- Baru-baru ini, berbagai penyakit menular saluran pernapasan merebak di Tiongkok, membuat rumah sakit penuh sesak, antrean panjang terjadi di poli anak. Sejumlah anak-anak bahkan dilaporkan mengalami infeksi berulang hingga 12 kali.
- Pihak berwenang Partai Komunis Tiongkok (PKT) menyebutkan bahwa saat ini merupakan masa puncak penyebaran adenovirus, yang disebut sebagai “raja virus” (毒王), tetapi masyarakat mencurigai bahwa ini adalah gelombang baru wabah COVID-19 dengan nama baru.
- “Baru-baru ini muncul virus yang berkembang dengan cepat, sangat menular, dan menyebabkan demam tinggi yang sulit reda. Virus ini adalah adenovirus,” ujar seorang dokter Tiongkok.
ETIndonesia. Pada 20 November 2024, seorang dokter di Tiongkok mengingatkan bahwa musim gugur dan musim dingin adalah periode puncak penyakit menular saluran pernapasan.
Badan Penyiaran Darurat Nasional Tiongkok juga mengonfirmasi bahwa adenovirus saat ini sedang mencapai puncak penyebaran, dengan gejala utama demam tinggi yang sulit turun, serta belum adanya obat khusus untuk penyakit ini.
Di media sosial, sejumlah orang tua melaporkan bahwa anak-anak mereka mengalami “demam berulang yang tidak kunjung reda”.
“Karakteristik virus ini adalah menyebabkan demam berulang. Saat mulai sakit, suhu tubuh bisa mencapai 39 hingga 41 derajat Celcius, terus berulang tanpa mereda. Dalam kasus berat, demam dapat berlangsung selama 2 hingga 4 minggu, membuat banyak orang tua sangat khawatir,” kata seorang dokter Tiongkok.
Namun, dikarenakan pemerintah Tiongkok sering menutupi wabah, banyak masyarakat menduga bahwa “adenovirus” ini sebenarnya adalah COVID-19 yang berganti nama.
“Setiap kali anak-anak pergi ke sekolah, mereka langsung sakit. Tapi kalau mereka tetap tinggal di rumah, semuanya baik-baik saja. Begitu ke sekolah, mereka langsung terinfeksi. Sangat aneh,” ujar warga Beijing, Mr Wang.
Seorang orang tua di Beijing menyebutkan bahwa anaknya sudah 12 kali terkena pneumonia, dan kini telah memutuskan untuk menarik anaknya dari taman kanak-kanak.
Banyak orang tua lain mengunggah video yang menunjukkan anak-anak mereka mengalami demam dan batuk berulang, yang dengan cepat berkembang menjadi white lung syndrome (paru-paru putih).
“Selama tiga hari pertama, pneumonia tidak terdeteksi, jadi kami hanya memberi obat di rumah. Namun, pada hari keempat, demam belum reda, jadi kami pergi ke rumah sakit. Setelah di-rontgen, hasilnya menunjukkan pneumonia,” kata warga Tianjin, Wang.
Warga Tiongkok mengatakan kepada NTDTV bahwa wabah sebenarnya tidak pernah benar-benar hilang, baik anak-anak maupun orang dewasa terus mengalami infeksi berulang.
“Orang-orang di sekitar saya sakit satu per satu. Saya merasa kondisi tubuh saya cukup baik, tetapi setiap kali keluar rumah, saya langsung tertular. Badan jadi lemas sekali,” ujar warga Beijing, Tuan Wang.
“Saya sendiri masih sakit, batuk saya belum sembuh. Saya tidak pergi ke rumah sakit, tetapi ada yang bilang ini seperti pandemi lagi,” kata warga Shandong, Ny. Huang. (hui)
Sumber : NTDTV.com