Lebanon Membara, AS Aktif Mendorong Gencatan Senjata antara Israel dan Hizbullah

Israel sedang melancarkan perang pembelaan dengan irama mereka sendiri, sementara Amerika Serikat terus berupaya mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah. Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan, “Hari ini Israel memiliki lebih banyak kebebasan untuk bertindak terhadap Iran dibandingkan sebelumnya.” 

ETIndonesia. Pada  Kamis 31 Oktober 2024, dalam pidato kepada para perwira baru, PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa kini angkatan bersenjata Israel dapat mencapai mana pun di Iran, dan tujuan utama Angkatan Pertahanan Israel serta lembaga keamanan adalah mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Pada 26 Oktober dini hari, Israel melancarkan serangan udara balasan tepat sasaran terhadap Iran. Setelah itu, pihak Israel menyatakan bahwa serangan tersebut telah melumpuhkan kemampuan pertahanan Iran serta kemampuan mereka untuk memproduksi rudal, termasuk melumpuhkan tiga sistem rudal S-300 yang tersisa milik Iran.

Pada hari yang sama, di selatan Lebanon, situasi semakin tegang, dengan Israel terus melakukan serangan darat dan udara terhadap kelompok radikal Hizbullah. Sementara itu, Hizbullah meluncurkan roket ke utara Israel, menyebabkan lima orang tewas di kota Metula, termasuk empat pekerja asing dan satu warga Israel.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari itu juga mengatakan bahwa kemajuan telah dicapai dalam pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701, yang diharapkan dapat menjadi dasar untuk penyelesaian diplomatik konflik antara Israel dan Hizbullah.

Blinken mengatakan, “(Resolusi tersebut mencakup) penarikan Hizbullah dari perbatasan, penempatan pasukan Lebanon, dasar hukum untuk tindakan tersebut, serta mekanisme pelaksanaan yang tepat.”

Sehari sebelumnya, Amerika Serikat mengajukan draf perjanjian gencatan senjata, termasuk awal genjatan senjata 60 hari antara Israel dan Hizbullah. (Jhon)

Sumber : NTDTV.com