Saat Perang Timur Tengah Bekecamuk, AS Jual Senjata Seharga Rp 35 Triliun ke Arab Saudi dan UEA

Matt McGregor

Departemen Pertahanan Amerika Serikat menyetujui penjualan persenjataan  senilai lebih dari $2 miliar kepada sekutu di Timur Tengah, termasuk lebih dari $1 miliar dalam kesepakatan senjata dengan Kerajaan Arab Saudi dan $1,2 miliar dengan Uni Emirat Arab (UEA).

Tiga kesepakatan yang disetujui dengan Kerajaan Arab Saudi datang atas permintaan negara tersebut, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri yang berbicara kepada The Epoch Times. 

Menurut Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) AS, penjualan ini tidak akan “mengubah keseimbangan militer dasar di kawasan” dan tidak akan mengganggu “kesiapan pertahanan” AS.

Pada 11 Oktober 2024, DSCA, sebuah badan di bawah Departemen Pertahanan AS kepada Kongres tentang penjualan militer asing berupa “amunisi untuk sistem artileri, senapan mesin, dan tank” senilai $139 juta, menurut pernyataan badan tersebut. Amunisi tersebut akan disuplai oleh Angkatan Darat AS dan vendor pengadaan “yang belum diketahui saat ini.”

Dalam pernyataan terpisah pada 11 Oktober, DSCA menyatakan telah menyetujui penjualan tambahan rudal AIM-9X Block II Sidewinder dan peralatan terkait senilai $251,8 juta. RTX Corp., sebelumnya Raytheon Technologies Corp., yang berbasis di Arlington, Virginia, akan menjadi kontraktor utama.

DSCA juga menyetujui penjualan rudal AGM-114R3 Hellfire II senilai $655 juta, menurut pernyataan ketiga badan tersebut.

“Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan negara sahabat yang terus menjadi kekuatan penting bagi kemajuan politik dan ekonomi di Timur Tengah,” kata DSCA.

Lockheed Martin Corp. akan menjadi kontraktor utama. Penjualan ini juga akan memfasilitasi kemampuan Arab Saudi untuk mempertahankan diri terhadap potensi ancaman yang dihadapi oleh pasukan AS yang ditempatkan di wilayahnya.

“Investasi berkelanjutan Arab Saudi dalam kemampuan pertahanannya sangat penting untuk melindungi perbatasannya, infrastruktur energi, dan penduduknya. Arab Saudi tidak akan mengalami kesulitan dalam menyerap amunisi ini ke dalam angkatan bersenjatanya,” tambah DSCA.

Penjualan Militer Asing UEA

DSCA juga menyetujui penjualan militer asing senilai $1,2 miliar kepada UEA. Jika disetujui, UEA akan membeli artileri roket yang disebut GMLRS dan munisi ATACMS serta peralatan terkait.

Seperti dalam penjualan sebelumnya, badan tersebut menyatakan bahwa ini akan mendukung tujuan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri.

“Uni Emirat Arab telah, dan terus menjadi, mitra penting AS untuk stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di Timur Tengah,” kata DSCA. “Penjualan yang diusulkan ini akan meningkatkan kemampuan Uni Emirat Arab untuk menghadapi ancaman saat ini dan di masa depan dengan memodernisasi angkatan bersenjatanya.”

Lockheed Martin Corp. akan menjadi kontraktor utama.

Setiap penjualan akan membutuhkan penugasan sementara pejabat pemerintah dan perwakilan kontraktor selama hingga 10 hari untuk membantu pelatihan peralatan.

Terkait dengan biaya akhir dari penjualan, DSCA menyatakan bahwa angkanya didasarkan pada perkiraan awal yang dapat berubah tergantung pada “persyaratan akhir, otoritas anggaran, dan perjanjian penjualan yang ditandatangani, jika dan ketika disepakati.”  (asr)