oleh Li Yun, Xiong Bin, dan Wang Yanqiao.
Ekonomi Tiongkok terus melemah dengan berbagai sektor mengalami tekanan besar dan gelombang penutupan toko terus terjadi. Di tengah gelombang pengangguran, jumlah tunawisma di jalanan semakin bertambah.
“Ini adalah Jalan Emas Wanda di Huli, Xiamen. Pada awal tahun, saya merekam video di sini dan ada 50 toko yang tutup, sekarang ada 40 toko yang tutup. Saat ini seharusnya menjadi musim ramai untuk bisnis ritel, tetapi masih banyak toko di sepanjang jalan yang tutup,” kata seorang blogger wanita dari Xiamen, Fujian.
Warga Xiamen, Mr Li, mengatakan kepada NTD yang disiarkan Sabtu (12/10/2024) bahwa saat ini kondisi ekonomi memburuk, orang-orang tidak lagi berbelanja, dan gelombang penutupan toko terus terjadi.
“Sebelumnya, di jalan paling ramai seperti Zhongshan dan Jinshan, hampir semuanya toko kosong. Toko-toko ini bisa berganti pemilik tiga kali dalam setahun, dan setelah diambil alih, dalam dua atau tiga bulan tidak ada bisnis, kemudian berganti lagi,” ujarnya.
Li juga mengatakan bahwa bahkan selama liburan “Golden Week”, bisnis tidak beroperasi.
“Tahun ini adalah yang paling sepi selama lebih dari 20 tahun dirinya di sana. Ia bekerja di sektor pariwisata, biasanya orang-orang sangat sibuk selama liburan ini, tapi tahun ini tidak ada bisnis. Orang-orang di sekitarnya, termasuk di lingkungan tempat tinggalnya, yang dulu suka bepergian, sekarang tidak lagi bepergian,” tambahnya.
Li mengungkapkan bahwa banyak taksi di Xiamen juga berhenti beroperasi, dan orang-orang membeli sepeda motor listrik untuk menghemat biaya.
Pemilik toko di Dongguan, Guangdong, Mr Wang berkata: “Sekarang hampir tidak ada orang yang berbelanja. Kami terus beroperasi tanpa keuntungan, setiap hari bertahan dengan susah payah. Rasanya sangat menyedihkan dan mencemaskan. Selama dua tahun terakhir, ia tidak membeli sepotong pakaian pun. Bahkan di pasar, tidak banyak orang yang membeli sayuran.”
Dalam video terlihat jalanan kota yang sepi, seorang pedagang kaki lima mengalami kelelahan mental dan berteriak putus asa.
“Sekarang harga-harga naik, sayuran seperti daun bawang dan daging babi semuanya naik. Setiap kali membuka mata, yang terpikirkan adalah biaya sewa, air, dan listrik. Jika tidak bisa bertahan, pulang kampung pun bukanlah solusi, bertani saja tidak mencukupi biaya. Di pinggir jalan sekarang banyak tunawisma,” ujarnya.
Warga Shenyang, Mr Zhao berkata: “Di banyak kota besar seperti stasiun kereta dan alun-alun, sering kali ada banyak anak muda yang tidur di jalanan. Banyak orang merasa putus asa sampai tidak lagi memiliki harapan hidup.”
Dalam video terlihat di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen, banyak anak muda yang tinggal di bawah jembatan, taman, dan stasiun. (Hui)