Israel baru-baru ini melanjutkan serangan udara terhadap pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut. Media pemerintah Lebanon melaporkan bahwa terdapat empat serangan “sangat hebat.” Sebelumnya, militer Israel telah mengimbau warga untuk meninggalkan wilayah yang dikuasai oleh kelompok Hizbullah. Selain itu, menjelang peringatan setahun serangan Hamas, terhadap Israel, tentara Israel meningkatkan kewaspadaan dan bersiap untuk membalas serangan rudal dari Iran
NTD
Kantor berita Agence France-Presse (AFP), yang dikutip oleh Central News Agency (CNA), melaporkan bahwa jurnalis mereka di Beirut mendengar beberapa ledakan dan melihat asap tebal membumbung dari pinggiran selatan Beirut.
Laporan tersebut menyatakan bahwa setelah setiap serangan, bola api bisa terlihat membumbung tinggi ke udara, dan suar penerangan perlahan naik di antara asap tebal.
Menurut laporan dari National News Agency (NNA), meskipun serangan udara Israel menargetkan pinggiran selatan Beirut, lalu lintas udara di bandara utama Beirut “masih beroperasi,” dan “beberapa pesawat dari maskapai penerbangan Timur Tengah baru saja mendarat.”
Setelah pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan Israel pada 27 September, banyak yang memperkirakan bahwa penggantinya adalah Hashem Safieddine. Safieddine adalah sepupu Nasrallah dan bertanggung jawab mengawasi urusan politik Hizbullah serta mengelola operasi militer. Pada tahun 2017, Departemen Luar Negeri AS memasukkan namanya ke dalam daftar teroris.
Peringatan Setahun Perang Israel-Hamas
Ketika perang antara Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon semakin intensif, serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu akan segera memasuki peringatan satu tahun. Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam konferensi pers yang disiarkan di televisi pada 5 Oktober, menyatakan, “Kami telah siap meningkatkan pasukan untuk menghadapi hari tersebut.”
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Herzi Halevi, menyatakan bahwa Hizbullah akan dipukul hingga “tanpa kompromi dan tanpa ruang bernapas.”
Perang di Gaza saat ini berlangsung lambat, sementara Israel telah mengalihkan fokusnya ke Lebanon di bagian utara. Israel terus bentrok dengan Hizbullah, sementara juga memusatkan perhatian pada Iran yang mendukung kelompok tersebut.
Militer Israel menyatakan bahwa sejak 30 September, ketika militer Israel meluncurkan operasi darat yang menargetkan Hizbullah di Lebanon, sekitar 440 anggota Hizbullah telah tewas dalam serangan dari darat dan udara.
Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan sekitar 200 rudal ke Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan beberapa pemimpin tinggi Hizbullah oleh Israel. (hui)