Trump Menang Pemilu, Sejumlah Perusahaan Percepat Hengkang dari Tiongkok Menuju Negara-negara Asia Tenggara

Kemenangan Trump dalam pemilu AS minggu ini telah mempercepat rencana banyak perusahaan asing di Tiongkok untuk meninggalkan negara tersebut. Kementerian Ekonomi Taiwan juga menyatakan akan membantu perusahaan-perusahaan Taiwan untuk memindahkan pabrik mereka keluar dari Tiongkok.

ETIndonesia. Donald Trump, yang akan menjabat sebagai Presiden AS, telah berjanji selama kampanyenya untuk memberlakukan tarif sebesar 60% atas barang-barang Tiongkok, jauh lebih tinggi daripada tarif 7,5% hingga 25% yang ia tetapkan selama masa jabatannya yang pertama. Selain itu, Trump menyatakan akan mencabut status “negara paling diuntungkan” yang dimiliki Tiongkok dalam perdagangan.

Negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Laos sudah menjadi tujuan investasi utama bagi perusahaan yang ingin memindahkan produksi dari Tiongkok untuk mengekspor barang-barang ke AS sejak kebijakan tarif tinggi Trump sebelumnya. 

Saat ini, jumlah perusahaan Tiongkok yang merencanakan kepindahan ke Asia Tenggara melonjak tajam.

Presiden grup pengembang industri terbesar Thailand, WHA, Jareeporn Jarukornsakul, mengatakan kepada Reuters bahwa sejumlah besar investor Tiongkok kini mencari informasi tentang pendirian pabrik di Thailand, memaksa perusahaan merekrut staf penjualan yang dapat berbahasa Mandarin. Grup ini memperluas kawasan industrinya di Thailand dan Vietnam serta merekrut staf berbahasa Mandarin.

Perusahaan pengembang industri Asia Tenggara lainnya, Amata, telah menambahkan lebih dari 90 pabrik baru tahun ini, dengan dua pertiga berasal dari Tiongkok. Amata memprediksi jumlah ini akan meningkat dua kali lipat tahun depan.

Tidak hanya industri manufaktur, sektor lain pun sedang merencanakan untuk hengkang dari Tiongkok.

Analis Wall Street memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang lamban serta pengawasan ketat pemerintahan Tiongkok akan semakin mempersulit bisnis AS untuk beroperasi di Tiongkok setelah Trump resmi menjabat, sehingga kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok akan menjadi lebih sulit.

Beberapa perusahaan keuangan dan firma hukum telah mempertimbangkan kembali strategi mereka di Tiongkok demi mengurangi risiko.Bahkan, kebanyakan dari mereka berencana menarik atau menunda investasi, dengan sebagian berencana menjual bisnis mereka di Tiongkok.

Kementerian Ekonomi Taiwan juga menyatakan pada 7 November bahwa pihaknya akan membantu pengusaha Taiwan di Tiongkok untuk memindahkan basis produksi mereka secepat mungkin demi menghindari dampak tarif 60%. (Hui)

Sumber : NTDTV.com