EtIndonesia. Membangun sebuah keluarga adalah impian seumur hidup bagi banyak pasangan yang seringkali cukup mudah untuk diwujudkan. Namun, Taylah Tudehope-Glachan dan suaminya Sean tidak menyangka bahwa mereka tidak akan menjadi orangtua karena diagnosisnya.
Menurut 7News, Taylah yang berusia 28 tahun hidup dengan endometriosis dan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Menurut Mayo Clinic, endometriosis terjadi ketika jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim tumbuh di luar dan mempengaruhi ovarium, saluran tuba, dan jaringan yang melapisi panggul.
Menjadi penderita PCOS juga berarti Taylah mengalami menstruasi tidak teratur dan siklus ovulasi yang silih berganti.
Dilaporkan bahwa karena masalah kesehatannya, sulit baginya untuk hamil secara alami.
Jadi, dalam upaya mewujudkan impian mereka – setelah setahun gagal – Taylah dan suaminya yang berusia 28 tahun beralih ke IVF.
Pasangan ini telah diberikan keajaiban awal Natal – guru sekolah itu telah melahirkan bukan hanya satu, tapi empat anak yang sehat.
Membahas saat dia mengetahui bahwa dia mempunyai anak kembar empat, Taylah berkata: “Ahli sonografi mengayunkan tongkatnya ke perut saya dua atau tiga kali dan mulai menghitung bayi dengan suara keras. Saya belum pernah melihat bagian putih mata Sean sebanyak ini.”
Dia menambahkan bahwa ahlis sonografi tersebut meletakkan tangannya di atas kakinya dan berkata: “Saya tidak tahu caranya, tetapi ada empat.”
“Dia [ahli sonografi] menghitung empat dengan suara keras.”
Dilaporkan bahwa setiap bayi memiliki plasenta dan kantungnya sendiri di dalam rahim dan pakar kesehatan mampu mengisolasi setiap detak jantung.
Setelah menyadari dirinya mengandung anak kembar empat, Taylah kemudian menjalani pemeriksaan dengan dokter spesialis dan berbagai pemeriksaan lainya.
Pada pemindaian selama 16 minggu, pasangan tersebut mengetahui jenis kelamin anak-anak mereka ketika mereka diberikan catatan di dalam amplop oleh ahli sonografi.
“Kami membuka amplop di dalam mobil,” jelas Taylah. “Saya menebak tiga laki-laki dan satu perempuan dan Sean mengira empat laki-laki. Anak laki-laki adalah keturunan dalam keluarga kami.”
“Q1, perempuan, Q2, laki-laki, Q3, laki-laki, Q4, laki-laki,” Sean rupanya membacakan dengan lantang.
Sayangnya, keajaiban kehamilan ini tidak berjalan mulus bagi wanita berusia 28 tahun itu.
Pada minggu ke-24, sang ibu dirawat di Rumah Sakit Royal North Shore di Sydney selama tujuh minggu.
Rawat inap di rumah sakit terjadi setelah dokter menemukan bahwa leher rahimnya telah memendek.
Menjelaskan cobaan berat tersebut, Taylah berkata: “Hal ini tentunya berdampak buruk pada tubuh saya, punggung saya, tetapi juga mental, karena berada jauh dari rumah.
“Tetapi keluarga saya, teman-teman dan staf (rumah sakit) semuanya sangat baik dan mendukung.”
Setelah sekian lama jauh dari rumahnya, pada 7 Desember Taylah melahirkan bayinya.
Dia dan Sean telah menamai anak-anak mereka Daisy, Archie, Billy, dan Charlie – tapi jangan berharap dia akan menambahkan nama lagi ke anak-anaknya.
“Empat dan selesai,” katanya kepada publikasi tersebut.
Selamat kepada pasangan yang berbahagia!(yn)
Sumber: tyla