Perbaikan Tanggul Jebol dan TMC, Jadi Strategi Penanganan Banjir Demak

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto kembali sambangi wilayah terdampak banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada Rabu (20/2/2024).

Mengawali kunjungan kerjanya kali ini, Suharyanto meninjau Posko Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang berada di Bandara Ahmad Yani, Semarang. TMC merupakan upaya yang dilakukan oleh BNPB bersama lembaga lain untuk mengurangi curah hujan yang akan turun di wilayah Demak, sebagai salah satu langkah tambahan dalam proses penanganan banjir. 

“Salah satunya (upaya penanganan dengan) TMC, jadi kalo saat El Nino, TMC fokus untuk mendatangkan hujan menyiram api yang membakar lahan dan hutan. Sekarang TMC digunakan untuk mengalihkan hujan, sudah dilakukan mulai tanggal 15 sampai hari ini sudah enam hari berturut-turut sudah ada 18 sorti atau 18 ton garam yang disebar,” kata Suharyanto setelah meninjau pesawat yang digunakan untuk TMC dalam siaran pers Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.  

“Alhamdulillah beberapa hari ini tidak ada hujan dan membantu saat proses penutupan tanggul sekarang tanggul sudah tertutup,” imbuhnya.

Suharyanto menjelaskan, proses penanganan banjir di Demak cepat terkendali salah satunya berkat TMC dan penutupan tanggul.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau perbaikan tanggul Sungai Wulan yang sempat jebol beberapa waktu lalu di wilayah Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada Rabu (21/2). (Dok BNPB)

“Sumber masalahnya, tanggul Sungai Wulan jebol, karena jebolnya cukup luas dan lebar hamir 30 meter. Saat awal kemajuannya tidak signifikan, karena air sangat besar dari sungai dan hujan turun terus, jika itu tidak diatasi sumbernya maka tidak selesai. Kita kerja sama dengan PUPR, PUPR fokus pada penutupan tanggul, kami BNPB mengurangi sumber air dari hujan,” ucap Suharyanto.

Kedatangan Suharyanto merupakan yang kedua kalinya, ini sebagai representatif pemerintah pusat terus melakukan penanganan secara cepat dan tepat sehingga masyarakat terdampak tidak berlarut-larut dalam kesulitan.

“Tentu saja dalam tahap darurat langkah-langkah yang dilakukan ketika banjir secara paralel sudah dilakukan semua. Saat awal-awal ada kekurangan dan kelemahan, tapi setiap hari kita perbaiki. Pertama saat banjir kita selamatkan dulu masyarakat yang terdampak, saat banjir dua mingguan lalu ada 22 ribu orang terdampak, kita siapkan 50 titik pengungsian ada yang mengungsi di gedung pertemuan, sekolah, tenda-tenda baik komunal maupun perorangan” tuturnya.

“Perhari ini kita yakinkan untuk tempat penampungan (pengungsi) rata-rata sudah lebih baik. Kemudian kebutuhan dasar bagi pengungsi juga terpenuhi seperti makan, minum, MCK dan tidak ada laporan terkait penyakit di pengungsian,” tambah Suharyanto.

Dalam penanganan bencana, keterlibatan pentaheliks sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses di setiap kejadian bencana. Kali ini BNPB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) bahu membahu menerjunkan pompa air untuk mempercepat surutnya debit air yang merendam rumah warga dan jalan umum.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau perbaikan tanggul Sungai Wulan yang sempat jebol beberapa waktu lalu di wilayah Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada Rabu (21/2). (Dok BNPB)

“Air yang ada di perkotaan setinggi rumah dan menenggelamkan kendaraan sudah relaif surut. Tapi surutnya tidak bisa dibiarkan secara alami, prediksi kalau hanya dibiarkan itu sampai dua bulan baru surut. Kalau dua bulan penderitaan masyarakat semakin dalam, sehingga kita pompa, kita mengerahkan puluhan pompa. Kerjasamanya bagus, dari BNPB, PUPR dan BPBD se-Jawa Tengah sangat kompak, jadi pompa dari Semarang, Kudus dan Jepara dipakai untuk membantu menguras air,” jelas Suharyanto.

“Dalam satu detik dapat mengalirkan 250 liter per alat, kalau masif mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalau lama bisa surut. Ini untuk menyelamatkan permukiman, jalur transportasi dan sawah masyarakat. Banyak sawah terendam dengan hujan dihentikan, air dipompa jadi surut. Banyak padi-padi yang bisa diselamatkan untuk panen di awal tahun 2024,” imbuhnya.

Sejumlah warga mulai menjemur barang-barang yang sempat terendam banjir di wilayah Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada Rabu (21/2).

Suharyanto mengungkap, BNPB juga akan menyiapkan perbaikan rumah bagi warga yang terdampak banjir sesuai dengan tingkat kerusakan yang dialami.

“Seperti bencana di tempat lain, kena banjir juga akan diberikan. Nanti ada spesifikasi rusak berat 60 juta, rusak sedang 30 juta dan rusak ringan 15 juta. Nanti itu tahap berikutnya setelah tanggap darurat memasuki rehabilitasi dan rekonstruksi,” pungkasnya.

Rangkaian giat Kepala BNPB berikutnya meninjau lokasi pengungsian di SMK Ganesha Kabupaten Demak, untuk melihat langsung bagaimana pemenuhan kebutuhan bagi para pengungsi dan berdiskusi bersama masyarakat serta memberikan simbolis bantuan sembako.

Kemudian dirinya bertolak ke lokasi yang masih tergenang banjir di wilayah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, untuk melihat proses penyedotan air dengan menggunakan pompa air dan ke lokasi perbaikan tanggul di Sungai Wulan yang sedang dalam proses pekerjaan pasca terdampak banjir beberapa waktu lalu.

Sejumlah warga mulai menjemur barang-barang yang sempat terendam banjir di wilayah Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada Rabu (21/2).

Di akhir kunjungan, Suharyanto bersama perwakilan forkompimda Kabupaten Demak dan pihak terkait lainnya, menggelar rapat koordinasi progres penanganan darurat bencana banjir Demak di Pendopo Bupati Demak, guna membahas evaluasi dan langkah-langkah penanganan lebih lanjut untuk mempercepat penanganan.

Pada kegiatan rapat koordinasi, BNPB memberikan tambahan bantuan logistik peralatan kepada Pemerintah Kabupaten Demak berupa paket sembako 100 pcs, selimut 7.500 pcs, matra 7.500 pcs, Kasur lipat 1.000 pcs, pompa alkon 10 pcs dan pompa mobil 1 unit. Bantuan operasional juga diberikan kepada Korem 073/Makutarama senilai 250 juta rupiah dan kepada Kodam IV/Diponegoro senilai 500 juta rupiah. (bnpb/asr)