Secretchina.com
Pada Senin 26 Agustus 2024, menurut laporan dari Kementerian Pertahanan Jepang, sekitar pukul 11:29 hingga 11:31 pagi, sebuah pesawat intelijen Y-9 milik militer Tiongkok melanggar wilayah udara Jepang di dekat Kepulauan Danjo yang berada di Prefektur Nagasaki selama sekitar 2 menit. Pesawat tempur dari Pasukan Bela Diri Udara Jepang segera melakukan penerbangan darurat. Ini adalah pertama kalinya Kementerian Pertahanan Jepang mengonfirmasi bahwa pesawat militer Tiongkok telah melanggar wilayah udara Jepang.
Menurut laporan dari Yomiuri Shimbun, berdasarkan pernyataan dari Kepala Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang, pesawat Y-9 tersebut terbang dari arah Tiongkok dan sekitar pukul 10:40 waktu setempat berada di sekitar 250 kilometer barat daya dari Kota Fukuoka.
Pesawat tersebut kemudian terbang melingkar di wilayah udara tenggara dari kepulauan Danjo, yang terdiri dari lima pulau tak berpenghuni. Sekitar pukul 11:29 pagi, pesawat Y-9 memasuki wilayah udara Jepang dari sisi timur kepulauan tersebut, kemudian berbelok ke kiri dan terbang ke arah tenggara, sebelum meninggalkan wilayah udara Jepang sekitar pukul 11:31. Setelah itu, pesawat tersebut kembali terbang melingkar di atas bagian selatan kepulauan, dan baru sekitar pukul 1:15 siang terbang kembali ke arah Tiongkok.
Menanggapi tindakan militer Tiongkok ini, pesawat tempur dari Pasukan Bela Diri Udara Jepang yang tergabung dalam Komando Wilayah Udara Barat segera melakukan penerbangan darurat untuk memperingatkan Y-9 agar tidak mendekati wilayah udara Jepang. Ketika Y-9 memasuki wilayah udara Jepang, peringatan untuk segera meninggalkan wilayah udara tersebut langsung diberikan.
Selain melanggar wilayah udara, tidak ditemukan perilaku mencurigakan lainnya dari pesawat Y-9 tersebut, dan pesawat Pasukan Bela Diri Jepang juga tidak menggunakan senjata apapun, seperti menembakkan suar peringatan.
Kementerian Pertahanan Jepang tidak mengungkapkan apakah Y-9 merespons panggilan dari pihak Jepang. Menurut laporan dari Asahi Shimbun, Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Jepang, Masataka Okano, telah memanggil Kuasa Usaha Sementara Kedutaan Besar Tiongkok di Tokyo, Shi Yong, untuk menyampaikan protes keras dan menuntut agar insiden serupa tidak terjadi lagi.
Mantan pilot Pasukan Bela Diri Jepang, Junichi Araki, menyatakan bahwa pelanggaran wilayah udara Jepang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan navigasi. Namun, melihat situasi saat ini, aktivitas pesawat militer Tiongkok yang semakin sering mendekati wilayah Jepang tampaknya sudah menjadi hal yang biasa.
Dilaporkan bahwa pada Desember 2012, sebuah pesawat milik Badan Kelautan Negara Tiongkok pernah melanggar wilayah udara Jepang di dekat Kepulauan Senkaku (yang diklaim sebagai wilayah milik Republik Tiongkok, dikenal sebagai Kepulauan Diaoyu oleh Tiongkok). Pada Mei 2017, sebuah drone kecil terbang di sekitar kapal penjaga pantai Tiongkok dan melanggar wilayah udara Jepang di kawasan tersebut.
Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa mereka masih “menganalisis” tujuan Tiongkok, dan menyebutkan bahwa aktivitas militer Tiongkok di sekitar Jepang cenderung meningkat dan semakin aktif. Jepang akan terus melakukan pengawasan dan kewaspadaan penuh.
Sejak tahun lalu, Pasukan Bela Diri Jepang telah melakukan penerbangan darurat sebanyak 669 kali untuk menghadapi kemungkinan pelanggaran wilayah udara oleh pesawat asing. Meski jumlah ini merupakan yang paling sedikit dalam 10 tahun terakhir, namun masih sekitar tiga kali lebih banyak dari rata-rata jumlah di tahun 2000-an. Dari jumlah tersebut, lebih dari 70% disebabkan oleh pesawat militer Tiongkok, dengan total 479 kali. (jhon)