Anti-Korupsi PKT dari Sudut Pandang Seorang Taipan Keuangan

oleh : Qianbaidu 

Pada 28 Agustus 2024, Kejaksaan Agung Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengambil keputusan untuk menangkap Wang Yilin, mantan Sekretaris Partai dan Ketua Perusahaan Perminyakan Nasional Tiongkok, karena dicurigai melakukan suap.

Sebelumnya, Komisi Pusat Inspeksi Disiplin Partai Komunis Tiongkok dan Komisi Pengawas Nasional melakukan peninjauan kasus dan penyelidikan terhadap Wang Yilin. 

Hasil peninjauan menunjukkan : “Wang Yilin menggunakan kekuasaan publik sebagai alat untuk keuntungan pribadi, terlibat dalam transaksi kekuasaan- demi uang, dan menggunakan posisinya untuk memfasilitasi orang lain dalam penyesuaian pekerjaan, kontrak proyek, operasional bisnis, dan lain-lain untuk menghasilkan keuntungan, dan secara ilegal menerima uang dan materi dalam jumlah besar.”

Setelah Wang Yilin ditangkap, berita menyebar secara online bahwa jumlah suap yang diterimanya mencapai angka 900 miliar RMB.

Beberapa netizen berseru : Bahkan He Shen harus memanggilnya kakak ketika melihat Wang Yilin.

Dalam beberapa tahun terakhir, pejabat korup dengan ratusan juta dolar bermunculan satu demi satu, dan jumlah suap terus-menerus memecah rekor. Masyarakat sudah terbiasa dengan suap senilai ratusan juta, namun angka astronomi sebesar 900 miliar masih mengejutkan rakyat Tiongkok.

Siapa tahu ketika saya bangun, angka yang lebih mengejutkan terungkap di Internet —- pejabat korup terbesar bukanlah Wang Yilin, melainkan Fan Jixiang, CEO China Power Group, diikuti oleh Ding Wei, Wakil Presiden China Merchants Bank, tempat ketiga adalah Xu Zuo, wakil presiden CITIC Group. Jumlah korupsi mereka masing-masing 13 triliun, 11 triliun, dan 10 triliun.

Wang Yilin Hanya Menempati Urutan Keempat dalam Hal Jumlah Uang Korupsi

Meskipun angka-angka tersebut belum dapat dipastikan, namun satu hal yang pasti, yaitu meskipun Partai Komunis Tiongkok terus mengklaim bahwa mereka telah mencapai kesuksesan besar dalam pemberantasan korupsi dan telah menyelidiki serta menghukum banyak pejabat yang korup, namun jumlah pejabat yang korup tidak hanya tidak berkurang, jumlah uang korupsi yang terdeteksi terus meningkat.

Mengapa? Banyak orang yang bingung dengan hal ini.

Ini mengingatkan saya pada postingan online anonim yang saya lihat baru-baru ini.

Penulis menulis di postingannya bahwa beberapa hari yang lalu, saya secara tidak sengaja bertemu dengan seorang kenalan lama yang telah menjadi taipan keuangan di jamuan makan seorang teman. 

Predator ini berbaur di kalangan pejabat pemerintah Beijing dan provinsi, sering kali mendiskusikan situasi terkini dengan pejabat senior. Hampir tidak ada hal yang tidak dia ketahui. Saat mabuk, dia mengendurkan semangat orang tentang isu antikorupsi, membuat kaget semua orang yang mendengarnya.

Kata-kata Apa yang Membuat Semua Orang yang Mendengarnya Merasa Terkejut?

Dia berkata : “Anti-korupsi adalah perang yang pasti kalah!” Pemerintah pusat telah lama membuat rumor : “Anti-korupsi selalu ada!” Pemerintah tidak lagi berani mengatakan bahwa anti-korupsi telah “mencapai hasil yang menentukan kemenangan”, PKT sudah siap mengangkat bendera putih untuk menyerah.

Kemudian, taipan keuangan tersebut menganalisis empat alasan mengapa anti-korupsi PKT pasti gagal :

Pertama, dari segi sumber daya, sumber daya nasional berada di tangan orang-orang yang korup. Pemberantasan korupsi harus mengandalkan pada kelompok koruptor, jika tidak maka akan sulit untuk dilakukan. Semakin besar kekuasaan, semakin besar pula korupsinya. Bagaimana cara Anda memberantas korupsi?

Kedua, di dalam tim, tidak ada seorang pun yang tidak korup dalam sistem, tidak ada seorang pun yang terlepas dari korupsi. Orang yang paling korup ada di Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, Komisi Pusat Inspeksi Disiplin, Legislatif dan Kehakiman, Komisi Militer Pusat. Tolong tanya, siapa yang bisa memotong kepalanya sendiri dan memasangnya kembali seperti Shen Gongbao?

Ketiga, dari segi filosofi, masyarakat Tiongkok percaya pada merebut kekuasaan dan memegang kekuasaan. Pejabat generasi kedua dan generasi kedua merah mempunyai konsensus masing-masing : Nenek moyang saya yang membangun negara,  korupsi adalah masalah keluarga saya sendiri, tidak ada hubungannya dengan rakyat. Kekuasaan mutlak tidak boleh berbagi dengan rakyat. Anda bilang saya korup, padahal sebenarnya tidak. Mengapa nenek moyang kita merebut negara saat itu?

Keempat, dari segi suasana, masyarakat membenci korupsi, juga iri terhadap korupsi. Ada anggapan umum bahwa orang yang korup punya kemampuan. Ini adalah fondasi masyarakat korupsi yang sangat kokoh.

Dalam pandangan taipan keuangan ini, para birokrat Partai Komunis Tiongkok telah berubah dari yang tadinya panik terhadap antikorupsi menjadi tidak khawatir sama sekali dan 100% tenang terhadap antikorupsi. Kepada rekan-rekan yang jatuh, mereka hanya akan mengatakan dalam hati bahwa nasib Anda buruk. Atau berkata, mengapa Anda membuat Komisi Inspeksi Disiplin menguntiti Anda dan tidak bisa melepaskan diri, jadi hanya bisa meminjam kepala Anda untuk memastikan keselamatan semua orang.     

Kesimpulannya adalah kampanye antikorupsi yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok tidak dapat bertahan lama dan mendalam, juga tidak dapat mengubah sistem yang korup. Pemberantasan korupsi hanya mampu mengatasi gejalanya, bukan akar permasalahannya. Anti-korupsi selalu menjadi sebuah embusan angin, dan kemudian semuanya akan berjalan seperti biasa. Anti-korupsi medis adalah contoh terbaik. Mengapa? Semuanya korup, bagaimana kita melawannya? Apa-apaan!

Kekuatan anti-korupsi Tiongkok telah kehabisan tenaga karena melemahnya kekuatan korupsi yang kuat. Sekarang, yang takut bukan kelompok korupsi, melainkan kelompok antikorupsi. Para koruptor sangat yakin bahwa kebijakan apapun yang bersifat reformasi mendasar, seperti UU Pengungkapan Aset Pegawai Negeri Sipil, tidak akan pernah lahir.

Terakhir, taipan keuangan ini menekankan : Ingat, kekuasaan dan modal mengambil segalanya, pencarian keuntungan selalu menjadi tema utama politik Tiongkok saat ini. Sekalipun terjadi badai antikorupsi setiap 20 tahun sekali, hal tersebut hanyalah taktik sementara untuk memenangkan hati masyarakat dan menyelamatkan kekuasaan, semua orang jangan menganggapnya serius. Anti-korupsi selalu menjadi sarana politik PKT, bukan untuk kejelasan politik. Pada hakekatnya, kampanye anti-korupsi yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok tidak lebih dari “pengorbanan yang masuk akal” dan “konsesi kecil” demi korupsi yang lebih besar dan permanen. Inilah alasan mengapa Mao Zedong membunuh Liu Qingshan dan Zhang Zishan.

Setelah membaca postingan tersebut, saya harus mengakui bahwa taipan keuangan ini memang telah memahami dengan mendalam terhadap korupsi dan anti-korupsi PKT.

Mengapa PKT memerangi korupsi, namun pejabat yang korup malah semakin banyak, makin anti makin korup? Mengapa “kampanye anti-korupsi” PKT selalu dilakukan? Karena sistem PKT adalah sumber korupsi, maka anti korupsi hanyalah sebuah metode menutup-nutupi yang digunakan oleh PKT untuk menipu rakyat, tepatnya untuk memastikan bahwa PKT akan selalu korup.(lin/mgl)