EtIndonesia. Menurut laporan BBC pada 25 November, Anton (nama samaran) membeberkan operasi internal kekuatan nuklir Rusia. Dia menyatakan bahwa pada hari pertama pecahnya konflik Rusia-Ukraina, pangkalan nuklir tempatnya bertugas sudah dalam status siaga penuh dan siap meluncurkan serangan hanya dalam waktu dua menit.
Pengakuan Anton tentang Pangkalan Nuklir
Anton mengaku pernah bertugas di fasilitas senjata nuklir rahasia milik Rusia, sebagai bagian dari unit reaksi cepat yang bertanggung jawab menjaga senjata nuklir. Dia menunjukkan dokumen yang membuktikan identitas unit, pangkat, dan lokasi pangkalannya kepada wartawan BBC. Meski pengakuannya sejalan dengan pernyataan resmi Rusia pada saat itu, BBC menyatakan bahwa mereka tidak dapat memverifikasi informasi tersebut secara independen.
Anton menjelaskan bahwa dia sebelumnya bertugas merespons serangan nuklir dan melaksanakan serangan balasan. Dengan sedikit rasa bangga, dia mengatakan: “Kami terus menjalani pelatihan, dengan waktu respons kurang dari dua menit.”
Menurut laporan, tiga hari setelah pasukan Rusia melintasi perbatasan Ukraina, Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa kekuatan pencegahan nuklir Rusia diperintahkan untuk masuk ke “mode operasi khusus”. Namun, Anton menyatakan bahwa pada hari kemenangan pertama dalam perang, unitnya sudah dalam status siaga tempur di pangkalan.
Anton menjelaskan: “Sebelumnya kami hanya menjalani latihan, tetapi pada hari perang dimulai, semua senjata sudah disiapkan. Secara teori, kami sudah siap untuk meluncurkan serangan nuklir.”
Dia juga mengungkap bahwa akses informasi dari luar pangkalan sangat terbatas, dengan satu-satunya sumber informasi berasal dari televisi nasional Rusia.
“Kami tidak ikut dalam perang. Kami hanya bertugas menjaga senjata nuklir,” katanya. Dalam kondisi siaga ini, menurut Anton, baru dicabut dua hingga tiga minggu kemudian.
Proses Seleksi Ketat Bertugas di Pangkalan Nuklir
Anton menjelaskan bahwa proses seleksi untuk bertugas di fasilitas nuklir sangat ketat. Semua personel adalah prajurit profesional, bukan wajib militer. Mereka harus terus menjalani pemeriksaan rutin dan uji kebohongan. Gaji mereka jauh lebih tinggi dibandingkan tentara biasa, dan mereka tidak pernah dikerahkan untuk perang.
Selain itu, di pangkalan nuklir, penggunaan ponsel dilarang, dan jika ada anggota keluarga yang ingin berkunjung, mereka harus mengajukan izin tiga bulan sebelumnya kepada dinas keamanan.
Kekuatan Nuklir Rusia
Menurut Federation of American Scientists, Rusia memiliki sekitar 4.380 hulu ledak nuklir yang dapat digunakan, dengan 1.700 di antaranya berada dalam status siaga. Jumlah ini hampir setara dengan total hulu ledak yang dimiliki oleh seluruh negara anggota NATO.
Bagi sebagian ahli Barat, senjata Rusia banyak yang usang karena berasal dari era Soviet, Anton membantahnya.
“Mungkin ada beberapa senjata lama di wilayah tertentu, tetapi Rusia memiliki gudang nuklir yang sangat besar dengan banyak hulu ledak, termasuk yang terus berpatroli di darat, laut, dan udara,” tegasnya.
Dia mengatakan bahwa sistem senjata nuklir Rusia terus aktif dan siap digunakan, tanpa jeda sedikit pun dalam proses pemeliharaannya.
Peringatan NATO untuk Bersiap Hadapi Perang Dunia Ketiga
Pada 25 November, Rob Bauer, Ketua Komite Militer NATO, memperingatkan negara-negara anggota untuk bersiap menghadapi perang. Dia juga meminta sektor bisnis untuk menyesuaikan produksi dan rantai logistik guna mengantisipasi potensi ancaman dari Rusia dan Tiongkok.
Dalam pidatonya di European Policy Centre, Bauer menekankan bahwa pencegahan tidak hanya terbatas pada kemampuan militer. Ia menyatakan bahwa segala alat yang tersedia dapat digunakan dalam perang, termasuk tindakan sabotase yang ditargetkan.
Bauer juga menekankan bahwa keputusan bisnis memiliki konsekuensi strategis bagi keamanan nasional.
Ia menegaskan: “Militer memenangkan pertempuran, dan dunia bisnis yang memenangkan perang.”
Bauer menutup pernyataannya dengan mengatakan bahwa memastikan ketersediaan layanan dan barang-barang penting dalam situasi apa pun adalah elemen kunci dari pencegahan. (jhn/yn)