EtIndonesia. Di padang gurun yang spektakuler di Red Centre, Australia, peneliti hewan dan anggota masyarakat adat setempat baru-baru ini berkumpul untuk menyaksikan sekelompok hewan kecil kembali ke rumah.
Penonton bersorak saat hewan-hewan itu berlarian ke semak-semak. Tanpa disadari hewan-hewan itu, keberadaan mereka di daerah ini terbukti sangat penting bagi banyak orang yang menyaksikannya.
Selama beberapa dekade, posum ekor sikat — marsupial nokturnal yang berbulu — berkembang biak dengan baik di Australia Tengah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, mereka menghilang dari daerah itu karena meningkatnya pemangsaan dan suhu yang lebih tinggi.
Anggota Masyarakat Adat Laramba dan masyarakat Ngalia-Warlpiri/Luritja, yang tinggal di padang gurun ini, berduka atas hilangnya hewan-hewan unik ini.
Namun baru-baru ini, peneliti di Australian Wildlife Conservancy (AWC) memutuskan untuk melakukan sesuatu. Awal bulan ini, mereka melepas liarkan 40 posum ekor sikat ke Suaka Margasatwa Newhaven, cagar alam di daerah tersebut.
Setelah pemeriksaan kesehatan dan upacara penyambutan, para peneliti AWC melepaskan posum kembali ke rumahnya, dan akhirnya mengembalikan spesies yang sangat dicintai ini ke daerah yang sangat dirindukan oleh masyarakat asli.
“Sangat istimewa untuk mengembalikan hewan yang sangat penting secara budaya ini ke padang pasir,” kata ahli ekologi satwa liar AWC, Dr. Tim Henderson, dalam siaran pers.
Dengan mengembalikan posum ke habitatnya, Australian Wildlife Conservancy melanjutkan misi mereka untuk mengembalikan lanskap alam ini ke kejayaannya sebelumnya.
“AWC bertujuan untuk terus memulihkan kumpulan spesies mamalia di Newhaven, dan proses ekologi yang terkait dengan kembalinya spesies ini,” tulis AWC dalam siaran pers. (yn)
Sumber: the dodo