Rusia Kembali Kuasai Kota Strategis di Ukraina Timur, Pasukan Ukraina Akhirnya Mundur Setelah Bertahan Selama 2 Tahun

Secretchina.com

Pada 2 Oktober 2024 lalu, pasukan Rusia berhasil merebut kota strategis Vuhledar di Ukraina Timur. Sejak Rusia melancarkan operasi militer khusus pada Februari 2022, pasukan Ukraina terus mempertahankan kota ini dan melakukan perlawanan hingga saat ini.

Pasukan Rusia Maju dengan Cepat dan Merebut Kembali Kota Strategis di Ukraina Timur, Pasukan Ukraina Akhirnya Mundur Setelah Bertahan 2 Tahun

Laporan dari Reuters dan media Ukraina pada 2 Oktober menyatakan bahwa pasukan Rusia, yang saat ini menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina, berhasil maju di kota Vuhledar. Hal ini menyoroti keunggulan Rusia dalam hal jumlah personel dan sumber daya. Ukraina terus mendesak negara-negara Barat untuk memberikan lebih banyak bantuan senjata.

Blogger perang Rusia, media, dan pasukan Ukraina rata-rata mengkonfirmasi bahwa pasukan Rusia telah sepenuhnya menguasai kota benteng Vuhledar di Ukraina Timur, dan pasukan Ukraina telah mundur.

Komandan Distrik Militer Timur Ukraina menyatakan bahwa dia telah memerintahkan pasukan terakhir yang masih bertahan di reruntuhan kota Vuhledar untuk mundur. Vuhledar adalah titik pertahanan penting di wilayah Donetsk, Ukraina Timur, yang akhirnya jatuh di bawah serangan besar-besaran Rusia. Tentara Ukraina menyatakan bahwa pasukan Rusia telah menguasai hampir seluruh wilayah Vuhledar pada hari Selasa.

Meskipun laporan harian Kementerian Pertahanan Rusia tidak menyebutkan Vuhledar, gambar-gambar yang diunggah di akun resmi Telegram Rusia menunjukkan pasukan Rusia mengibarkan bendera triwarna di atas bangunan yang hancur.

Laporan dari surat kabar Moskovsky Komsomolets menyatakan bahwa Vuhledar akhirnya jatuh setelah unit terakhir dari Brigade Mekanik ke-72 Ukraina, yang terkenal karena perlawanan gigihnya, mundur pada malam 1 Oktober.

Sejak awal perang Rusia-Ukraina pada tahun 2022, pasukan Ukraina di Vuhledar telah melawan serangan besar-besaran dari pasukan Rusia. Sebelum perang, Vuhledar memiliki lebih dari 14.000 penduduk, tetapi kota ini kini telah hancur akibat pertempuran. Bangunan apartemen era Soviet telah berubah menjadi reruntuhan, dan jalan-jalan penuh dengan kehancuran.

Moskovsky Komsomolets juga melaporkan bahwa Brigade Mekanik ke-72 Ukraina, yang terkenal karena perlawanan gigihnya, akhirnya mundur pada tengah malam.

Laporan Reuters menyebutkan bahwa pasukan Rusia telah merebut kota Ukrainsk, dekat pusat logistik Pokrovsk (Krasnoarmeysk) pada 17 September, kemudian mengepung Vuhledar, sehingga memaksa pasukan Ukraina untuk memilih antara mundur atau ditangkap.

Selain itu, pasukan Rusia semakin sering menggunakan taktik mengepung dan mempersempit basis pertahanan pasukan Ukraina. Gambar-gambar menunjukkan serangan artileri dan bom luncur udara menghujani Vuhledar; kedua belah pihak tidak mengungkapkan kerugian yang terjadi, tetapi masing-masing mengklaim bahwa pihak lawan mengalami kerugian personel yang tinggi.

Menurut laporan Reuters bahwa Vuhledar tidak hanya dekat dengan jalur kereta api yang menghubungkan Krimea dengan kawasan industri Donbas di Ukraina Timur, tetapi juga terletak di persimpangan medan perang timur dan selatan. Penguasaan kota ini sangat penting karena akan memudahkan pasukan Rusia untuk bergerak maju dan mencoba menembus pertahanan Ukraina lebih dalam.

Blogger Rusia menyebutkan bahwa pasukan Rusia sekarang dapat mencoba maju ke arah Velyka Novosilka, yang terletak sekitar 30 kilometer di barat Vuhledar.

Kehilangan Vuhledar Membuat Pertahanan Ukraina di Garis Depan Timur Semakin Sulit

Laporan dari The New York Times menunjukkan bahwa jatuhnya Vuhledar akan memperumit pertahanan di wilayah barat daya Donetsk. Pasukan Rusia dapat memanfaatkan ini untuk meningkatkan serangan terhadap Pokrovsk, yang merupakan pusat transportasi kereta api dan jalan raya penting, serta pintu gerbang menuju wilayah ekonomi Dnipro.

Para ahli menyebutkan bahwa meskipun pasukan Rusia berhasil merebut Vuhledar dalam waktu hampir tiga tahun, pasukan Ukraina masih menguasai lebih dari sepertiga wilayah Donetsk, termasuk beberapa kota besar. Setelah bertahun-tahun pertempuran sengit, kedua belah pihak tampak kelelahan. Kemampuan Rusia untuk memanfaatkan kemenangan ini secara efektif, serta kemampuan Ukraina untuk terus menahan serangan besar Rusia, menjadi kunci perkembangan perang di masa depan.

Sebelumnya, pejabat Ukraina memperkirakan bahwa serangan Rusia akan melambat, namun Rusia terus melakukan serangan besar untuk merebut sebanyak mungkin wilayah sebelum musim hujan tiba. Musim hujan akan membuat medan perang yang berlubang-lubang menjadi lumpur, yang akan menghambat pergerakan kendaraan lapis baja berat.

Kehilangan Vuhledar juga meringankan tekanan pada jalur pasokan Rusia ke Krimea di Ukraina Selatan, karena pasukan Ukraina akan terdorong lebih jauh dari jalur kereta api dan pusat transportasi penting yang dikuasai Rusia. Tentara Ukraina menyatakan bahwa kehilangan Vuhledar akan membuat beberapa wilayah di daerah tersebut lebih sulit dipertahankan dari serangan Rusia.

Juru bicara Distrik Militer Selatan Ukraina, Vladyslav Voloshyn, menyatakan bahwa pasukan Rusia sedang mengumpulkan kekuatan untuk menyerang desa-desa di barat Vuhledar, berusaha mengganggu jalur pasokan Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan bahwa tujuan strategis utama Moskow adalah menguasai seluruh wilayah Donbas, yang mencakup Donetsk dan Luhansk. Saat ini, Rusia telah menguasai sekitar 80% wilayah Donbas.

Data dari Reuters menunjukkan bahwa Rusia telah menguasai 98,5% wilayah Luhansk dan 60% wilayah Donetsk, dengan total kontrol atas hampir seperlima dari wilayah Ukraina.

Sejak Agustus 2024 lalu, pasukan Rusia terus maju di Ukraina Timur dengan cepat dalam dua tahun terakhir. Rusia semakin banyak menggunakan taktik mengepung dan mempersempit basis pertahanan pasukan Ukraina. Gambar-gambar dari wilayah tersebut menunjukkan serangan artileri dan bom luncur yang menghancurkan Vuhledar.

Wilayah Donbas merupakan pusat industri berat. Setelah presiden pro-Rusia Ukraina digulingkan pada tahun 2014 dan Moskow menganeksasi Krimea, Rusia mendukung kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina Timur, yang memulai pertempuran melawan pasukan Ukraina. (jhon)