Pasukan Marinir ke-810 Rusia Rugi Besar dalam Serangan Gabungan Ukraina di Kursk

EtIndonesia. Konflik Rusia-Ukraina memasuki hari ke-993, sekaligus hari ke-101 Pertempuran Kursk, dengan intensitas pertempuran yang terus meningkat di medan perang Kursk. Pasukan Marinir ke-810 Rusia mengalami kerugian signifikan setelah diserang oleh beberapa brigade Ukraina dalam serangan mematikan. Konflik ini menunjukkan eskalasi yang serius dan keterlibatan internasional yang semakin kompleks.

Serangan Berat dan Kerugian Besar

Pasukan Ukraina melancarkan empat kali serangan terhadap posisi pertahanan udara di Mariupol, menghancurkan beberapa sasaran di Donetsk, dan menghadapi perlawanan keras dari pasukan Rusia yang tidak memberikan titik serangan yang jelas. Kolonel Rusia di zona perang Lyman, Yevgeny Radnov, dilaporkan tewas akibat tembakan artileri Ukraina, menandai kekuatan serangan balik yang efektif dari Ukraina.

Pembentukan Aliansi dan Peningkatan Bantuan Internasional

Polandia mengusulkan pembentukan aliansi bantuan untuk Ukraina, dengan pengecualian Hongaria dan Slovakia, guna menghilangkan hambatan dalam memberikan dukungan. 

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan peningkatan bantuan militer ke Ukraina, dengan potensi bantuan mencapai 9 miliar dolar. Selain itu, penasihat keamanan nasional AS yang baru mendukung pencabutan pembatasan senjata untuk Ukraina, memperkuat komitmen Amerika Serikat dalam konflik ini.

Pertempuran Kursk: Mesin Penggiling Daging Baru

Medan perang Kursk telah berubah menjadi arena pertempuran yang intens, dengan kedua belah pihak mengirimkan bala bantuan tanpa memperhitungkan biaya. Sembilan komandan utama Rusia mengeluarkan perintah serangan total kepada pasukan gabungan Rusia-Korea Utara, dengan target Sumy, Ukraina, setelah merebut kembali Sudzha. Namun, serangan ini mengalami serangan balik yang kuat dari pasukan Ukraina, mengakibatkan kerugian besar bagi Rusia.

Respon Ukraina yang Gigih

Menghadapi pasukan Rusia yang mencapai 50.000 tentara, pasukan Ukraina tidak menunjukkan niat untuk mundur. Tiga matra militer Ukraina, termasuk pasukan elit, berjuang keras mempertahankan posisi mereka. Brigade Mekanik ke-47 Ukraina terus maju ke arah Novoivanovka, menghancurkan dua posisi Rusia dengan kendaraan tempur M1A2 Bradley. Di barat, pasukan Ukraina dengan empat batalyon mekanik meningkatkan serangan terhadap Lyubimovka, sementara di timur laut Pogrebki, mereka merebut kembali dua pemukiman dan melakukan serangan cepat ke Ornovka.

Kerusakan Besar pada Pasukan Rusia

Menurut laporan Noor pada 13 November, 50.000 pasukan gabungan Rusia masih melakukan serangan gencar di Kursk, menggunakan divisi lapis baja dan infanteri. Hingga saat ini, setidaknya lima divisi mekanik telah dihancurkan, dengan Brigade Marinir ke-8105 mengalami kerugian paling parah. Brigade ke-95, ke-47, dan Brigade Berat ke-17 Ukraina memberikan serangan mematikan, menghancurkan lebih dari 10 kendaraan lapis baja oleh Brigade ke-47 saja.

Pertempuran di Kurakhovo

Kurakhovo, yang terletak di garis depan timur Ukraina, kini dikepung dari tiga sisi. Pasukan Rusia hanya berjarak kurang dari dua mil dari pusat kota yang hancur, dengan sekitar 700 hingga 1.000 penduduk lokal bertahan di ruang bawah tanah tanpa akses air bersih, pemanas, atau listrik. Serangan artileri, roket multi-laras, bom udara, dan drone telah menjadikan Kurakhovo sebagai medan pertempuran yang sengit, mirip dengan Bakhmut.

Brigade ke-33 dan ke-46 Ukraina yang bertempur di Kurakhovo merilis video pertempuran yang menunjukkan keberhasilan pasukan Ukraina dalam mengatasi serangan dari dua arah pasukan Rusia. Meski demikian, situasi di Kurakhovo tetap genting, dengan pasukan Rusia terus mendekat.

Dukungan Internasional yang Meningkat

Amerika Serikat dijadwalkan akan mengirim ratusan rudal dalam beberapa minggu ke depan untuk digunakan dalam sistem pertahanan udara Patriot dan NASAMS. The Wall Street Journal melaporkan bahwa tujuan Amerika adalah mengirim lebih dari 500 interceptor PAC dan AMRAAM dalam jangka pendek, menunjukkan percepatan bantuan militer sebelum masa jabatan Presiden Biden berakhir.

Selain itu, Taiwan mengajukan paket pembelian senjata senilai hampir 500 miliar dolar kepada Amerika Serikat, termasuk jet tempur F-35, pesawat peringatan dini E-2K, kapal perusak Aegis, dan rudal Patriot, menunjukkan tekad mereka dalam menghadapi ancaman dari Tiongkok.

Penunjukan Menteri Pertahanan Baru dan Kebijakan AS

Presiden Trump menunjuk Pete Hegseth sebagai Menteri Pertahanan dan Mike Waltz sebagai Penasihat Keamanan Nasional. Waltz, seorang veteran perang Irak dan Afghanistan, dikenal sebagai pendukung kuat Ukraina dan memiliki pandangan tegas terhadap Tiongkok, Rusia, dan Iran. Penunjukan ini diharapkan akan memperkuat kebijakan luar negeri “America First” dalam mendukung Ukraina.

Komitmen Eropa dan NATO

Negara-negara Eropa utama seperti Inggris, Prancis, Jerman, Polandia, dan Italia, serta negara-negara Nordik dan Baltik, telah menyatakan dukungan penuh mereka terhadap Ukraina. Presiden Polandia Duda mengusulkan pembentukan aliansi bantuan, sementara Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan alokasi minimal 2% dari PDB negara anggota untuk pertahanan, mendukung Ukraina secara penuh.

Tantangan Ekonomi Rusia

Presiden Putin menandatangani dekrit baru yang mengurangi tunjangan cacat hingga 96,6%, mencerminkan kesulitan ekonomi yang dihadapi Rusia akibat konflik yang berkepanjangan. 

Menteri Luar Negeri AS, Blinken, dalam kunjungan mendadak ke Brussel, menegaskan komitmen pemerintahan Biden untuk meningkatkan dukungan kepada Ukraina sebelum masa jabatannya berakhir.

Prospek Konflik dan Dukungan yang Terus Meningkat

Dengan medan perang yang terus berubah dan dukungan internasional yang semakin meningkat, konflik Rusia-Ukraina menunjukkan bahwa Ukraina mampu memberikan perlawanan yang signifikan. Dukungan dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa menjadi faktor kunci dalam menentukan arah konflik ini, sementara tekanan internasional terhadap Rusia terus meningkat.

Perang ini tidak hanya menjadi ujian bagi kekuatan militer kedua negara, tetapi juga bagi solidaritas dan komitmen internasional dalam mendukung kedaulatan dan keamanan Ukraina. Jika dukungan ini terus berlanjut, kemungkinan besar Ukraina akan mampu mempertahankan wilayahnya dan menghadapi tantangan dari agresi Rusia dengan lebih efektif.