oleh Zhang Ting
Sebuah rekaman video di medan perang Ukraina yang baru dirilis menunjukkan bahwa kendaraan lapis baja tahan ranjau buatan Amerika Serikat “MaxxPro” mengalami serangkaian serangan artileri dari tentara Rusia, tetapi masih dapat meneruskan perjalanannya.
Peristiwa tersebut terjadi di daerah Chasiv Yar yang merupakan bagian dari wilayah Donetsk, Ukraina. Pertempuran sengit antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung di sini dalam beberapa bulan terakhir.
Rob Lee, peneliti senior di Foreign Policy Institute, memposting sebuah rekaman video di platform media sosial “X” yang memperlihatkan sebuah kendaraan lapis baja anti ranjau buatan AS “MaxxPro” yang sedang berjalan di daerah Chasiv Yar mengalami serangan berkali-kali tetapi masih berhasil lolos dari pemboman pasukan musuh.
Video of a Ukrainian MaxxPro MRAP surviving multiple UAV and mortar strikes in the Chasiv Yar area.https://t.co/4Kd6JKRwNh pic.twitter.com/WhnSphVu0x
— Rob Lee (@RALee85) May 31, 2024
Video tersebut menyoroti kondisi berbahaya di ruas jalan ini. Dalam video tersebut, tampak di pinggir jalan ada kendaraan militer lainnya yang hancur terkena serangan.
Media “The Epoch Times” tidak dapat memverifikasi secara independen di mana atau kapan video tersebut direkam.”
Nir Kahn, mantan Kepala Desain di Plasan Corporation, melampirkan postingan video Rob Lee di Platform “X” dan membubuhkan komentar : “Saya sangat bangga telah ikut serta dalam merancang MRAP Navistar MaxxPro. Ia (MaxxPro) telah menyelamatkan nyawa ribuan orang, Dan sekarang juga demikian di Ukraina”.

Kendaraan tempur di dunia yang paling tahan terhadap serangan ranjau dan penyergapan
MaxxPro dirancang bersama oleh perusahaan AS Navistar Defense dan perusahaan Israel Plasan Sasa. MaxxPro adalah bagian dari program Kendaraan Tahan Ranjau Tahan Penyergapan (Mine-Resistant Ambush Protected. MRAP) militer AS.
Menurut laporan “Business Insider”, tahun lalu Pentagon telah mengumumkan rencana AS untuk mengirimkan 200 unit kendaraan lapis baja MaxxPro yang bernilai USD.625 juta sebagai bagian dari bantuan militer kepada Ukraina.
Menurut situs Navistar Defense, MaxxPro pada awalnya dirancang untuk melindungi personel tempur dan mengurangi korban akibat alat peledak improvisasi (IED) di Irak. Setelah bertahun-tahun melakukan perbaikan teknis, MaxxPro akhirnya menjadi kendaraan beroda yang paling mudah beradaptasi dan bertahan di medan perang.
Navistar Defense mengatakan MaxxPro MRAP melindungi personel terhadap tembakan senjata balistik, ledakan ranjau, alat peledak rakitan, dan ancaman lain yang muncul.
Kabarnya, bahwa struktur kendaraan yang berbentuk V-nya memungkinkan kendaraan mengarahkan sebagian besar daya ledakan ke samping saat menghadapi ledakan, sehingga mengurangi dampak langsung terhadap kompartemen penumpang untuk melindungi personel yang berada dalam kendaraan.
MaxxPro dibuat dengan mempertimbangkan kesiapan tempur, menggunakan suku cadang standar untuk perbaikan dan pemeliharaan cepat. Kendaraan tersebut mampu menampung 12 orang. Navistar mengatakan bahwa di menara tembaknya dilengkapi dengan sebuah senapan mesin 7,62 atau 12,7 mm.

MaxxPro hampir tidak bisa dihancurkan
MaxxPro memainkan peran penting di medan perang Ukraina. Pada Juni tahun lalu, tentara Brigade Mecha ke-68 Ukraina terjebak ketika mencoba maju menuju desa Blahodatne di wilayah Kherson di Ukraina selatan.
Meskipun beberapa tentara terbunuh oleh tembakan senapan mesin ketika mereka mencoba melarikan diri, yang lain di dalam kendaraan MaxxPro berhasil melarikan diri meskipun ada tembakan bertubi-tubi dari musuh.
“Bagi orang Rusia, MaxxPro bagaikan sepotong kain merah. Mereka mencoba segala cara untuk menargetkannya, tetapi mereka hampir tiba bisa dihancurkan”, kata seorang tentara Ukraina bernama Stepan.
Salah satu kendaraan terkena peluru dan satu lagi terkena mortir, namun “semua orang di dalamnya selamat”, kata Stepan. “Kendaraan tersebut benar-benar menyelamatkan nyawa tentara kita.”
Situs web militer “Defense Blog” menebutkan, bahwa kemampuan MaxxPro yang mampu menahan serangan berat dan terus beroperasi menyoroti ketahanan kendaraan tersebut dan pentingnya teknologi militer canggih dalam peperangan modern. (sin)
(Artikel ini merujuk pada laporan dari Business Insider.)