Korsel Berencana Membalas Kerja Sama Militer Antara Korut dan Rusia, Eropa Mendanai Ukraina dengan 35 Miliar Euro

ETIndonesia. Pada  Selasa (22/10/2024), pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa mereka sedang menyusun strategi untuk menghadapi kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia. Baru-baru ini, terdapat laporan bahwa Korea Utara telah mengirim pasukan ke Rusia, siap untuk bergabung dalam perang Rusia-Ukraina. Komunitas internasional merasa khawatir tentang hal ini dan berencana untuk meningkatkan dukungan mereka kepada Ukraina.

“Pemerintah mendesak Korea Utara untuk segera menarik pasukan. Pemerintah akan mengambil langkah-langkah bertahap sesuai dengan perkembangan kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara,” ujar Wakil penasihat keamanan nasional Korea Selatan, Kim Tae-hyo.

Pada  Selasa, Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional (NSC) dan mengatakan bahwa mereka siap untuk mengambil tindakan diplomatik, ekonomi, dan militer untuk menanggapi kerja sama militer yang semakin erat antara Korea Utara dan Rusia, dan menunjukkan bahwa Korea Selatan tidak menutup kemungkinan untuk menyediakan senjata mematikan kepada Ukraina.

Badan intelijen Korea Selatan mengungkapkan minggu lalu bahwa Korea Utara telah mengirimkan 1.500 pasukan khusus ke Rusia untuk pelatihan dalam perang melawan Ukraina. Juga ada informasi bahwa Korea Utara mungkin berencana untuk mengirimkan puluhan ribu pasukan.

Korea Utara pada hari itu membantah telah mengirim pasukan ke Rusia untuk membantu dalam pertempuran, dan Moskow juga merahasiakan hal ini.

Meskipun saat ini belum ada bukti jelas bahwa pasukan Korea Utara terlibat dalam pertempuran, perkembangan ini membuat komunitas internasional sangat khawatir.

Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, mengatakan, “Jika benar (Korea Utara mengirim pasukan), perkembangan ini sangat berbahaya dan sangat mengkhawatirkan, menunjukkan bahwa hubungan militer antara Korea Utara dan Rusia semakin erat.”

Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, menyatakan, “Ini sangat mengejutkan dan sangat buruk. Ini merupakan representasi dari aliansi agresi yang semakin bertambah yang harus dihadapi oleh NATO dan G7.”

Presiden Ukraina Zelenskyy meminta para mitra untuk mengambil tindakan tegas.

Presiden Ukraina Zelenskyy mengatakan, “Jelas bahwa Putin takut dengan perdamaian, jadi ia berusaha keras untuk meningkatkan agresi dan melibatkan Korea Utara dalam perang di garis depan.”

Sementara itu, komunitas internasional sedang mempercepat bantuan militer ke Ukraina. Parlemen Eropa pada hari Selasa mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan melalui pemungutan suara untuk menggunakan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan untuk menyediakan pinjaman sebesar 35 miliar euro kepada Ukraina.

Presiden Parlemen Eropa, Roberta Metsola, mengatakan, “Kami mengirim pesan yang sangat kuat: kami akan menggunakan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan untuk Ukraina, dan Rusia sebagai agresor pasti akan membayar harga atas agresinya terhadap Ukraina, dan kemuliaan bagi Ukraina.”

Menteri Pertahanan AS, Austin, juga mengumumkan pada hari sebelumnya saat mengunjungi Kiev bahwa Amerika Serikat telah memutuskan untuk menyediakan bantuan senjata baru senilai $400 juta kepada Ukraina.

Di medan perang, Rusia menyerang kota Sumy di utara Ukraina pada  Selasa dini hari, mengakibatkan tiga warga sipil tewas, termasuk satu anak-anak. Angkatan Udara Ukraina mengkonfirmasi bahwa Rusia telah mengerahkan 60 drone Shahed, di mana 52 di antaranya berhasil diintersepsi dan 4 lainnya terbang menjauh dari perbatasan Ukraina. (Jhon)

sumber :ntdtv.com