oleh Zhang Ting
“Ini bukan perang, tetapi pembantaian keji terhadap penduduk”, kata seorang perwira militer Israel di sebuah peternakan di wilayah perbatasan. Kekejaman mengerikan yang dilakukan oleh anggota militan Hamas di desa tersebut berada di luar imajinasi siapa pun : Seluruh keluarga dibantai di tempat tidur mereka, sekitar 40 orang bayi dan anak-anak dibunuh dalam pembantaian tersebut oleh orang-orang Hamas yang bersenjata, beberapa di antaranya bahkan dipenggal kepalanya. Tentara mendatangi setiap rumah untuk mengeluarkan jenazah-jenazah tersebut.
Kfar Aza, sebuah daerah peternakan di selatan Israel yang dekat perbatasan adalah salah satu daerah yang paling banyak dibantai oleh teroris. Pada hari Selasa, Pasukan Pertahanan Israel membawa media internasional ke sana agar dunia dapat menyaksikan kebrutalan teroris.
Komunitas kecil yang dulunya aktif ini, telah dihancurkan sepenuhnya oleh teroris. Setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada Sabtu (7 Oktober), lebih dari 70 teroris bersenjata masuk ke lokasi tersebut dan melakukan pembunuhan besar-besaran.
Setelah sebagian besar militan Hamas dibunuh, pada 10 Oktober, tentara Israel pergi dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan jenazah warga sipil. Karena banyaknya jebakan yang ditinggalkan oleh anggota militan Hamas, jadi banyak tantangan yang harus dihadapi tentara Israel untuk memeriksa setiap rumah. Mereka bahkan mengimbau media untuk menjauhi beberapa kawasan yang belum dibersihkan dari bahan peledak.
Seorang reporter dari “i24NEWS”, sebuah saluran TV yang berbasis di Tel Aviv, Israel melaporkan di lokasi kejadian, bahwa ketika tentara sedang mengangkut jenazah, mereka melihat pemandangan mengerikan yang tak terbayangkan : Para korbannya termasuk sekitar 40 orang bayi dan anak-anak kecil, beberapa di antaranya telah dipenggal kepala. Udara dipenuhi bau tak sedap dari jenazah.
Sampai berita diturunkan belum jelas berapa banyak orang yang terbunuh dalam komunitas kecil itu, karena tentara masih mengumpulkan dan mengeluarkan jenazah.
“i24NEWS” melaporkan bahwa banyak tentara di sini yang dipanggil untuk melakukan tugas cadangan. Mereka terlihat aktif saling menghibur setelah menyaksikan adegan keji ini. Meskipun sebelum tiba di TKP para tentara tugas cadangan ini telah mempersiapkan mental untuk skenario terburuk, tetapi apa yang terlihat di depan mata tetap saja membuat mereka sulit menerima kesadisan Hamas, yang tega-teganya memenggal kepala bayi dan menembak mati seluruh keluarga di atas tempat tidur mereka.
Para teroris menggunakan senjata seperti senjata api, granat, dan pisau untuk membunuh warga sipil tak berdosa yang tidak bersenjata. Para wartawan melihat pintu-pintu rumah warga dibiarkan terbuka, kereta bayi ditinggalkan dan trotoar dipenuhi puing-puing tembakan roket. Teroris juga membakar rumah-rumah untuk memaksa warga yang bersembunyi di dalam untuk keluar lalu dibantai.
“Anda dapat melihat bayi, ibu, ayah meninggal di kamar tidur, di ruang pengungsian, dan Anda dapat melihat bagaimana teroris membunuh mereka”, kata komandan IDF Itai Veruv.
“Ini bukan perang. Di sini juga bukan medan perang, ini adalah sebuah pembantaian, adalah serangan teroris.”
“Ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat seumur hidup saya”, kata Itai Veruv.
“Di masa lalu kami sering membayangkan cerita bagaimana nenek dan kakek kami selama Holocaust di Eropa dan di tempat lain. Tetapi (pembantaian) ini adalah sesuatu yang belum pernah terlihat dalam sejarah modern ini”.
Di luar sebuah rumah kecil, sesosok jenazah warga terlihat dari satu kakinya yang tertimbun puing. Bantal dan barang lainnya berserakan dalam rumah.
Beberapa rumah hampir hancur total akibat serangan bom, tembok-temboknya runtuh dan hangus terbakar.
Seorang tentara berteriak kepada wartawan internasional : “Beritakan kepada dunia apa yang Anda lihat di sini”.
Karena lokasinya di perbatasan, daerah pertanian kecil tersebut tetap menjadi zona berbahaya, dan tentara IDF masih beroperasi di wilayah tersebut untuk menjaga kemungkinan adanya teroris yang tersisa. Roket terus terbang di atas kepala dengan deruan mortir yang cukup jelas. Dari kejauhan tembakan artileri dari dekat tembok perbatasan masih saja terdengar. (sin)