“Finlandisasi” Ukraina untuk Perdamaian dengan Rusia? Menteri Luar Negeri Finlandia: Kami Pernah Mengalahkan Uni Soviet Dulu

EtIndonesi. Rusia telah menginvasi Ukraina selama hampir 1000 hari, dan bagaimana mengakhiri konflik ini dengan segera dan memulihkan perdamaian merupakan pusat perhatian dunia. Salah satu usulan yang diajukan adalah membuat Ukraina meniru netralitas Finlandia selama Perang Dingin, sebuah strategi yang dikenal sebagai “Finlandisasi”. Namun, Menteri Luar Negeri Finlandia, Elina Valtonen, baru-baru ini menyatakan ketidaksetujuannya.

Menurut laporan Reuters, Finlandia memproklamasikan kemerdekaannya dari kekuasaan Rusia pada tahun 1917 dan berhasil mempertahankan invasi Soviet pada tahun 1939. 

Selama beberapa dekade Perang Dingin, Finlandia memelihara hubungan yang ramah dan toleran dengan Uni Soviet, mengambil jalan yang kadang-kadang tidak stabil menuju netralitas untuk mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaannya—strategi ini dikenal sebagai “Finlandisasi”.

Seiring dengan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS, semakin banyak kekhawatiran bahwa Ukraina mungkin dipaksa untuk tetap netral sesuai dengan keinginan Rusia dan tidak boleh bergabung dengan NATO sebagai jaminan keamanannya sendiri untuk mendapatkan perdamaian.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Menteri Luar Negeri Valtonen menyatakan bahwa Finlandia dapat mempertahankan perdamaian dengan Uni Soviet karena Finlandia berhasil memukul mundur invasi tentara Merah Soviet dan selalu waspada.

Valtonen dengan tegas menyatakan: “Ya, saya menentang (Finlandisasinya Ukraina). Mari kita hadapi kenyataan, Ukraina sebelumnya sudah netral, namun masih diinvasi oleh Rusia.”

Valtonen menambahkan: “Ini sama sekali bukan hal yang ingin saya paksakan pada Ukraina. (Finlandisasi) bukan pilihan terbaik.” Menurutnya, pendekatan ini tidak akan menghilangkan masalah yang ada.(jhn/yn)