AS dan Eropa Bersatu Hadapi Ancaman dari Tiongkok dan Rusia, Serangan Drone Rusia di Ukraina Cetak Rekor Terbaru

ETIndonesia. Militer Rusia meluncurkan hampir 200 drone ke 17 wilayah di Ukraina pada Selasa (26/11/2024). Serangan ini mencetak rekor baru, meskipun sebagian besar berhasil dicegat oleh militer Ukraina. Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam KTT G7 menekankan perlunya kerja sama dalam menghadapi ancaman dari Partai Komunis Tiongkok dan Rusia.

Angkatan Udara Ukraina mengungkapkan bahwa Rusia meluncurkan 188 drone dalam semalam.  Sejauh ini, drone ini adalah jumlah terbanyak  meskipun sebagian besar berhasil dihancurkan.

Namun demikian, di kota Sumy, Ukraina, serangan drone menyebabkan dua orang tewas, serta kerusakan pada apartemen dan infrastruktur penting seperti jaringan listrik nasional.

“Kami berhasil melindungi rakyat dan infrastruktur kami dari sebagian besar ancaman ini. Namun, sayangnya, tidak sepenuhnya,” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. 

Selain serangan drone, Rusia juga menembakkan empat rudal balistik ke Ukraina.

Pada hari yang sama, dalam KTT G7 di Roma, Italia, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan kembali komitmen AS  bersama Italia dan sekutunya dalam menghadapi ancaman dari Rusia dan Tiongkok.

“Negara kami bersama mitra lainnya bersatu untuk menghadapi agresi Rusia yang terus berlanjut terhadap Ukraina. Kami juga bekerja sama menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh Partai Komunis Tiongkok,” katanya. 

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, dalam kesempatan itu melaporkan serangan Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina. Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Italia berjanji akan terus mendukung Ukraina.

“Bagi kami, kehadiran Anda (Menlu Ukraina) sangat, sangat penting. Kehadiran Anda di G7 ini adalah pesan politik yang jelas. Kami mendukung Ukraina. Kami berkomitmen untuk mencapai perdamaian, tetapi tidak akan ada perdamaian tanpa keadilan,” kata Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani. 

Parlemen Uni Eropa pada hari yang sama menggelar sidang pleno, menegaskan kembali dukungan kuatnya untuk Ukraina dan mendesak Partai Komunis Tiongkok, Korea Utara, dan Iran untuk menghentikan dukungan mereka terhadap perang ilegal Rusia.

“Kita mengetahui bahwa Rusia telah membangun ekonominya sepenuhnya di atas dasar perang, dan meminta dukungan militer dari Korea Utara dan Iran. Partai Komunis Tiongkok juga memberikan dukungan besar,” ujar Komisioner Kehakiman Uni Eropa Didier Reynders. (Hui)