Italia Menyita 6 Ton “Prekursor Narkoba” Kiriman Tiongkok

oleh Li Yan

Pejabat bea cukai Italia mengatakan pada Senin (1 Juli) bahwa pihaknya telah menyita lebih dari enam ton “prekursor” kimia kiriman dari Tiongkok. “Prekursor” tersebut dapat digunakan untuk memproduksi narkoba senilai EUR.630 juta (setara USD.678 juta).

Dalam sebuah operasi besar pada hari Senin, Guardia di Finanza dari Varese (Legiun Keuangan Italia) mencegat sebuah kargo berisi 6 ton “prekursor narkoba” di Bandara Milan Malpensa, bandara internasional terbesar di Italia utara.

Berdasarkan analisis laboratorium, zat tersebut antara lain piperonyl methyl ketone (PMK) dan BMK, yang diperlukan dalam memproduksi ekstasi (MDMA) dan amfetamin.

Pejabat bea cukai Italia mengatakan bahan kimia yang disita cukup untuk memproduksi lebih dari 63 juta pil ekstasi, dengan perkiraan nilai jual lebih dari EUR.630 juta.

Paket tersebut dimaksudkan untuk dikirim ke Belanda melalui perusahaan yang berbasis di Milan.

Setelah dihubungi oleh rekan-rekannya yang berkewarganegaraan Italia, petugas polisi Belanda menentukan tujuan akhir dan menyita puluhan kilogram PMK, ketamine, dan resin ganja.

Polisi Belanda menemukan lebih banyak prekursor narkoba dan obat-obatan terlarang serta menangkap dua orang berkewarganegaraan Tiongkok.

Operasi ini menunjukkan tekad Italia untuk memerangi perdagangan narkoba. Pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni telah memprioritaskan masalah ini dengan meningkatkan kerja sama internasional dan menerapkan rencana pencegahan nasional untuk mengatasi masalah opioid sintetis.

Pada saat yang sama, kerja sama internasional memainkan peran penting dalam operasi ini. Badan Kerjasama Eropa dalam Peradilan Pidana (Eurojust) memfasilitasi penyelidikan di Belanda.

Bea Cukai Italia mengatakan bahwa seorang pengusaha Italia dari Milan sedang menjalani penyelidikan Eurojust.

Sejak tahun lalu, Italia telah menunjukkan komitmennya terhadap kerja sama internasional dengan bergabung dalam Koalisi Global untuk Mengatasi Ancaman Narkoba Sintetis yang dipimpin oleh Amerika Serikat. 

Rencana pencegahan nasional yang diluncurkan pada bulan Maret bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan fentanil dan opioid sintetik lainnya, sementara Italia juga secara proaktif merespons potensi ancaman. (sin)

(Artikel ini merujuk pada laporan dari South China Morning Post dan media Italia)