Gelar Mogok Nasional! 500 Ribu Warga Israel Turun ke Jalan Menekan Pemerintah Setelah 5 Sandera Dieksekusi Hamas

www.aboluowang.com

Setelah militer Israel menemukan enam jenazah sandera di Gaza, aksi protes besar-besaran pada 1 September  2024 melanda Israel, menuntut pemerintah mengambil tindakan lebih lanjut. Serikat pekerja utama Israel melancarkan mogok nasional, berusaha memaksa pemerintah untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Berdasarkan laporan Reuters dan AFP, ketidakpuasan masyarakat semakin meningkat terhadap kepemimpinan Israel yang gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas untuk membebaskan sandera. 

Kelompok advokasi Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang (Hostages and Missing Families Forum) menyatakan perlunya segera melakukan negosiasi untuk mencapai “kesepakatan pembebasan sandera.”

Pernyataan tersebut menyebutkan: “Dalam beberapa bulan upaya koordinasi ini, jika bukan karena penundaan, sabotase, dan mencari-cari alasan, enam sandera tersebut ‘mungkin masih hidup.'”

Media Israel memperkirakan, sebanyak 500 ribu orang turun ke jalan di Yerusalem, Tel Aviv, dan kota-kota lainnya, menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengambil lebih banyak langkah untuk membawa pulang 101 sandera yang masih tersisa. Pejabat Israel memperkirakan, sekitar sepertiga dari sandera tersebut telah meninggal.

Di Yerusalem, para pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan dan melakukan demonstrasi di luar kediaman Perdana Menteri. Gambar dari udara menunjukkan jalan tol utama di Tel Aviv dipenuhi pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera Israel serta spanduk dan plakat dengan foto sandera yang tewas.

Gambar televisi Israel menunjukkan, polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa yang memblokir jalan. Media Israel melaporkan, 29 orang telah ditangkap.

Militer Israel menemukan enam jenazah sandera di sebuah terowongan di Rafah, selatan Jalur Gaza. Mereka adalah Carmel Gat, Hersh Goldberg-Polin, Eden Yerushalmi, Alexander Lobanov, Almog Sarusi, dan Ori Danino. Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan jenazah mereka telah dibawa kembali ke Israel.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Israel mengatakan bahwa berdasarkan hasil forensik, para sandera tersebut “dibunuh oleh teroris Hamas dengan tembakan jarak dekat” antara 48 hingga 72 jam yang lalu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata guna membebaskan sandera yang masih tersisa dan mengakhiri perang Gaza yang telah berlangsung hampir 11 bulan. Netanyahu menyatakan bahwa Israel tidak akan berhenti hingga pelaku utamanya tertangkap, “mereka yang membunuh sandera tidak berniat mencapai kesepakatan.”

Seorang pejabat tinggi Hamas mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas kematian para sandera karena menolak menandatangani kesepakatan gencatan senjata.

Menurut data Israel, Hamas dan kelompok bersenjata lainnya melakukan serangan mendadak pada 7 Oktober tahun lalu, menewaskan sekitar 1200 orang dan menyandera sekitar 250 orang. Israel segera melakukan serangan balasan di Gaza.

Pengadilan Perburuhan Israel Memerintahkan Hentikan Aksi Mogok, Ketua Serikat Pekerja: Hormati Keputusan

Keterangan gambar: Pengunjuk rasa Israel pada  1 September memblokir jalan tol Ayalon di Tel Aviv. (Foto: European Pressphoto Agency)

Menurut laporan The Guardian, Pengadilan Perburuhan Israel memerintahkan penghentian aksi mogok sebelum pukul 14:30 waktu setempat  (2/9). The Times of Israel melaporkan, Ketua Serikat Pekerja Israel (Histadrut), Arnon Bar-David, menyatakan untuk menghormati keputusan pengadilan perburuhan.

Dalam pernyataannya, Bar-David mengatakan: “Penting untuk saya tegaskan bahwa mogok solidaritas adalah tindakan penting, dan saya mendukungnya. Meskipun ada yang mencoba menggambarkan tindakan solidaritas ini sebagai tindakan politik, puluhan ribu warga telah memberikan suara mereka melalui aksi mereka. Saya berterima kasih kepada setiap orang dari Anda, Anda membuktikan bahwa nasib sandera tidak ada kaitannya dengan politik, ini adalah soal hidup dan mati. Kami tidak akan membiarkan nyawa manusia diabaikan begitu saja.”

Pada saat yang sama, kelompok advokasi “Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang” mendorong masyarakat untuk tetap melanjutkan aksi protes meskipun pengadilan memerintahkan penghentian aksi mogok. Mereka menyatakan: “Ini bukan tentang mogok atau protes, tetapi tentang menyelamatkan 101 sandera yang telah diabaikan oleh keputusan Netanyahu dan kabinet pada 29 Agustus lalu.”

Keputusan yang dimaksud oleh “Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang” adalah keputusan yang dibuat oleh Kabinet Keamanan Israel pada 29 Agustus untuk mempertahankan Israel Defense Forces (IDF) di Koridor Philadelphi antara Mesir dan Gaza. Keberadaan IDF di Koridor Philadelphi merupakan isu utama dalam negosiasi gencatan senjata dengan Hamas, yang terus menyatakan penolakannya. (jhon)