EtIndonesia. Makanan apa yang perlu dikonsumsi setelah seseorang divonis menderita kanker ?
Kita mudah terpengaruh oleh segala macam rumor. Ada orang yang mengatakan bahwa bawang putih baik untuk membunuh sel kanker, maka kita makan bawang putih sebanyak yang kita bisa. Keesokan harinya, kita mendengar orang bilang ubi jalar dapat membunuh sel kanker, maka kita kemudian juga ikut makan ubi .
Namun, sedikit yang kita tahu bahwa makanan apa pun itu merupakan pedang bermata dua, terlalu banyak makan bawang putih dapat menyebabkan gangguan pada lambung, Terlalu banyak ubi dapat menyebabkan usus menjadi kembung.
Ada juga orang yang tidak berani makan apa pun setelah didiagnosis dokter terkena penyakit kanker. Suatu ketika ia mendengar dari orang lain mengatakan bahwa daging ayam adalah karsinogen, maka mulai saat itu dia tidak lagi makan daging ayam. Keesokan harinya ketika dia mendengar ada orang yang mengatakan daging babi adalah makanan yang memicu kanker. Maka dia langsung berhenti memakannya. Tidak lama kemudian, dia mendengar dari orang lain bahwa makanan ini dan itu adalah karsinogen. Maka pilihan makanan yang tersisa tinggallah lobak dan sayuran.
Mengapa orang cenderung melakukan diet ekstrem ketika divonis menderita kanker ? Itu karena ketidaktahuan, sehingga lebih percaya kepada rumor yang beredar.
Coba tanyakan kepada dokter ahlinya, apakah memang ada makanan di dunia ini yang dapat membunuh sel kanker ?
Tentu saja tidak ada ! Tidak mungkin ada makanan yang bisa membunuh sel kanker. Jika ada makanan yang bisa membunuh sel kanker, pengobatan kanker menjadi sangat sederhana. Tidak perlu operasi, kemoterapi dan radioterapi sama sekali. Cukup dengan makan dan makan.
aftar makanan anti kanker yang beredar di internet cukup banyak, bahkan telah dibuatkan peringkatnya. Namun hal yang perlu kita ketahui adalah bahwa itu tidak dapat dipercaya. Karena tidak ada makanan di dunia yang dapat langsung membunuh sel kanker. Tidak ada satu pun makanan yang baik jika dikonsumsi secara berlebihan. Yang terbaik bagi kesehatan adalah menjaga variasi makanan dan menjaga gizi yang seimbang.
Jadi, kalau sudah mengidap penyakit kanker, jangan sampai tidak mau makan ini dan itu. Bolehkah makan daging ayam, ikan, telur dan sebagainya ? Tentu saja boleh ! Apakah boleh makan buah dan sayuran ? Tentu ! Bolehkan makan roti kukus dan nasi ? Sama saja, itu tidak bermasalah.
Hanya dengan menjaga keseimbangan gizi imunitas kita dapat ditingkatkan. Dengan meningkatnya imunitas kita baru dapat menjauhi penyakit kanker.
Bagaimana nutrisi yang dibutuhkan tubuh penderita kanker dapat terpenuhi bila takut mengkonsumsi makanan ini atau itu, tetapi hanya mengandalkan makan buah-buahan dan sayuran setiap harinya ? Dengan begitu kekebalan tubuh penderita akan semakin menurun, sehingga dia akan semakin sulit dalam mencegah penyebaran sel kanker.
Bagi orang yang kekurangan gizi, sebanyak apa pun bawang putih dan ubi yang dimakan setiap hari tidak akan membantu, dan kankernya akan tetap berkembang.
Ada juga orang yang mencoba mencegah kanker dengan mengonsumsi suplemen kesehatan, misalnya mendengar orang lain menginformasikan bahwa isoflavon yang diekstrak dari kedelai dapat melawan kanker, maka mereka membeli suplemen kesehatan isoflavon, namun apakah banyak mengonsumsi isoflavon berdampak positif bagi penderita ?
Tentu saja tidak, isoflavon kedelai merupakan salah satu jenis fitoestrogen. Sejak lama Badan Pengawas Obat dan Makanan Negara telah mengeluarkan pemberitahuan yang isinya menetapkan bahwa produk makanan kesehatan yang mengandung isoflavon kedelai perlu dilabeli sebagai makanan kesehatan yang tidak cocok bagi kelompok seperti anak-anak, wanita hamil dan menyusui, pasien kanker ginekologi, dan mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker ginekologi.
Jadi pasien dengan tumor ginekologi dan mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan tumor ginekologi sebenarnya tidak cocok untuk mengonsumsi isoflavon.
Semula isoflavon yang dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup melalui makanan, jika sengaja diperbanyak penyerapannya melalui mengonsumsi produk kesehatan, malah dapat menambah beban tubuh sehingga tidak kondusif untuk mencegah timbulnya penyakit kanker.
Pola makan bagi penderita kanker sebenarnya cukup sederhana, yaitu cukup perbanyak makanan yang bervariasi dan perhatikan keseimbangan gizi. Yang namanya pemicu penyebaran sel kanker itu sebenarnya tidak ada sama sekali.
Banyak orang mengasosiasikan makanan tertentu sebagai pemicu penyebaran sel kanker atau merangsang pertumbuhan tumor. Faktanya, tidak ada hubungan antara keduanya. Makanan yang disebut-sebut sebagai pemicu itu adalah istilah yang digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Istilah ini terutama digunakan untuk menggambarkan makanan yang menyebabkan reaksi alergi. Misalnya, beberapa orang alergi terhadap telur ayam, jadi telur merupakan makanan yang menyebabkan reaksi alergi. Bagi mereka yang alergi terhadap udang, maka udang adalah makanan yang menyebabkan reaksi alergi.
Namun, beberapa makanan seperti junk food, makanan yang diasamkan, makanan yang dipanggang, makanan yang diasap, makanan yang digoreng, dan makanan yang berjamur. Tentu saja makanan tersebut tidak boleh dikonsumsi karena sering kali mengandung zat karsinogen dalam jumlah tertentu. Makan terlalu banyak junk food akan mudah menyebabkan penyakit kanker.
Bagi penderita kanker, pemilihan terhadap makanan terutama ditekankan pada yang lebih segar. (sin/yn)
Sumber: aboluowang