EtIndonesia. Seringkali yang muda dan cantik menjadi bagian dari kisah cinta – di layar lebar, di halaman novel roman, atau di Internet.
Namun dalam cerita ini, pasangan lansia menjadi inspirasi bagi seorang wanita yang menunjukkan kepada kita arti cinta dan romansa yang sebenarnya.
Emily Hime bercerita tentang beberapa bulan terakhir kehidupan neneknya. Saat yang menyedihkan, tetapi pada saat yang sama, seperti yang dia katakan, dia “diberkati untuk mengalami sesuatu yang indah” – cinta tanpa syarat antara kakek dan neneknya.
Emily menceritakan kepada Love What Matters bahwa keluarganya selalu menggoda kakeknya bahwa dia tidak akan bertahan hidup tanpa Nenek. Dia melakukan segalanya untuknya, tapi di bulan-bulan terakhir hidupnya perannya terbalik.
“Hal ini membuatku sadar bahwa kisah cinta paling romantis bukanlah Romeo dan Juliet… tapi Nenek dan Kakek menjadi tua bersama.”
“Kakeklah yang berada di sisi Nenek selama masa tersulit dalam hidupnya. Dia belajar menyiapkan makanan, mencuci pakaian, dan memasak untuknya sementara dia menjalani enam putaran kemoterapi.”
“Kakeklah yang memegang tangannya, menghadiri setiap janji dengan dokter, dan hanya meninggalkan rumah ketika ada yang menggantikannya karena dia tidak ingin dia duduk sendirian bahkan untuk beberapa menit.”
Emily mengatakan bahwa staf di rumah sakit terus-menerus mengomentari pengabdiannya kepadanya dan semua orang senang melihat mereka bersama.
Dia menemani istrinya setiap hari saat istrinya berada di rumah sakit. Dia memegang tangannya kapan pun dia bisa, mencium keningnya, dan memanfaatkan setiap momen yang mereka tinggalkan bersama, kenang Emily.
Cucu perempuan yang pengasih itu memperhatikan mata kakeknya berkaca-kaca setiap kali dia mengira istrinya mungkin merasa tidak nyaman atau kesakitan.
Neneknya juga menderita beberapa kali stroke dan tubuhnya menjadi lemah, namun setiap hari dia menceritakan betapa cantiknya dia.
“Cinta abadi seperti inilah yang mereka miliki. Cinta yang kita semua dambakan. Bulan depan 60 tahun pernikahan mereka, namun 60 tahun tidaklah cukup,” tulis Emily.
“’Oh, kamu sangat berharga, selamat malam sayangku,’ adalah kata-kata terakhir yang dia ucapkan padanya.”
Emily mengatakan kakek dan neneknya bertemu di klub bersepeda di Inggris pada usia 20-an. Namun kini mereka telah “bersaing bersama dalam perlombaan yang paling penting”.
“Mereka memenangkan perlombaan terbesar, cinta bersama seumur hidup. Dan sungguh suatu berkah menyaksikan kisah cinta yang indah ini dan dapat mengabadikan salah satu momen berharga terakhir mereka bersama.”
Saya sangat senang Emily membagikan kisah indah ini. Dia menunjukkan kepada kita arti cinta yang sebenarnya. Tolong bagikan. (yn)
Sumber: stimmung