Apa yang Diperlihatkan oleh “Dunia Surga Barat” Ketika Festival Pertengahan Musim Gugur  Diterangi oleh “Rembulan Buatan”

Yun Jia Hui

Pada malam Zhongqiu (Festival Pertengahan Musim Gugur), ketika memandang bulan yang cerah seperti piring perak di langit, apakah kisah-kisah legendaris seperti Chang’e, Kelinci Giok dan ekspedisi Wu Gang ke Gui muncul di benak Anda? 

Kisah “Chang’e terbang ke bulan” telah diturunkan dari generasi ke generasi, sejak Dinasti Shang dan Zhou, dan kisah Wu Gang dan Kelinci Giok terbentuk pada Dinasti Tang —Cerita rakyat tentang Festival Zhongqiu memiliki sejarah seribu tahun lebih bahkan ribuan tahun. 

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat lompatan maju dalam studi tentang bulan. Analisis ilmiah menunjukkan : Bulan adalah buatan manusia! Akankah penemuan ini menginspirasi kita untuk memiliki perspektif dan wawasan baru mengenai legenda Festival Zhongqiu?

Hipotesa Tentang Bulan 

Para ilmuwan masa kini telah menemukan bahwa : bulan adalah satelit yang “terlalu besar”, selalu menghadap bumi dengan sisi yang sama, orbitnya berbentuk lingkaran, bulan adalah bola logam berongga, terdapat cangkang yang sangat keras di bawah permukaan bulan, bulan mengandung sejumlah besar logam murni yang sangat langka di bumi, bulan memiliki “bau bulan” khusus seperti asap mesiu, dan terdapat struktur misterius yang tidak alami di bulan.

Penemuan-penemuan ini dalam banyak aspek menunjukkan fakta bahwa bulan diciptakan oleh manusia sebelum peradaban ini. Penemuan luar biasa ini mengilhami kita untuk memahami berbagai tingkat kehidupan, dan dengan demikian berpikir secara berbeda tentang beberapa cerita “mitos” tradisional.

A full moon in the sky

Description automatically generated

Chang’e terbang ke Bulan

Legenda Chang’e terbang ke bulan membuat bulan menjadi sebuah misteri yang sangat penuh perasaan manusia dan membingungkan. 

Ada legenda dalam buku kuno “Zhou Yi” dan “Gui Zang” bahwa Chang’e menelan obat abadi Ibu Suri dari Barat dan terbang ke bulan untuk menjadi roh bulan “Dulu, Chang’e meminum obat abadi dari Ibu Suri dari Barat dan terbang ke bulan, menjadi roh bulan.”

Penyair Li Shangyin berkata : “Chang’e seharusnya menyesal telah mencuri obat itu, dan laut biru serta langit biru ada di hatinya setiap malam!” Apa yang terjadi pada Chang’e setelah terbang ke bulan? Berapa banyak orang yang memiliki pertanyaan ini.

Su Shi berkata : “Saya ingin mengendarai angin kembali”, “Di istana langit sana, entah tahun berapa hari ini?” Pernyataan puitis ini mungkin juga membawa beberapa interpretasi : Waktu dan ruang ketika Chang’e terbang ke bulan mengendarai angin untuk kembali berbeda dengan waktu dan ruang di dunia ini!

“Catatan Perjalanan ke Dunia Sukhavati di Barat”

Ada pepatah dalam agama Buddha yang mengatakan “satu hari di langit sama seperti seribu tahun di bumi”. “Perjalanan ke Dunia Sukhavati di Barat” ditulis oleh Guru Kuanjing (nama umum Pan Jinrong), seorang murid Guru Xuyun. Mencatat pengalamannya di Dunia Sukhavati yang mengejutkan orang-orang biasa. 

Pada April 1987, Guru Kuanjing memberikan ceramah di Gunung Putuo di Laut Selatan Singapura. Umat awam mengumpulkan pengalaman lisannya dan menulis “Catatan Perjalanan ke Dunia Sukhavati di Barat” dan disebarkan ke dunia.

Pada 25 Oktober 1967 dalam kalender lunar, Guru Kuanjing tiba-tiba dipanggil ketika dia sedang bermeditasi di Kuil Maixieyan di Provinsi Fujian (catatan : Guru adalah kepala kuil tersebut). Dia meninggalkan kuil dan berjalan ke Gua Maitreya di Gunung Jiuxian. Dalam perjalanan, dia dibawa ke “Dunia Sukhavati di Barat” oleh Guru Yuanguan, yang merupakan inkarnasi dari “Bodhisattva Avalokitesvara”. 

Di sana dia mengunjungi berbagai alam Gua Arhat, Surga Trayastra, Surga Tusita dan Teratai Sembilan Tingkat, serta menjumpai Buddha Amitabha. Dia merasa proses ini berlangsung sekitar sehari semalam, sekitar dua puluh jam. Namun, ketika dia kembali ke dunia manusia, saat itu sudah tanggal 8 April 1973 dalam kalender lunar, telah berlalu lebih dari enam tahun lima bulan. Selama periode ini, semua biksu dan umat awam di kuil mencari di lebih dari seratus gua, besar dan kecil, di Gunung Yunju, tetapi Guru Kuanjing tidak ditemukan.

Ketika Guru Kuanjing tiba di “Dunia Sukhavati di Barat”, dia berdoa agar tinggal di Dunia Sukhavati. Namun Buddha Amitabha berkata bahwa dua kalpa yang lalu, Kuanjing sendiri bersumpah untuk menyelamatkan semua makhluk hidup dengan cara ini, saat Sang Buddha mengucapkan kata-kata ini, Kuanjing melihat Yin-Yuan masa lalu. 

Setelah itu, Kuanjing mengikuti Bodhisattva Guanyin ke kolam teratai dan mandi di kolam tersebut sesuai petunjuk Guanyin, sungguh seperti kata-kata Guanyin pakaiannya tidak basah. Yang lebih menakjubkan lagi adalah dia hendak terapung, tenggelam atau hanyut, semua dikendalikan oleh pikiran sendiri.

Pemandangan “Duna Sukhavati” yang dilihat sendiri dan diceritakan Guru Kuanjing sendiri berbeda dengan apa yang diberitakan oleh aliran Buddha lainnya. Karena dari sudut pandang agama Buddha, para kultivator pada tingkat yang berbeda dapat melihat pemandangan yang berbeda. Dan, perbedaan antara manusia biasa dan kultivator bahkan lebih berbeda lagi bagai langit dan bumi. Lantas, apa kebenaran tentang bulan? Dimana Chang’e setelah dia terbang ke langit? Juga tidak bisa terlihat jelas dengan mata telanjang. 

Namun kisah Chang’e terbang ke bulan memberikan kita pemikiran tentang peningkatan jiwa : Mungkinkah melampaui dunia fana dan naik ke surga dengan merebut (obat)? Atau karena balasan kebaikan? Jika demi ego, apakah bisa lulus dari ujian Tuhan? Demi kebenaran dunia manusia, melepaskan qing dunia manusia, ini barulah manfestasi satu tingkat lebih tinggi daripada dunia fana. Disesuaikan dengan Chang’e, kita juga bisa melihat gambaran kultvasi seperti itu.

A person and person standing together

Description automatically generated

Biksu terkemuka melakukan perjalanan ke dunia surgawi Buddha selama sehari, kembali telah berlalu lebih dari enam tahun lima bulan.

Mengapa Kelinci Giok bisa naik ke surga?

Kuanjing berkata, semua makhluk hidup di dunia Saha mempunyai berbagai macam penderitaan yang tidak dapat dihindari, seperti lahir, tua, sakit, mati, perpisahan dari cinta, kebencian dan dendam, tidak dapat mendapatkan apa yang diinginkan, lima faktor yin subur (yang ditutupi oleh pikiran-pikiran gelisah seperti bentuk, perasaan, pikiran, tindakan, kesadaran, dan sebagainya) semuanya adalah penderitaan.  

Meskipun tidak ada penderitaan di Dunia Sukhavati, namun berkultivasi tidaklah mudah. Namun jika seseorang bertekad untuk berlatih dengan tekun di dunia Saha (dunia fana), mereka mungkin dapat mencapai tingkat menengah atau atas dalam waktu tiga sampai lima tahun, atau mereka mungkin mendapatkan Tao dalam masa hidup ini.

Legenda mengatakan bahwa Kelinci Giok menumbuk obat di bulan. Pengalaman Kelinci Giok naik ke surga benar-benar sesuai dengan manifestasi kultivasi menjadi Tao di dunia manusia.

Ada pepatah tentang kelinci di bulan dalam kitab suci Dinasti Han. Liu Xiang dari Dinasti Han Barat mengatakan dalam “Tongyi Wujing – Ti Tiao Fan” bahwa “ada kelinci dan katak di bulan”, Fu Xian dari Dinasti Jin berkata dalam 《Ni ‘Tianwen’》: ” Apa yang ada di tengah bulan? Kelinci Giok menumbuk obat.”

Ada catatan tentang kelinci yang naik ke surga dalam buku “Catatan Wilayah Barat Dinasti Tang” yang diterjemahkan oleh Xuanzang dari Dinasti Tang. Di hutan belantara Kolam Martir Wilayah Barat, seekor kelinci ditemani oleh rubah dan kera. Ketiga binatang ini meskipun berbeda spesies, namun mereka seperti saudara. 

Untuk menguji mereka, Kaisar Langit berubah menjadi orang tua yang lapar dan kelelahan, datang meminta bantuan sedekah makanan. Ketiga hewan itu semua ingin membantu orang tua itu. Mereka keluar mencari makanan. Rubah dan kera sudah menemukan, hanya kelinci yang tidak menemukan. Kemudian orang tua itu berkata bahwa kelinci bukanlah sahabat sejati rubah dan kera. Kelinci yang sedih itu melompat ke dalam api yang berkobar mengorbankan dirinya—-mempersembahkan dagingnya sendiri untuk menutupi ketidakmampuannya. Kaisar Langit terharu dan mengirim Kelinci Giok ke bulan, agar kisah pengorbanan Kelinci Giok yang tanpa pamrih untuk orang lain disebarkan ke generasi mendatang.

A poster with a rabbit and moon

Description automatically generated

Kelinci giok  di bulan nampak seperti di sebelah (dekat). (Shutterstock)

Makna dari Wu Gang menebang pohon Gui (osmanthus)

Catatan paling awal tentang pohon osmanthus di bulan ditemukan pada Dinasti Han Barat. “Huainanzi” dari Dinasti Han Barat mencatat : “Ada pohon osmanthus di bulan” (dikutip dalam “Taiping Yulan” ). Ada juga legenda Peri Bulan dan Pohon Osmanthus dalam karya Dinasti Jin (tercatat dalam “An Tian Lun” karya Yu Xi). Adapun kisah Wu Gang menebang osmanthus, pertama kali muncul di “Bab Tianzhi” dari novel buku catatan Duan Chengshi “Youyang Zazu”.

“Bab Tianzhi” mencatat bahwa ada pohon osmanthus ajaib di bulan, pohon itu tingginya lima ratus kaki dan memiliki kemampuan memulihkan yang ajaib, luka di pohon dapat segera pulih kembali. Konon Wu Gang, penduduk asli Xihe pada Dinasti Han, melakukan kesalahan dalam kutivasi jalan Dewa dan dihukum oleh gurunya, menebang pohon osmanthus di Istana Bulan.

Wu Gang menebang pohon osmanthus dalam jangka waktu panjang, tentunya hati merasa kesal dan ingin merasa nyaman, jadi dia tidak bisa melakukan terus menerus dengan tekun, menebang dan berhenti, pohon osmanthus itu segera pulih kembali di saat dia berhenti menebang. Dia gagal menyadari bahwa menanggung penderitaan juga merupakan kultivasi, dan yang lebih penting, prinsip berkultivasi hati barulah dapat berkultivasi, jadi dia tidak pernah mampu mencapai Taoisme. 

Sedangkan pohon osmanthus ajaib itu memiliki kemampuan pemulihan yang ajaib dan pertumbuhan yang sangat subur, juga menunjukkan kepada orang-orang suatu kemampuan untuk awet muda yang melampaui dunia fana!

Festival Zhongqiu yang diterangi oleh “bulan buatan manusia” terjalin dengan kisah tradisional Zhongqiu, ditambah ” Dunia Sukhavati di Barat” menampakkan satu tingkatan bagi manusia, memberi kita tingkat inspirasi yang lebih tinggi. Mengapa manusia bereinkarnasi satu masa demi satu masa? Chang’e, Kelinci Giok dan Wu Gang, tokoh cerita tradisional Festival Pertengahan Musim Gugur ini, secara samar-samar mengarahkan manusia berhubungan dengan alam “luar biasa”. 

Gelombang pasang Sungai Qiantang telah terkenal selama beberapa generasi. Gambar menunjukkan Sungai Qiantang pada masa Dinasti Qing. (Hak milik Museum Istana Nasional, Taipei)

“Puisi Bunga Plum” karya Shao Yong mengatakan, “Gerbang surga telah terbuka selamanya, beberapa orang akan kembali dan berapa orang datang”! Betapa langkanya kesempatan untuk kembali ke surga! Dari zaman dahulu hingga sekarang, Tuhan demi menyelamatkan manusia kembali ke asal pulang ke jati diri, kembali ke tempat indah asal mula kehidupan, samar-samar telah mengilhami manusia dengan segala jenis mukjizat di luar imajinasi manusia, dan terkadang juga menggunakan bencana yang luar biasa untuk menghukum orang jahat yang tersesat dan bejat, semua ini juga merupakan keselamatan dunia. 

Kisah dan karakter tradisional Festival Pertengahan Musim Gugur, penampakan “Dunia Sukhavati di Barat” yang secara tidak sengaja kepada manusia, bagi kita yang berada dalam bahaya saat ini, bisa menganggapnya sebagai inspirasi yang melampaui ruang dan waktu dari dunia orang biasa!(lin/mgl)