Media Korut Pertama Kali Menunjukkan Inspeksi Kim Jong-un di Pangkalan Senjata Nuklir, Pakar Militer: Mungkin Lakukan Uji Nuklir Sebelum Pemilu AS

Secretchina.com

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Jum’at (13/9) mengonfirmasi bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengunjungi pusat penelitian nuklir dan fasilitas produksi bahan nuklir untuk senjata di negaranya. Ia memerintahkan untuk mengerahkan segala sumber daya guna memproduksi bahan nuklir yang dibutuhkan untuk “senjata nuklir taktis.”

Media Korut Pertama Kali Menunjukkan Inspeksi Kim Jong-un di Pangkalan Produksi Senjata Nuklir

Menurut laporan gabungan KCNA dan Yonhap pada 13 September, Kim Jong-un menginspeksi fasilitas pengayaan uranium di Korea Utara, meninjau proses produksi dan operasionalnya. Setelah mendengarkan laporan tentang produksi bahan nuklir, ia menyatakan sangat puas.

Media pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa Kim Jong-un, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Buruh dan Ketua Komisi Urusan Negara, melakukan serangkaian inspeksi militer, termasuk mengunjungi pusat penelitian senjata nuklir, fasilitas produksi bahan nuklir untuk keperluan militer, mengamati uji coba roket baru berukuran 600 milimeter, dan menginspeksi pusat pelatihan pasukan khusus Tentara Rakyat Korea.

KCNA melaporkan bahwa Kim Jong-un memberikan tugas penting terkait rencana jangka panjang untuk meningkatkan produksi bahan nuklir militer selama inspeksi di pusat penelitian nuklir dan fasilitas produksi tersebut. Ia juga meninjau ruang kendali di fasilitas pengayaan uranium, memahami sepenuhnya jalannya proses produksi.

KCNA juga mengungkapkan bahwa Kim Jong-un menyaksikan uji coba performa roket baru berukuran 600 milimeter. Roket tersebut berhasil menghantam target di pulau di Laut Timur Korea. Uji coba ini bertujuan untuk meningkatkan sistem operasi kendaraan peluncur roket dan menguji keefektifan sistem otomatisasi penuh.

Kim Jong-un menekankan bahwa Korea Utara tidak boleh berpuas diri, dan ia menyerukan penambahan sentrifugal serta peningkatan efisiensi pemisahan pada masing-masing sentrifugal. Ia juga menekankan pentingnya melanjutkan penerapan sentrifugal baru yang hampir selesai, untuk memperkuat fondasi produksi bahan nuklir untuk keperluan militer.

KCNA tidak merinci waktu pasti dari kegiatan Kim Jong-un tersebut.

Hal yang perlu diperhatikan adalah ini merupakan kali pertama media pemerintah Korea Utara secara terbuka melaporkan inspeksi Kim Jong-un di fasilitas pengayaan uranium, termasuk dengan menampilkan gambar. 

Menurut penilaian badan intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat, fasilitas pengayaan uranium Korea Utara terletak di fasilitas nuklir Kabupaten Nyongbyon di Provinsi Pyongan Utara dan di daerah Kangsŏ, dekat Pyongyang.

Analisis dari media Korea Selatan, Yonhap, menyatakan bahwa dengan hanya tersisa sekitar 50 hari sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat, Korea Utara secara terbuka menunjukkan fasilitas pengayaan uraniumnya, kemungkinan untuk memperkuat posisi tawar menawar negara tersebut dalam negosiasi di masa depan dengan Amerika Serikat.

Kim Jong-un Berjanji untuk Meningkatkan Nuklir “Secara Eksponensial” pada Hari Peringatan Berdirinya Korea Utara, Pakar Militer: Uji Coba Nuklir Mungkin Dilakukan Sebelum Pemilu AS

KCNA melaporkan pada Selasa (10/9), bahwa pemimpin Korut, Kim Jong-un, menyatakan negaranya sedang melaksanakan kebijakan pengembangan kekuatan nuklir, dan akan meningkatkan jumlah senjata nuklir “secara eksponensial.”

Dalam pidatonya pada peringatan hari berdirinya Korea Utara pada 9 September, Kim Jong-un mengkritik Amerika Serikat karena memperluas aliansi militernya yang dipimpinnya pada landasan nuklir, yang menurutnya menjadi “ancaman besar” bagi keamanan militer di sekitar Korea Utara.

Kim Jong-un menyatakan bahwa Korea Utara memerlukan “kekuatan militer yang kuat” untuk menghadapi “berbagai ancaman dari Amerika Serikat dan sekutunya.” Ia menegaskan bahwa Korea Utara harus memperkuat “kekuatan nuklirnya dan memastikannya dapat digunakan secara tepat kapan saja untuk melindungi keamanan nasional.”

 Kim Jong-un mengatakan, “Saat ini, kami dengan tegas menjalankan kebijakan pembangunan kekuatan nuklir untuk meningkatkan jumlah senjata nuklir secara eksponensial. Kekuatan tempur nuklir Republik ini berfungsi dengan tertib di bawah sistem komando dan kontrol yang kokoh.” Ia juga menyebut Korea Utara sebagai “negara nuklir yang bertanggung jawab.”

Pakar Korea Selatan menyatakan bahwa pernyataan Kim Jong-un ini mengindikasikan kemungkinan Korea Utara akan melakukan uji coba nuklir yang provokatif sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat.

Sejak 2022, Korea Utara telah secara signifikan mempercepat kegiatan uji coba senjatanya dan mengancam bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyerang Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), Korea Utara saat ini memiliki sekitar 50 hulu ledak nuklir, meskipun jumlah pastinya belum diketahui.

Korea Utara telah dikenakan sanksi internasional karena program nuklir dan misilnya. Uji coba nuklir terakhir yang diketahui dilakukan pada 2017. Amerika Serikat dan Korea Selatan merespons dengan memperluas latihan militer, yang disebut oleh Korea Utara sebagai latihan invasi. (jhon)