Chi Qianli dan Zhang Qiling – NTD Asia Pasific
Banjir dahsyat di Libya, negara di Afrika Utara memakan korban jiwa dalam jumlah besar. Menurut laporan, setidaknya ribuan orang meninggal dunia dan unit ambulans memperkirakan jumlah korban tewas bisa mencapai 20.000 orang.
Ini adalah kuburan massal di pinggiran Derna, Libya. Seorang staf mengatakan sekitar 3.000 jenazah dikuburkan dalam kuburan massal.
“Setiap hari saya melihat banyak mayat. Saya melihat orang-orang histeris. Orang-orang hanya bisa membawa mayat. Anak-anak berusia 16 tahun, 15 tahun, membawa ratusan mayat,” ujar seorang Warga Derna.
Sejauh ini, 3.840 orang telah tewas di Libya. Walikota Derna Abdulmenam Al-Ghaithi mengatakan kepada TV al-Arabiya bahwa dilihat dari daerah yang hancur akibat banjir, jumlah korban tewas di Derna mungkin mencapai 20.000 orang.
“Jalanan dipenuhi mayat, beberapa terdampar atau terkubur di bawah reruntuhan bangunan dan puing-puing. Hanya dalam dua jam, salah satu rekan saya menemukan di pantai Derna terdekat, lebih dari 200 mayat,” kata Manajer Forensik Regional Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk Afrika.
Namun saat ini, Libya menghadapi krisis lain, dimana kelompok bantuan seperti Doctors Without Borders (MSF) memperingatkan bahwa Libya berada di ambang “krisis kemanusiaan kedua” sebagai akibat dari meningkatnya risiko penyakit yang ditularkan melalui air serta kekurangan makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan. (Hui)