, perhotelan, restoran, semuanya sedang booming, juga perilaku konsumsi masyarakat memperlihatkan bahwa kondisi keuangan cukup baik”.
Dalam beberapa bulan mendatang, masih ada tekanan kenaikan harga minyak dan barang di AS yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keputusan Arab Saudi untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak dan kemungkinan pemogokan oleh Serikat Pekerja Otomotif AS.
Mengenai apakah Federal Reserve akan mempertahankan tingkat suku bunga saat ini hingga akhir 2023, atau memilih untuk menaikkan suku bunga lagi pada bulan November, saat ini pasar masih beredar berbagai perkiraan yang berbeda. (sin)