Trump : Nikki Haley Ingin ‘Bergabung dengan Tim Kami Melalui Berbagai Perannya’

oleh Chase Smith, diterjemahkan Li Haoyue

Mantan Gubernur Carolina Selatan Nikki Haley yang bersaing dengan mantan Presiden Donald Trump dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik pada tahun ini mengumumkan, bahwa dia akan memberikan suaranya kepada Trump. Trump mengatakan, dia percaya bahwa Haley akan bergabung dengan timnya melalui berbagai perannya.

Nikki Haley pernah menjabat sebagai duta besar PBB pada era pemerintahan pertama Presiden Trump. Pada Rabu (22 Mei), dalam pidato pertamanya sejak mengundurkan diri dari pencalonan, dia menyatakan bahwa dirinya akan mendukung lawan saingannya sekaligus mantan bosnya Donald Trump. Di samping itu, ia juga mengatakan bahwa masa jabatan Presiden Joe Biden sebagai “bencana”.

Berbicara dalam wawancaranya dengan media “News 12 New York: setelah kampanye di The Bronx, Presiden Trump memberikan tanggapan atas dukungan publik baru-baru ini kepada dirinya setelah Haley menyatakan mundur dari pilpres.

Trump merespons secara agresif ketika dirinya ditanya tentang kemungkinan Haley bergabung dengan timnya atau bahkan menjadi pilihannya. “Yah, saya pikir dia akan bergabung dengan tim kami karena kami memiliki banyak kesamaan pandangan dan ide”, kata Presiden Trump. “Saya menghargai apa yang dia katakan. Anda tahu, kami pernah menjalani kampanye yang ketat, kampanye yang sangat ketat, tapi dia adalah orang yang sangat cakap dan saya yakin dia pasti akan bergabung dengan tim kami melalui beberapa perannya.”

Meskipun keduanya pernah terlibat dalam persaingan dan perdebatan sengit di pemilihan pendahuluan, namun dukungan yang diberikan Haley kepada Trump tersebut menandai perubahan besar dalam hubungan keduanya di hadapan publik. Perubahan sikap Haley menunjukkan bahwa Partai Republik AS lebih bersatu melawan pemerintahan saat ini, dan hal ini menandai langkah strategis untuk memperkuat dukungan dari kaum konservatif menjelang pemilu.

Trump terus menolak menyebutkan nama tiga calon wakil presiden teratasnya selama wawancara itu, namun ia sebelumnya mengungkapkan bahwa nama Nikki Haley tidak ada dalam daftar calon wakil presidennya.

Mantan presiden tersebut juga mengatakan dalam wawancara sebelumnya, bahwa pada akhir musim panas tahun ini mungkin dirinya baru akan mengumumkan kandidat pilihannya di Konvensi Nasional Partai Republik (RNC).

Dukungan Haley

“Saya akan menempatkan prioritas saya pada pemerintahan yang dapat mendukung sekutu kami dan meminta pertanggungjawaban lawan-lawan dan presiden yang menjamin keamanan perbatasan negara kita”, kata Haley dalam sebuah pembicaraan di Institut Hudson, sebuah lembaga pemikir di Washington. Saat ini Nikki Haley adalah Ketua Walter P. Stern di Institut Hudson.

“Tidak ada alasan”, katanya, “Bagi seorang presiden yang mendukung kapitalisme dan kebebasan, seorang presiden yang memahami bahwa kita memerlukan lebih sedikit utang, bukan lebih banyak utang. Trump tidak sempurna dalam kebijakan-kebijakan ini, tapi Biden adalah bencana, jadi saya akan memilih Trump”.

Haley mendesak Presiden Trump untuk menjangkau para pendukungnya.

Meskipun kampanyenya telah berakhir, ia masih memperoleh dukungan dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik di AS. Pekan lalu, Haley memperoleh 20% suara dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik di Maryland dan 18% di Nebraska. Awal bulan ini, dia memenangkan 22% suara dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik di Indiana.

Haley mengkritik kebijakan luar negeri Partai Demokrat dan Republik, terutama ketika menyangkut potensi ancaman terhadap Taiwan dari Israel, Ukraina, dan Tiongkok. Dia menekankan perlunya mengatasi masalah domestik dan internasional secara bersamaan untuk mencegah musuh semakin kuat.

Selama pidatonya di Institut Hudson, Haley mengecam Presiden Biden dan kebijakan luar negeri Partai Demokrat dan Republik.

Haley mengutuk tanggapan Partai Demokrat terhadap perang Israel-Hamas. Dia mencontohkan keputusan Presiden Biden untuk menangguhkan pasokan sejumlah senjata karena kekhawatiran bahwa Israel akan menggunakan bom dan amunisi di kota Rafah, Gaza selatan. Haley juga percaya bahwa beberapa kamp Hamas yang tersisa masih berbasis di Rafah.

Dia juga mengkritik tanggapan Presiden Biden terhadap perang di Ukraina, menuduhnya tidak menyediakan pasokan yang dibutuhkan Kyiv.

Haley memperingatkan bahwa Tiongkok memperhatikan bagaimana Amerika Serikat merespons perang di Ukraina. Hal ini dapat menghalangi atau justru mendorong Beijing untuk menyerang Taiwan. (sin)