Pertemuan Biden-Xi Digelar, Rusia Siap Berdialog dengan Pemerintahan Baru AS

Pada Kamis (14 November), pemerintah Amerika Serikat mengumumkan bahwa Presiden Joe Biden akan bertemu dengan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT), Xi Jinping, pada Sabtu 16 November. Sementara itu, pemerintah Rusia menyatakan kesiapannya untuk berdialog dengan pemerintahan baru AS mengenai perdamaian Ukraina.

ETIndonesia. Presiden AS Joe Biden pada Kamis (14/11/2024) berangkat menuju Peru untuk menghadiri Pertemuan Pemimpin APEC (Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik). Di sela-sela pertemuan tersebut, Biden akan bertemu Xi Jinping. Ini merupakan pertemuan ketiga dan kemungkinan terakhir antara Biden dan Xi selama masa jabatan Biden.

“Presiden Biden akan menyampaikan pesan bahwa kita perlu menjaga stabilitas, kejelasan, dan prediktabilitas selama masa transisi hubungan antara AS dan Tiongkok,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan. 

Biden diperkirakan akan meminta Tiongkok untuk menghentikan aliran fentanyl ke AS serta membahas dukungan Tiongkok kepada Rusia dan masalah penempatan pasukan Korea Utara di Rusia.

Pada hari yang sama, Duta Besar Rusia untuk PBB di Jenewa menyatakan dalam konferensi pers bahwa jika Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS dan memulai pembicaraan perdamaian Ukraina, Moskow siap berdialog dengan pemerintahan baru AS.

“Kami terbuka dan siap bekerja sama, tetapi tentu saja, kerja sama itu akan didasarkan pada kepentingan nasional kami,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB di Jenewa, Gennady Gatilov.

Hari itu juga, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, saat mengunjungi pasukan di Latvia, menegaskan kembali harapannya untuk bekerja sama dengan Presiden AS terpilih Donald Trump.

“Rusia, Tiongkok, Korea Utara, dan Iran sedang bergerak bersama. Amerika Serikat mengetahui hal ini, dan keberadaan NATO bukan hanya untuk mempertahankan Eropa dan AS, tetapi juga untuk bekerja sama demi memastikan keamanan di kawasan Indo-Pasifik dan lintas-Atlantik,” kata Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte. 

Sehari sebelumnya, sebuah unit militer Ukraina yang terdiri dari ribuan tentara selesai menjalani pelatihan di Prancis dan akan kembali ke Ukraina.

Unit ini akan menggunakan peralatan militer yang disediakan oleh Prancis untuk melawan invasi Rusia.

Pada malam yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan kepada para sekutu untuk memberikan lebih banyak sistem pertahanan udara.

“Kami sedang bekerja keras untuk meningkatkan pasokan dari para mitra, termasuk rudal dan sistem pertahanan, serta segala sesuatu yang diperlukan untuk memperkuat daya tembak kami yang bergerak,” ujar Zelenskyy. 

Di tengah berlanjutnya perang Rusia-Ukraina, pada  Kamis, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia dan mantan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menghadiri pameran dirgantara di Zhuhai, Tiongkok, di mana ia melihat pesawat militer dan peralatan lain yang dipamerkan oleh PKT dan Rusia.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Kolombia, Luis Gilberto Murillo, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, di Moskow.

Lavrov menyatakan harapannya untuk memperkuat hubungan perdagangan antara kedua negara, sementara Murillo mengatakan bahwa tujuan utamanya adalah mempromosikan konsep perdamaian, meskipun tidak menyebutkan Ukraina. (Hui)

Sumber : NTDTV.com