EtIndonesia. Menjelang pertandingan sepak bola internasional antara Prancis dan Israel, Paris telah meningkatkan keamanan dengan menambahkan ribuan personel keamanan. Sebuah peristiwa kekerasan terhadap penggemar Israel terjadi di Amsterdam, Belanda, seminggu sebelumnya.
Pada Kamis, 14 November, pertandingan antara Prancis dan Israel akan digelar di Stadion Prancis di pinggiran Paris, di mana Prancis telah menurunkan 4.000 polisi dan 1.600 petugas keamanan.
Kekerasan anti-Yahudi yang terjadi di Amsterdam pada Kamis lalu menyebabkan setidaknya lima orang dirawat di rumah sakit, dan lebih dari 60 orang ditangkap. Wali Kota Amsterdam, Femke Halsema, menyatakan bahwa aplikasi Telegram digunakan oleh para pelaku kekerasan untuk mengorganisir serangan, dengan beberapa obrolan yang berisi pesan-pesan seperti “Memburu orang Yahudi.”
Penggemar klub sepak bola Israel yang ditemui The Wall Street Journal mengatakan bahwa situasi semakin memburuk dua hari setelah kejadian di Amsterdam, dengan sasaran wisatawan Israel yang dikuntit dan diawasi di kota tersebut. Video-video terkait juga beredar luas di internet yang menunjukkan penggemar klub sepak bola Israel menarik bendera Palestina sambil meneriakkan slogan anti-Palestina.
Pemerintah Israel pada Minggu (10/11) memberikan peringatan untuk “menghindari menghadiri acara olahraga atau budaya Israel di luar negeri dalam minggu mendatang, terutama pertandingan yang akan digelar di Paris.”
Menurut intelijen pemerintah Israel, kelompok pro-Palestina di luar negeri berencana menyerang warga Israel di negara-negara seperti Belanda, Inggris, Prancis, dan Belgia.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Bruno Retailleau, mengatakan pada Rabu bahwa Israel dapat merasa aman di Paris.
“Kami menyambut orang Israel di Paris, dan di sini mereka akan aman,” ujarnya.
Stadion Prancis, yang dapat menampung hingga 80.000 orang, terletak di pinggiran Saint-Denis, Paris, di mana terdapat populasi besar imigran Muslim. Setelah final Liga Champions antara Liverpool dan Real Madrid pada 2022, banyak penggemar yang melaporkan mengalami perampokan dan serangan oleh geng kriminal di luar stadion. Beberapa orang juga mengeluhkan penegakan hukum yang keras, organisasi yang buruk, dan kepadatan yang berlebihan di dalam stadion.(jhn/yn)