Banjir Besar di Liaoning, Tiongkok, Ribuan Orang Dievakuasi Hingga Beberapa Desa di Huludao Terputus Komunikasi

oleh Tang Rui dan Xiong Bin, New Tang Dynasty Television

Provinsi Liaoning di Tiongkok mengalami banjir besar. Pada 20 Agustus, beberapa desa di wilayah Huludao kehilangan komunikasi, dengan lebih dari 6.000 orang dievakuasi secara darurat, sementara kondisi korban luka dan kematian masih belum diketahui.

“Ayah saya kembali ke kampung halaman dua hari yang lalu, tetapi sejak tadi malam, kami tidak dapat menghubunginya karena menara komunikasi terputus,” ujar seorang warga Liaoning, Mrs Gao.

Pada 20 Agustus, wilayah Huludao di Liaoning dilanda hujan lebat yang menyebabkan beberapa desa di Kabupaten Jianchang terendam banjir, jalanan rusak, dan banyak mobil terendam air. Komunikasi terputus dan seluruh kabupaten berhenti beroperasi.

Seorang warga di daerah terdampak berkata, “Lihat, airnya sudah setinggi ini! Seluruh jalan utama dipenuhi air.”

Hingga saat ini, komunikasi di empat desa di Kabupaten Jianchang masih terputus, dan setidaknya 6.335 orang telah dievakuasi secara darurat, dengan kondisi korban yang belum diketahui.

Pada hari yang sama, hujan lebat juga melanda beberapa wilayah lain di Liaoning seperti Chaoyang, Dalian, dan Anshan, menyebabkan banjir di perkotaan dan beberapa desa, merendam toko-toko di lantai satu dan garasi bawah tanah.

Seorang warga Dalian berkata, “Toko yang baru dibuka beberapa hari lalu sekarang sudah terendam. Lihat airnya, tadi kami berusaha menyelamatkan, tetapi sekarang sudah tidak bisa lagi.”

Warga lain menambahkan, “Lihat, toko serba ada Xin Hong sudah hancur, semua barang di dalamnya terendam air.”

Sehari sebelumnya, wilayah Jinpu di Dalian juga dihantam hujan deras, yang menyebabkan sebagian besar kota terendam lumpur, dan mobil-mobil di sepanjang sungai menumpuk seperti air terjun mobil.

Seorang warga Dalian berkomentar, “Ini benar-benar mengerikan! Ya ampun.”

Karena derasnya aliran air, seorang warga yang mengendarai sepeda listrik tidak sempat menyelamatkan diri dan terbawa arus. Seorang ayah dan anak perempuannya juga dilaporkan tewas dalam kejadian ini.

Beberapa warga mengungkapkan bahwa bencana ini diperparah oleh kegagalan sistem drainase lokal, namun pemerintah setempat menutup-nutupi kondisi sebenarnya.

Seorang warga Dalian, Mr Li, mengatakan, “Air pasang dan banjir ini tidak bisa dialirkan. Banyak mobil yang terendam, tetapi tidak diizinkan untuk dilaporkan.”

Seorang warga Chaoyang, Liaoning, Mrs Han, berkata, “Hujannya sangat deras, sistem drainase tidak berfungsi, air masuk ke rumah-rumah, dan banyak mobil yang terendam hingga tidak bisa bergerak.”

Beberapa warga juga mengungkapkan bahwa akibat pembukaan bendungan untuk mengurangi tekanan, banyak lahan pertanian hancur dan kerugian warga sangat besar.

Seorang peternak dari Kabupaten Tai’an, Anshan, Tuan Zhang, mengatakan, “Jagung saya sudah terendam air selama lebih dari sepuluh hari dan semuanya mati. Kandang sapi terendam air, sapi-sapi menderita, dan saya juga menderita. Beternak sapi ini membuat saya bangkrut.”

Departemen meteorologi memperkirakan bahwa pada Rabu (21 Agustus), bagian tenggara Mongolia Dalam, bagian barat Liaoning, bagian tenggara Fujian, dan bagian tenggara Guangdong masih akan mengalami hujan lebat.

Di Guangzhou, hujan deras yang terus-menerus menyebabkan banjir di Sungai Xifu di Distrik Zengcheng, yang menyebabkan tanggul jebol. Hingga 20 Agustus, panjang celah di tanggul telah melebar hingga 50 meter, merendam desa-desa di sekitarnya dan menyebabkan kerugian besar bagi warga. (hui)