Bocah 10 Tahun Tewas Setelah Operasi Amandel di Harbin, Tiongkok, Rumah Sakit  Kosongkan Organ Dalam dan Mengklaim Sebagai “Autopsi” 

Li Li/Lin Qing – NTD

Baru-baru ini, seorang gadis berusia 10 tahun di Harbin, Tiongkok meninggal dunia secara mendadak karena pendarahan selama operasi amandel minimal invasif di rumah sakit. Rumah sakit mengosongkan organ dalamnya dengan alasan “autopsi”. Pihak keluarga korban mengungkapkan bahwa pada Mei, seorang anak juga meninggal dunia di rumah sakit ini dan mempertanyakan direktur rumah sakit apakah ada “kuota pembunuhan” di rumah sakit ini.

Laporan  beberapa media di daratan Tiongkok, pada  6 Agustus 2024 siang, Ibu Tang membawa putrinya yang berusia 10 tahun ke Rumah Sakit Anak Beijing cabang Heilongjiang untuk menjalani operasi amandel minimal invasif karena anaknya mendengkur saat tidur dan dicurigai mengalami pembengkakan amandel.

Pada pukul 12:40 siang, gadis itu dibawa ke ruang operasi. Sejam kemudian, dokter memberi tahu Ibu Tang bahwa operasi berjalan lancar dan meminta agar dia tidak khawatir.

Sekitar pukul 16:30 sore, dokter membertahukan Ibu Tang bahwa anaknya batuk dan mengalami pendarahan paru-paru, dan anak tersebut harus dibawa ke ICU. Mereka meminta ayah anak itu untuk menandatangani formulir persetujuan transfusi darah. Namun, menurut video yang disediakan oleh pihak rumah sakit, anak itu tidak pernah dibawa ke ICU. Sekitar pukul 16:40 sore, Ibu Tang dan suaminya dipanggil masuk ke ruang operasi.

Menurut deskripsi Ibu Tang, “Saat itu wajah anak saya menghitam dan mulutnya penuh darah.” Ada lebih dari 10 dokter di ruang operasi yang berusaha menyelamatkannya.

Kemudian, dokter meminta Ibu Tang untuk meninggalkan ruang operasi, dan lebih dari 10 petugas keamanan mendorong Ibu Tang dan suaminya keluar dari ruangan.

Sepuluh menit kemudian, dokter keluar dan memberitahukan Ibu Tang serta keluarganya untuk masuk ke dalam dan melihat anak mereka untuk terakhir kalinya. Ibu Tang mengatakan, “Saya benar-benar hancur saat itu,” dan ketika dia menanyakan kondisi anaknya, dokter berkata, “Pupilnya sudah melebar, tidak ada lagi yang bisa dilakukan.”

Keluarga Ibu Tang meminta dokter untuk terus berusaha menyelamatkan anaknya sampai seorang teman memberitahu Ibu Tang, “Jangan terus tekan, kalau diteruskan, tulang anak itu akan patah,” barulah mereka meminta dokter untuk menghentikan upaya resusitasi jantung pada gadis itu.

(Tangkapan layar Internet)

Ibu Tang menyatakan bahwa laporan kematian yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit menunjukkan waktu kematian pada pukul 17.00, dengan penyebabnya adalah pendarahan alveolar. Namun, dari pukul 17.00  hingga lebih dari pukul 02.00 dini hari keesokan harinya, pihak rumah sakit tidak memberitahukan mereka bahwa anak tersebut sudah meninggal dunia. Ibu Tang mempertanyakan, “Anak saya sudah meninggal dunia, tetapi pihak rumah sakit tidak mengatakan apa-apa. Apakah tindakan resusitasi itu bukan bentuk penyiksaan terhadap mayat?”

(Tangkapan layar Internet)

Ibu Tang mengatakan bahwa dalam pemeriksaan pra-operasi, semua hasil pemeriksaan anaknya normal dan tidak ada penyakit paru-paru, sehingga dia mempertanyakan apakah ada masalah dengan dokter dan menyetujui autopsi pada anaknya.

Menurut informasi yang diungkapkan Ibu Tang di internet, sehari sebelum rencana autopsi dimulai pada 13 Agustus, dia diberitahukan bahwa rongga kepala, dada, dan perut anaknya telah dikosongkan.

Video di internet menunjukkan bahwa pada 19 Agustus, keluarga Ibu Tang baru pertama kali bertemu dengan direktur rumah sakit. Keluarga Ibu Tang bertanya kepada direktur rumah sakit tersebut tentang kematian seorang anak pada  Mei di rumah sakit itu. Keluarga tersebut mempertanyakan direktur rumah sakit, “Dengan frekuensi tiga bulan satu anak meninggal dunia, berarti empat anak meninggal setiap tahun. Apakah rumah sakit Anda memiliki kuota pembunuhan?” Direktur rumah sakit itu terdiam.

(Tangkapan layar Internet)

Seorang pengguna platform X di luar negeri, @Shiawn, mengatakan, “Saya telah menjadi pengacara yang berpraktik di Harbin selama 30 tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah ada lebih dari 10 anak yang meninggal dunia di Rumah Sakit Anak Harbin karena alasan seperti diare setelah dirawat selama beberapa hari. Dengan angka konservatif, dalam 10 tahun terakhir sudah ada 500 anak meninggal dunia di Rumah Sakit Anak Harbin. Jika diperlukan, saya bisa bersaksi dengan nama asli.”

Para netizen menyatakan, “Bahkan film horor pun tidak bisa menggambarkan adegan seperti ini,” dan “Jangan pernah ke rumah sakit ini, sayangi hidup Anda, jauhi rumah sakit.” (Hui)