EtIndonesia. Sekilas, gambar di bawah ini tampak seperti laba-laba atau mungkin serangga kecil.
Namun jika Anda perhatikan lebih dekat, jelaslah bahwa hewan dalam gambar ini bukanlah serangga, melainkan katak kecil.
Sekelompok ilmuwan baru-baru ini melakukan penelitian di Hutan Atlantik Brasil ketika mereka mendengar suara kicauan bernada tinggi. Mereka segera menemukan bahwa sumber kicauan itu adalah katak yang sangat kecil.
Ada beberapa jenis katak mini, yang diberi nama “katak kutu”, yang berasal dari Hutan Atlantik Brasil. Namun, para peneliti belum pernah melihat yang sekecil itu.
Setelah beberapa pengujian, para ilmuwan memastikan bahwa katak itu adalah spesies baru. Mereka meresmikannya dengan menamai katak itu Brachycephalus dacnis.
Dengan panjang hanya 7 milimeter, B. dacnis adalah vertebrata terkecil kedua di dunia — ada satu jenis katak kutu lain yang sedikit lebih kecil.
Meskipun B. dacnis berukuran besar, kerangka mereka hampir identik dengan kerangka katak biasa. Sementara spesies katak kutu lainnya memiliki sedikit tulang di kepala mereka, kepala B. dacnis dibangun seperti kepala katak normal. Pengamatan ini telah membingungkan para ilmuwan dan memberi mereka kesempatan untuk mempelajari cara kerja sistem kerangka miniatur.
“Kita berbicara tentang batas ukuran kehidupan di Bumi,” kata Luís Felipe Toledo, salah satu ilmuwan yang menemukan B. dacnis, kepada The New York Times.
Menjadi sangat kecil mungkin tampak seperti kerugian bagi katak yang mencoba bertahan hidup di hutan besar. Namun, para peneliti telah menyimpulkan bahwa perawakan mereka yang kecil sebenarnya merupakan keuntungan. Mereka dapat hidup di habitat mini dan berburu mangsa yang tidak dapat diakses oleh katak yang lebih besar.
Seperti namanya, katak kutu adalah pelompat yang hebat, mampu melompat lebih dari 30 kali panjang tubuhnya. Perilaku ini memungkinkan mereka untuk menerkam mangsa sekaligus melarikan diri dari predator yang mengintimidasi — seperti semut.
Penemuan B. dacnis diharapkan dapat menjadi pengingat akan pentingnya melindungi tempat-tempat penting keanekaragaman hayati seperti Hutan Atlantik. Para ilmuwan masih memiliki banyak hal untuk dipelajari dari B. dacnis, dan mungkin ada spesies yang lebih kecil yang bersembunyi di Hutan Atlantik yang belum kita temukan.
“Keanekaragaman katak mini ini mungkin jauh lebih besar dari yang kita duga,” tulis Toledo dalam sebuah makalah ilmiah yang diterbitkan di PeerJ. (yn)
Sumber: the dodo