Fokus Baru Perang Dagang AS – Tiongkok : Membebaskan Rantai Pasokan Grafit dari Ketergantungan Tiongkok

oleh Zheng Xiaoqi

Grafit adalah salah satu komponen utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik dan telah menjadi fokus baru perang dagang AS – Tiongkok. Pemerintah Amerika Serikat sedang menekan produsen kendaraan listrik dan baterai untuk secepatnya membangun rantai pasokan baru bagi anoda grafit, yang merupakan komponen utama baterai kendaraan listrik dengan tujuan untuk membebaskan diri dari ketergantungan terhadap Tiongkok.

Pada 9 Juni “Financial Times” yang mengutip pengumuman Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) memberitakan, bahwa mulai bulan depan AS akan mengenakan tarif sebesar 25% terhadap anoda grafit alami dan sintetis yang diimpor dari Tiongkok. Sedangkan pada 14 Mei, USTR mengumumkan bahwa pengenaan tarif 25% terhadap grafit alami (salah satu bentuk karbon) yang diproses di Tiongkok akan mulai diberlakukan pada tahun 2026.

Anoda bubuk, yang digunakan untuk menyimpan muatan dalam baterai lithium-ion, paling banyak dibuat dari campuran grafit alami dan sintetis.

Pada tahun 2022, Presiden Biden menandatangani Undang-Undang Pengurangan Inflasi (Inflation Reduction Act. IRA) yang menetapkan bahwa kendaraan energi baru yang memenuhi syarat dapat menikmati insentif pajak hingga USD.7,500,-. Untuk memastikan otonomi dan keamanan rantai pasokan, undang-undang tersebut mensyaratkan bahwa seluruh kendaraan harus dirakit di Amerika Serikat, dan sejumlah bahan mentah utama untuk komponen baterai harus ditambang atau diproses di Amerika Serikat.

Berdasarkan UU. Inflasi tersebut, pemerintah AS juga telah memberikan beberapa pengecualian. Artinya, hingga akhir tahun 2026, konsumen AS yang membeli kendaraan listrik dengan baterai yang dilengkapi grafit Tiongkok masih dapat menikmati insentif pajak hingga USD.7.500,-.

Georgi Georgiev, analis bahan baterai di perusahaan konsultan “Fastmarkets” mengatakan, grafit telah menjadi titik lemah dalam konfrontasi perdagangan AS – Tiongkok.

Meskipun grafit alam relatif melimpah, namun hampir semua pemrosesan grafit alam dan 98% produksi grafit sintetik yang saat ini digunakan dalam anoda tingkat baterai masih dilakukan di daratan Tiongkok.

Georgiev menambahkan : “Pemerintah AS terpaksa mengakui bahwa jika ada kendaraan yang memenuhi syarat untuk insentif pajak IRA, maka dalam jangka pendek ini produsen baterai masih membutuhkan grafit Tiongkok”. “Tetapi pemerintah AS bertekad untuk menutup celah ini sesegera mungkin, dengan memberi perusahaan waktu beberapa tahun untuk secepatnya membangun rantai pasokan yang baru”.

Ross Gregory, mitra konsultan “New Electric Partners” yang berbasis di Seoul menunjukkan bahwa anoda yang menyumbang sekitar 50% volume hanya menyita 10% dari biaya baterai.

“Akibatnya, baik produsen kendaraan listrik non-Tiongkok, produsen baterai, dan produsen bahan baterai, hampir semuanya mengabaikan upaya pengamanan terhadap sumber energi alternatifnya, bahkan setelah IRA disahkan tahun 2022”. Dia menambahkan : “Kini Washington sedang mencoba untuk menerapkan pengecualian tarif dan kelonggaran penggunaan grafit asal Tiongkok yang akan berakhir dalam beberapa tahun, untuk memaksa mereka mengambil tindakan”.

Para analis mencatat bahwa AS adalah eksportir kokas jarum, sejenis grafit buatan yang digunakan untuk membuat grafit sintetis, dan industri AS seharusnya mampu dalam waktu 3 hingga 4 tahun mengubah fasilitas yang ada untuk memproduksi bubuk anoda tingkat baterai. Beberapa analis optimis juga mengatakan bahwa grafit alam dapat ditemukan di seluruh dunia, dengan simpanan yang cukup besar di Kanada dan Mozambik.

NOVONIX Limited, perusahaan bahan dan teknologi baterai terkemuka, mengatakan pada 31 Mei bahwa grafit buatan saat ini merupakan bahan anoda utama yang digunakan dalam baterai lithium-ion. Keputusan yang diambil pemerintah AS ini sangat penting artinya bagi membangun rantai pasokan lokal yang telah didominasi oleh Tiongkok selama beberapa dekade terakhir. Proses produksi grafit buatan NOVONIX difokuskan pada produksi skala besar dan berkelanjutan untuk memajukan rantai pasokan baterai di Amerika Utara.

Namun Fastmarkets memperkirakan bahwa pada 2030, hanya 40% permintaan anoda grafit AS yang akan dipenuhi oleh proyek yang sesuai dengan IRA.

“Membangun rantai pasokan anoda yang terbebas dari ketergantungan Tiongkok yang sesuai dengan IRA adalah hal yang perlu dilakukan, dan pada akhirnya hal ini pasti akan terwujud”, tambah Gregory. “Tetapi prosesnya akan lambat dan modalnya besar”.

Pada April tahun ini, para penambang grafit Amerika Serikat melobi pemerintah untuk melawan monopoli Tiongkok pada bahan-bahan utama baterai kendaraan, meminta pemerintah mengenakan tarif sebesar 25% terhadap 3 produk grafit Tiongkok. Para penambang grafit AS ini mengatakan, bahwa membiarkan grafit mengalir bebas dari Tiongkok ke Amerika Serikat akan merugikan peluang mereka untuk meningkatkan modal karena produsen mobil AS yang memperoleh grafit murah dari Tiongkok, mungkin akan menghindari perjanjian offtake dengan mereka di kemudian hari. (sin)