Perang Ukraina-Rusia Memasuki Fase Paling Berbahaya dengan Serangan Drone Terbesar oleh Rusia

ETIndonesia. Berdasarkan analis, tentara Rusia bergerak maju dengan laju tercepat sejak awal konflik di Ukraina pada tahun 2022, dalam sebulan terakhir mereka telah menguasai wilayah Ukraina yang luasnya setara dengan setengah dari kota London.

Program TV Jerman, Tagesschau melaporkan bahwa laju kecepatan kemajuan militer Rusia di Ukraina telah mencapai rekor baru sejak awal perang. Pada November ini, wilayah yang dikuasai Rusia telah bertambah sebesar 600 kilometer persegi.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa setelah tentara Rusia beberapa kali merebut wilayah terluas sejak perang dimulai dan Amerika Serikat mengizinkan Ukraina menggunakan rudal buatan AS untuk membalas, konflik ini memasuki apa yang dikatakan oleh pejabat Rusia dan Barat sebagai tahap paling berbahaya.

Laporan dari Institut Studi Perang Washington menyebutkan: “Kecepatan kemajuan militer Rusia baru-baru ini jauh lebih cepat dari seluruh tahun 2023, yang menunjukkan perubahan besar dalam kondisi di garis depan.”

Analis memperingatkan bahwa laju kecepatan ini dapat memberikan tekanan besar pada pertahanan Ukraina.

Situs berita independen Rusia, Agentstvo, melaporkan: “Rusia telah mencapai rekor baru secara luas wilayah Ukraina yang dikuasai dalam seminggu dan sebulan. Tentara Rusia baru-baru ini menguasai hampir 235 kilometer persegi di Ukraina dalam satu minggu, rekor tertinggi tahun ini.”

Kemajuan tentara Rusia, menurut sumber yang dekat dengan militer Ukraina yang dikenal sebagai DeepState, menyebutkan bahwa mereka telah menguasai 600 kilometer persegi wilayah Ukraina November ini.

Laporan media internasional menyebutkan bahwa sejak Juli, Rusia telah mempercepat langkah mereka di timur Ukraina, termasuk di Krimea, dan saat ini mengendalikan 18% wilayah Ukraina, termasuk 80% dari wilayah Donbas di timur, yang terdiri dari Luhansk dan Donetsk, lebih dari 70% wilayah Zaporizhzhia dan Kherson, serta kurang dari 3% dari wilayah Kharkiv.

Baik Rusia maupun Ukraina saat ini tidak merilis data korban secara tepat, namun wilayah luas di timur dan selatan Ukraina menjadi wilayah yang hancur.

Serangan Drone Terbesar Rusia

Pada  26 November, Angkatan Udara Ukraina menyatakan bahwa Rusia telah melancarkan serangan drone terbesar di malam hari, menyebabkan kerusakan pada bangunan dan “infrastruktur kritis” di beberapa wilayah.

Angkatan Udara Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan serangan drone dari malam 25 November hingga pagi 26 November, dengan total 188 drone ditembakkan, termasuk drone jenis “Shahed” yang dirancang Iran dan beberapa model tidak dikenal.

Dari jumlah tersebut, 76 drone berhasil ditembak jatuh, dan 95 lainnya mengalami kegagalan karena gangguan elektronik atau hilang dari radar. Angkatan Udara Ukraina menambahkan: “Sayangnya, infrastruktur kritis di beberapa wilayah mengalami kerusakan, dan beberapa bangunan sipil dan residensial rusak.”

Selain itu, Moskow juga meluncurkan empat rudal balistik Iskander-M, menyebabkan kerusakan di beberapa wilayah. Angkatan Udara Ukraina menyatakan, “Selama serangan malam, musuh meluncurkan drone Shahed dan model tidak dikenal.”

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mendesak negara-negara anggota untuk meningkatkan dukungan mereka kepada Ukraina. Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Yunani, dia mengatakan: “Dukungan kita memungkinkan Ukraina untuk terus melawan, namun untuk mengubah jalannya perang, kita perlu melakukan lebih banyak, termasuk menyediakan sistem pertahanan udara tambahan.”

Dia menambahkan bahwa NATO berencana menyediakan bantuan militer lagi sebesar 40 miliar euro.

Rutte menekankan bahwa negara-negara Barat harus mempercepat realisasi komitmen yang dibuat selama pertemuan puncak NATO, termasuk pembentukan pusat koordinasi komando untuk mendukung operasi militer Ukraina.

Ukraina Kembali Meluncurkan Rudal Jarak Jauh Buatan AS

Situs berita Politico melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia pada  26 November mengonfirmasi bahwa pada  25 November, militer Ukraina meluncurkan delapan rudal taktis jarak jauh buatan Angkatan Darat AS (ATACMS), mengenai sebuah lapangan terbang militer-sipil di wilayah Kursk, Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pada 25 November, Ukraina meluncurkan beberapa rudal ATACMS, tujuh di antaranya berhasil ditembak jatuh dan satu mengenai target, yang terkena adalah Bandara Vostochny di Kursk, yang telah menghentikan operasi penerbangan sipil sejak perang Rusia-Ukraina dimulai pada Februari 2022.

Selain itu, Kremlin juga mengonfirmasi bahwa pada  23 November, Ukraina meluncurkan lima rudal ATACMS, dengan dua mengenai posisi rudal pertahanan udara S-400 di Lotarevka, Kursk.

Sementara itu, perwakilan NATO dan Ukraina mengadakan pertemuan darurat di Brussels, membahas ancaman dari uji coba rudal hipersonik jarak menengah Rusia baru-baru ini. Uji coba ini, seperti yang dijelaskan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, adalah respons terhadap Barat yang menyediakan rudal jarak jauh kepada Ukraina. Dia memperingatkan bahwa Rusia “berhak” menyerang fasilitas militer negara-negara yang memungkinkan Ukraina menggunakan senjata mereka.

NATO menyatakan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk memberikan platform bagi Ukraina untuk membahas situasi keamanan saat ini, dengan hasil pertemuan tidak diharapkan berdampak signifikan terhadap perubahan situasi. (Jhon)

Sumber : Secretchina.com