Ratusan Ribu Ton Air Beku Ditemukan di Mars

EtIndonesia. Pencarian kehidupan di Mars terus berlanjut, namun para ahli telah menemukan – yang sangat mengejutkan bagi semua orang yang mengira itu adalah batu kering yang meluncur melintasi ruang angkasa – bahwa ribuan ton air es telah ditemukan di permukaannya.

Planet Merah ternyata adalah rumah bagi embun beku di puncak gunung berapi di planet ini.

Penelitian baru menyelidiki wilayah Tharsis Mars, yang merupakan pegunungan terbesar di seluruh tata surya.

Pegunungan tersebut terletak di garis khatulistiwa planet ini dan pada bulan-bulan yang lebih dingin, embun beku dapat mengandung 150.000 ton air.

Ini merupakan perkembangan yang luar biasa, terutama mengingat tanda-tanda air adalah indikator terpenting potensi kehidupan di alam semesta.

Baru-baru ini dikemukakan bahwa para ilmuwan mengetahui bahwa Mars adalah rumah bagi air cair setidaknya selama 200 juta tahun – tetapi embun beku yang ada dalam jumlah tersebut saat ini berpotensi jauh lebih signifikan.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience menunjukkan bahwa embun beku mengembun setiap malam di pegunungan, sebelum terbakar dan menguap di panasnya pagi hari.

Penulis utama studi tersebut, Adomas Valantinas dari Brown University, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan: “Kami pikir tidak mungkin embun beku terbentuk di sekitar ekuator Mars, karena campuran sinar matahari dan atmosfer tipis membuat suhu pada siang hari relatif tinggi baik di permukaan maupun di puncak gunung — tidak seperti apa yang kita lihat di Bumi, di mana kita mungkin akan melihat puncak-puncak yang membeku.”

Valantinas menambahkan: “Apa yang kami lihat mungkin merupakan sisa dari siklus iklim kuno di Mars modern, di mana pernah terjadi curah hujan dan bahkan mungkin salju di gunung berapi ini di masa lalu.”

Penemuan ini terjadi setelah penemuan menarik lainnya di permukaan Mars yang menarik perhatian para ahli di seluruh dunia.

Sebuah lubang besar berukuran lebar beberapa meter dan kedalaman sekitar 178 meter ditangkap oleh kamera Eksperimen Sains Pencitraan Resolusi Tinggi (HiRISE) di Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) NASA.

Ini merupakan penemuan yang berpotensi signifikan karena manusia memerlukan ruang di bawah permukaan planet untuk berlindung dari radiasi dan badai debu ketika misi berawak ke Mars akhirnya dilakukan di masa depan. (yn)

Sumber: indy100