Insiden mobil menabrak kerumunan terjadi di depan Sekolah Dasar Yong’an di Distrik Dingcheng, Kota Changde, Provinsi Hunan, Tiongkok. Peristiwa ini menyebabkan kekacauan di lokasi. Akan tetapi, pelaku berhasil dilumpuhkan oleh warga sekitar. Setelah kejadian ini, pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT) dengan cepat menghapus topik ini dari daftar pencarian populer.
ETIndonesia. Pada 19 November 2024 pagi, sekitar pukul 07:40, sebuah mobil SUV putih menabrak beberapa orang di depan gerbang sekolah di Hunan, Tiongkok. Video dari tempat kejadian menunjukkan beberapa korban tergeletak tidak bergerak dengan terluka, termasuk darah di kepala atau tubuh mereka, sementara suara teriakan meminta pertolongan terdengar di lokasi. Para siswa yang sedang berangkat sekolah tampak panik dan melarikan diri.
Mr Zhou, seorang pemilik toko yang berada di dekat lokasi kejadian, mengatakan bahwa saat ia mengantar anaknya ke sekolah sekitar pukul 7:40, ia melihat kerumunan orang di sekitar sekolah. Ketika ia mendekat, ia menemukan bahwa beberapa siswa, petugas keamanan, dan para orangtua terluka, beberapa di antaranya tampak cukup parah. Kendaraan yang terlibat dalam insiden tersebut adalah sebuah mobil SUV putih, yang kemudian diangkat dengan derek.
Menurut Zhou, seharusnya ada penghalang batu di depan gerbang sekolah, namun penghalang tersebut telah dihancurkan oleh mobil tersebut. Mengenai identitas pelaku, motif insiden, dan karakter kejadian, Zhou mengatakan bahwa para orang tua di grup sosial media sedang mendiskusikan insiden tersebut, namun ia belum bisa memastikan informasi yang lebih kongkrit.
Menurut laporan Southern Daily, sekitar pukul 10:00, seorang warga setempat mengatakan bahwa pada pukul 07:50 pagi, sebuah mobil menabrak kerumunan orang di depan sekolah, melibatkan siswa dan orang tua. Diperkirakan ada delapan hingga sembilan orang yang tertabrak.
Seorang pejabat dari pihak berwenang setempat mengatakan bahwa pelaku bukanlah orang tua siswa di sekolah tersebut. Insiden terjadi pada saat jam masuk sekolah, ketika banyak siswa sedang masuk kelas. Pelaku yang mengemudikan mobil diduga berniat untuk menerobos masuk ke halaman sekolah dan menabrak petugas keamanan, siswa, dan beberapa orang tua siswa.
Pejabat tersebut juga mengonfirmasi bahwa korban yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit dan tidak ada yang mengalami cedera fatal. Warga sekitar turut membantu mencegah aksi lebih lanjut dari pelaku dan berhasil mengendalikan pelaku.
Pada 19 November sore, sekitar pukul 16:00, Kepolisian Distrik Dingcheng, Changde, merilis laporan resmi mengenai kejadian ini. Laporan tersebut menyebutkan bahwa pada pukul 07:37 pagi, sebuah mobil menabrak orang-orang di dekat Jalan Shuangtan, Distrik Yuxia, Changde. Korban-korban yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit, namun kondisi mereka tidak mengancam nyawa. Pelaku adalah seorang pria bernama Huang (39 tahun) berhasil ditangkap. Namun, laporan tersebut tidak mencantumkan jumlah pasti korban yang terluka ataupun motif dari tindakan pelaku.
Seorang influencer media sosial, “Xianren Dushu Biji”, menyampaikan bahwa satu-satunya kabar baik adalah bahwa korban tidak ada yang dalam kondisi kritis, namun tidak ada informasi lebih lanjut mengenai jumlah korban atau apakah mereka anak-anak atau orang dewasa, serta tidak ada keterangan tentang pelaku. Menurutnya, informasi seperti ini seharusnya bisa diumumkan lebih awal. Selain itu, dua topik terkait insiden ini segera diblokir dari pencarian di internet.
Setelah kejadian, insiden ini dengan cepat menjadi viral di media sosial Baidu dan Sina Weibo, menduduki peringkat teratas dalam tren pencarian. Namun, pemerintah PKT segera menghapusnya dari pencarian dan menghapus video-video di lokasi kejadian. Media daratan Tiongkok juga mengubah laporan video menjadi teks penjelasan.
Beberapa netizen mengungkapkan kekesalan mereka, mengatakan, “Pencarian diblokir begitu cepat, tadi masih nomor satu.” “Tiba-tiba hilang, saya kira saya salah lihat.” “Pemerintah langsung menghapus video dari internet.”
Beberapa saksi mata mengatakan, “Video yang beredar menunjukkan bahwa pengemudi sengaja menabrak orang. Setelah mobil berhenti, banyak orang menarik pelaku keluar dari mobil, dan dia terlihat tersenyum.” “Sungguh membuat marah! Para orang tua yang marah mengurung pelaku dan memukulinya dengan keras!”
Seorang warga setempat berkomentar, “Sekitar pukul 7:40 pagi, saat orang-orang sedang masuk sekolah, mobil pelaku menabrak beberapa orang, namun sekarang sudah berhasil ditangkap.”
Warga juga berkomentara : “Berita ini sudah menyebar cepat, cukup serius. Pelaku tampaknya menunggu sampai banyak orang berkumpul baru melakukannya.” “Banyak orang terluka di sekolah anak saya, situasinya sangat menakutkan.”
Belakangan ini, Tiongkok telah dilanda serangkaian insiden kekerasan yang memicu diskusi publik. Beberapa orang berkomentar, “Apapun alasan ketidakadilan yang dialami, bukan alasan untuk membunuh orang yang tidak bersalah, apalagi anak-anak.”
Beberapa orang juga mempertanyakan, “Mengapa insiden seperti ini semakin sering terjadi? Dari mana datangnya kemarahan dan kebencian ini?” “Konflik akibat kondisi ekonomi yang buruk semakin memuncak.” “Dengan penurunan ekonomi dan tingginya tingkat pengangguran, insiden semacam ini akan semakin sering terjadi.”
“Beberapa orang merasa tertekan oleh kehidupan ekonomi yang sulit, mereka ingin melampiaskan amarah mereka, dan kita harus lebih berhati-hati dan waspada.”
“Pasar saham terus turun, ekonomi tidak baik, banyak orang yang merugi, masyarakat mulai kacau.”
“Insiden yang sering terjadi dalam waktu bersamaan ini pasti ada kaitannya.” “Tekanan hidup semakin besar, banyak orang yang ekstrem di masa depan.”
Beberapa warganet juga mencatat, “Dalam beberapa hari terakhir, ada insiden mobil menabrak orang-orang di Zhuhai, serangan pisau di kampus, dan sekarang kejadian mobil menabrak di depan sekolah. Kita sering melihat berita mendadak, menunggu pengumuman resmi, namun kita tidak tahu banyak tentang penyebab dan masalah mendalamnya. Orang-orang yang meninggal dunia ya sudah meninggal dunia, yang terluka ya sudah terluka. Kita hanya bisa marah, namun tidak berdaya. Kita hanya bisa menunggu, menunggu kejadian berikutnya.”
Saat ini, ekonomi Tiongkok terus memburuk, tingkat pengangguran melonjak, dan tekanan hidup semakin besar, ditambah dengan ketidakadilan dalam sistem hukum yang menjadi masalah berkelanjutan, menyebabkan semakin banyak insiden kekerasan dan balas dendam terhadap masyarakat.
Pada 11 November malam, seorang pria berusia 62 tahun, Fan, mengendarai mobil dan menabrak kerumunan orang di Guangdong Zhuhai Sports Center, lalu berputar-putar dan menabrak orang sebelum melarikan diri. Pada 12 November malam, pemerintah Tiongkok mengkonfirmasi bahwa setidaknya 35 orang tewas dan 43 orang lainnya terluka.
Pada 16 November, seorang lulusan baru dari Jiangsu Wuxi Vocational and Technical College kembali ke kampus dan melakukan serangan dengan pisau sebagai pelampiasan kemarahan, menyebabkan 8 orang tewas dan 17 terluka. Pemerintah mengkonfirmasi bahwa pelaku melakukan serangan karena tidak mendapatkan ijazah dan ketidakpuasan terhadap bayaran magang.
Namun, menurut informasi yang diterima The Epoch Times, pihak berwenang menutupi Fakta kebenarannya. Pelaku diduga bukan hanya satu orang, melainkan empat orang yang bekerja sama melakukan serangan pisau dari pintu sekolah hingga ke kantin, menyerang siapa saja yang ditemui. Diketahui bahwa tempat magang yang diatur oleh sekolah mereka terlibat dalam eksploitasi tenaga kerja, dengan jam kerja yang sangat panjang dan pemotongan gaji, yang memicu kemarahan mereka hingga akhirnya berujung pada kekerasan ekstrem.
Pada 17 November, sebuah insiden lainnya terjadi di area asrama Universitas Industri Guangdong, di mana seorang pria ditusuk di punggung dan tergeletak tak bergerak di lantai. Alasan kejadian ini belum diketahui.
Mengenai terjadinya serangkaian insiden kekerasan di Tiongkok, pengusaha dari Shanghai, Hu Liren, mengatakan bahwa ekonomi Tiongkok yang sedang ambruk dan kasus korupsi sistemik telah membuat rakyat Tiongkok menderita. Orang-orang kini merasa tidak ada lagi jalan keluar, yang menyebabkan ketakutan besar di masyarakat. Hal ini memicu munculnya lebih banyak insiden kekerasan.
Pengacara Beijing sebelumnya dan Ketua Hong Kong Civil Front, Lai Jianping, menganggapnya sebagai krisis menyeluruh dalam masyarakat Tiongkok. Insiden tersebut juga menunjukkan bahwa Tiongkok telah mencapai titik nadir dan pemerintahan otoriter Partai Komunis semakin sulit untuk dipertahankan. (Hui)