Serangan Teroris di Perusahaan Dirgantara Turki, 5 Tewas 22 Luka

EtIndonesia. Pada hari Rabu (23/10) terjadi serangan mematikan di markas besar Industri Dirgantara dan Penerbangan Turki (TUSAS) dekat Ankara, menewaskan setidaknya 5 orang dan melukai 22 lainnya. Menurut laporan media, ledakan besar terjadi di lokasi, dengan gambar menunjukkan asap tebal dan kobaran api.

Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengatakan serangan teroris itu menewaskan setidaknya 5 orang, termasuk dua penyerang. Dia menambahkan bahwa 22 lainnya terluka dan telah dibawa ke rumah sakit terdekat. 

“Sayangnya, pada pukul 15:26 waktu setempat, kebanggaan industri pertahanan dan domestik kami, TUSAS, diserang,” katanya di lokasi kejadian. “Dua teroris, seorang wanita dan seorang pria, telah dilumpuhkan.”

Dia mengatakan bahwa pihak berwenang Turki sedang berupaya menentukan organisasi mana di balik serangan ini. Menurut laporan resmi dari Anadolu Agency Turki, jaksa di Ankara telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut. 

Menurut laporan Reuters, tak lama setelah ledakan, terdengar suara tembakan, dan penyebab insiden ini masih belum jelas. Gambar dari media sosial X menunjukkan setidaknya dua penyerang dengan senapan serbu dan ransel memasuki fasilitas TUSAS dan melepaskan tembakan, salah satunya adalah wanita. Beberapa laporan media menyebutkan adanya serangan bunuh diri, dan terdapat sandera di dalam gedung.

Menurut laporan Anadolu, layanan darurat telah dikirim ke lokasi. Saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa para pekerja di dalam gedung telah dibawa ke tempat perlindungan oleh pihak berwenang, dan tidak diizinkan pergi. Mereka mengatakan ledakan mungkin terjadi di berbagai pintu keluar saat karyawan pulang kerja.

Tayangan televisi menunjukkan kerusakan di pintu masuk TUSAS, dan baku tembak terjadi di parkiran terdekat. Laporan juga menyebutkan bahwa lebih awal pada hari itu, sebuah serangan terjadi di fasilitas TUSAS di Ankara. Laporan awal menunjukkan dua penyerang meledakkan perangkat peledak dan melepaskan tembakan di pintu masuk gedung.

TUSAS adalah salah satu perusahaan pertahanan dan penerbangan terpenting di Turki, yang telah memproduksi jet tempur nasional pertama negara itu, KAAN, serta terlibat dalam proyek lainnya.

Walikota Ankara, Mansur Yavas, menyatakan bahwa dia “berduka” atas serangan yang menargetkan perusahaan pertahanan utama TUSAS. Menurut situs web perusahaan, TUSAS didirikan pada tahun 1973 sebagai bagian dari Kementerian Industri dan Teknologi Turki untuk mengurangi “ketergantungan luar negeri dalam industri pertahanan.”

Seorang juru bicara mengatakan kepada CNN bahwa Departemen Luar Negeri AS sedang “mengikuti” laporan tentang serangan tersebut. Menurut Anadolu, setelah serangan tersebut, Direktur Jenderal TUSAS, Mehmet Demiroglu, meninggalkan pameran pertahanan nasional dan kembali ke Ankara.

Ketika serangan terjadi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang berada di Kota Kazan, Rusia, untuk menghadiri pertemuan puncak tahunan BRICS. Dia secara keras mengutuk serangan tersebut.

“Saya mengutuk serangan teroris yang mengerikan ini dan berdoa agar Allah berbelas kasih pada mereka (yang tewas dalam serangan),” katanya dalam sebuah pidato di Rusia. 

Dalam sebuah posting di X, dia menyebut kejadian itu sebagai “serangan keji” terhadap keberlangsungan hidup dan upaya pertahanan nasional. 

“Saya mengirimkan doa terbaik saya kepada negara kami dan para karyawan setia TUSAS, yang merupakan kebanggaan industri pertahanan kami,” tulis Presiden Turki.

Turki adalah anggota NATO. Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyatakan bahwa dia telah berbicara dengan Erdogan mengenai insiden “yang sangat mengkhawatirkan” ini. Dia mengatakan: “NATO mendukung Turki.”

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa kepada korban insiden tersebut. Dia mengatakan kepada Erdogan pada pembukaan konferensi BRICS: “Anda tahu perasaan kami. Kami mengutuk tindakan semacam itu, apa pun motifnya.”

Kedutaan Besar AS di Turki “dengan keras” mengutuk serangan tersebut, mengatakan : “kami mendukung sekutu kami, Turki.”(jhn/yn)