EtIndonesia. Sejak Oktober tahun ini, Korea Utara telah mengirimkan pasukan sebanyak 10.000 personil ke Rusia dan diharapkan akan terlibat dalam pertempuran di wilayah Kursk. Selain itu, otoritas intelijen Ukraina juga menuduh Korea Utara telah memasok banyak persenjataan ke Rusia, termasuk 100 rudal balistik jarak pendek seperti KN-23 dan KN-24, di mana komponen internalnya sebagian besar diimpor dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Swiss.
Menurut laporan dari Yonhap News Agency, pada tanggal 25 November, Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina (DIU) mengungkapkan bahwa Korea Utara telah menyediakan lebih dari 100 rudal balistik jarak pendek seperti KN-23 dan KN-24 ke Rusia. KN-23 dikenal sebagai versi Korea dari rudal Iskander, sedangkan KN-24 dianggap sebagai tiruan dari sistem rudal taktis darat Amerika (ATACMS).
Selain itu, Korea Utara juga telah mengirimkan ahli militer yang terbiasa mengoperasikan rudal tersebut ke Rusia untuk membantu memelihara peluncuran rudal.
Menurut DIU, dari puing-puing rudal KN-23 dan KN-24 yang ditembakkan oleh Rusia ke Ukraina, banyak komponen yang berasal dari produsen asing. Daftar terbaru ini mencakup komponen dari 22 produsen di 7 negara, termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Inggris, Swiss, dan Jepang, yang totalnya mencapai 36 jenis komponen, termasuk konverter tegangan yang diproduksi oleh perusahaan Inggris XP Power.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa sejak Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan “operasi militer khusus” terhadap Ukraina pada Februari 2022, Korea Utara telah berusaha menghindari sanksi internasional dengan menggunakan komponen yang diproduksi oleh produsen dari negara lain.
Diketahui bahwa kepala institusi militer Ukraina dalam wawancara khusus dengan CNN pernah mengungkapkan bahwa semua komponen yang memandu rudal untuk terbang secara tepat semuanya diproduksi oleh produsen asing. Satu-satunya komponen yang diproduksi oleh Korea Utara, mungkin hanya logam yang berkarat dan korosi.
Pakar militer menyebutkan bahwa saat ini masih sulit untuk menentukan bagaimana komponen yang diproduksi oleh produsen asing ini akhirnya masuk ke Korea Utara, namun diperkirakan sangat mungkin ada keterkaitan dengan produsen Tiongkok.
Gambar Satelit Ungkap Pabrik Rudal KN-23 Korea Utara Sedang Diperluas
Pusat Studi Nonproliferasi Nuklir (CNS) Amerika, melalui analisis gambar satelit, menunjukkan bahwa Korea Utara sedang memperluas sebuah pabrik manufaktur senjata kunci yang khusus merakit rudal balistik jarak pendek KN-23 yang disediakan bagi Rusia untuk digunakan melawan Ukraina.
CNS menganalisis gambar yang diambil oleh perusahaan satelit komersial Planet Labs pada awal Oktober lalu, yang menunjukkan pabrik yang berlokasi di kompleks mesin Ryongsong di kota kedua terbesar di Korea Utara, Hamhung, saat ini sedang diperluas, termasuk asrama dan bangunan perakitan baru.
Peneliti Sam Lair mengatakan, bahwa asrama baru kemungkinan disiapkan untuk para pekerja, dan bangunan perakitan baru tersebut kira-kira 60-70% ukuran dari bangunan lama. Dia menyatakan, crane jembatan yang sebelumnya ditempatkan di pintu masuk terowongan untuk mencegah kemudahan akses juga telah dihilangkan, hal ini menunjukkan bahwa area tersebut mungkin menjadi fokus perluasan, juga mengindikasikan mereka sedang berupaya meningkatkan secara besar-besaran atau mencoba meningkatkan secara signifikan output dari pabrik tersebut.
Lair menyebutkan bahwa saat ini pabrik tersebut adalah satu-satunya yang diketahui memproduksi rudal bahan bakar padat jarak pendek seperti Hwasong-11. Pejabat Ukraina juga menyatakan bahwa KN-23 telah dipasok ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina-Rusia.
Meskipun Moskow dan Pyongyang membantah Korea Utara menyediakan senjata untuk Rusia melawan Ukraina.
Rusia dan Korea Utara pada Juni lalu memang menandatangani perjanjian pertahanan bersama, berjanji memperkuat hubungan militer kedua negara. Delegasi Korea Utara di PBB tidak merespons hal ini. (jhn/yn)