Ukraina Mendesak Penangkapan Putin, Uni Eropa Janji Ekspansi ke Timur

Presiden Rusia Vladimir Putin pada  Senin (2 September), tiba di Mongolia untuk kunjungan kenegaraan. Ukraina menyatakan bahwa serangan Rusia selama dua hari terakhir di Kota Kharkiv telah menyebabkan sedikitnya 60 orang terluka, dan mendesak Mongolia menegakkan perjanjian internasional dengan menangkap Putin

oleh Yu Liang – New Tang Dynasty Television

Pejabat Ukraina melaporkan bahwa pada  Senin 2 September, militer Rusia menggunakan bom pandu untuk menyerang kembali, termasuk serangan di ibu kota Kyiv dan Kota Kharkiv, menyebabkan sedikitnya 13 orang terluka. Serangan udara di Kharkiv sehari sebelumnya menyebabkan sedikitnya 47 orang terluka.

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Mongolia pada Senin malam, menandai kunjungan kenegaraan pertamanya ke Mongolia sejak tahun 2019. Dalam kunjungan ini, Putin diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khürelsükh dan membahas proyek pembangunan pipa gas alam yang akan mengalirkan 50 miliar meter kubik (bcm) gas ke Tiongkok setiap tahun.

“Kami memiliki banyak kontak (dengan Tiongkok), bisnis berkembang pesat, dan banyak hubungan kerjasama antara Rusia dan Tiongkok telah terjalin,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada tahun 2023, Pengadilan Kriminal Internasional menuduh Putin melakukan kejahatan perang. Ukraina menyatakan bahwa mereka telah mendesak pemerintah Mongolia untuk menangkap Putin berdasarkan surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional.

Pada  Senin, Perdana Menteri Belanda yang baru, Dirk Schuif, mengunjungi Kota Zaporizhzhia di Ukraina Selatan. Ia juga bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy, mengumumkan rencana bantuan baru senilai lebih dari 221 juta dolar AS untuk Ukraina.

Perdana Menteri Belanda Dirk Schuif menyatakan, “Fokus dari dukungan tambahan ini adalah perlindungan dan perbaikan infrastruktur energi yang coba dihancurkan Rusia melalui serangan kriminal.”

Pada hari yang sama, Uni Eropa juga kembali menegaskan komitmennya untuk memasukkan Ukraina, Moldova, dan enam negara di Balkan Barat ke dalam Uni Eropa.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan, “Ekspansi ke timur adalah investasi dalam kekuatan kolektif dan keamanan kita. Dengan kata lain, kami ingin Eropa yang kuat, kompetitif, dan aman.”

Pada Senin, para pemimpin Balkan Barat bersikap optimis terhadap ekspansi Uni Eropa ke timur, dengan pandangan bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah mempercepat agenda negara-negara Balkan Barat untuk bergabung dengan Uni Eropa. (hui)