Tragedi Mobil Maut Menabrak Orang-orang Berolahraga di Zhuhai, Tiongkok, Korban Tewas Diberlakukan  Wajib Kremasi

Pada  11 November 2024 malam, di Zhuhai, Provinsi Guangdong, Tiongkok sebuah kendaraan menabrak kerumunan di dekat pusat olahraga Zhuhai, menyebabkan puluhan orang tewas. Menurut laporan, dari 35 korban jiwa, beberapa jenazah telah dikremasi.  Kini pemerintah mulai mendorong kremasi wajib

ETIndonesia. Menjelang pameran penerbangan di Zhuhai, seorang pria berusia 62 tahun bermarga Fan mengendarai SUV dan menabrak orang-orang yang sedang berolahraga di pusat olahraga Zhuhai.  Setelah kejadian, pemerintahan partai Komunis Tiongkok (PKT) dengan cepat menutup informasi terkait dan baru sehari kemudian mengumumkan bahwa 35 orang tewas dan 43 orang terluka parah. Namun, dilaporkan lebih dari seratus orang mungkin menjadi korban.

Korban luka dibawa ke empat rumah sakit setempat. Dikarenakan jumlah korban yang begitu banyak, rumah sakit menjadi kaca, dan beberapa korban harus menunggu hingga dua atau tiga jam sebelum mendapatkan perawatan.

Menurut laporan media Hong Kong, Ming Pao pada 14 November, pada  13 November, seorang jurnalis mengunjungi rumah duka di Zhuhai yang menerima jenazah korban. Di sana, keamanan sangat ketat, dengan banyak polisi dan mobil patroli di tempat. Hanya keluarga korban yang diizinkan masuk setelah pemeriksaan ketat.

Seorang kerabat korban, Ny. X, yang datang dari Ganzhou, Provinsi Jiangxi, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap penanganan kecelakaan tersebut. Dia menyatakan bahwa adiknya yang menjadi korban dibawa ke Rumah Sakit Zhongshan ke-5, tetapi karena kekurangan tenaga medis pada malam hari, distribusi sumber daya medis menjadi kacau.

Ny. X mengungkapkan bahwa sebagian anggota keluarga korban yang datang dari Guangzhou sudah tiba di Zhuhai pada 11 November pukul 22.00. Namun, pihak rumah sakit tidak mengizinkan mereka melihat korban hingga 05.00 pagi keesokan harinya, setelah korban meninggal dunia. Beberapa jenazah bahkan dibawa langsung ke rumah duka tanpa pemberitahuan kepada keluarga.

Ny. A, yang juga kehilangan adiknya, mengungkapkan bahwa ia baru dapat bertemu jenazah saudarinya di rumah duka. Ia merasa bahwa jika keluarga diberi pilihan untuk memindahkan ke rumah sakit lain, mungkin saudarinya masih bisa diselamatkan. Menurutnya,  situasi ini sungguh sangat tragis.

Seorang warga di sekitar rumah duka mengatakan bahwa pada  12 November, ada banyak jenazah yang dikirim, sehingga antrean panjang terlihat di jalan di luar rumah duka. Sejumlah keluarga menyelesaikan proses administrasi dan ada yang sudah mengkremasi jenazah.

Staf di rumah duka yang membantu mengurus prosesi pemakaman menyatakan bahwa “sekarang akan dimulai kremasi wajib.”

Pada malam kejadian, di lapangan olahraga terdapat enam kelompok berjalan kaki, dengan setiap kelompok terdiri dari 40-50 orang, ditambah beberapa orang yang sedang berlari.

Seorang narasumber mengatakan, ibunya, yang juga menjadi korban dan mengalami luka serius, harus menunggu beberapa jam untuk mendapat perawatan darurat di rumah sakit. Setelah menandatangani surat pemberitahuan kritis, ibunya akhirnya dipindahkan ke ICU untuk mendapat perawatan intensif.

Sejumlah anggota keluarga korban juga mengatakan, karena tim baris berbaris memutar pengeras suara dan mobil menabrak orang di belakang hingga berteriak, orang-orang yang berada di depan tidak bisa mendengarnya sama sekali, sehingga banyak orang yang tidak bisa melarikan diri tepat waktu. Dia memperkirakan ada ratusan korban jiwa di lokasi kejadian. (Hui)

Sumber : NTDTV.com