Krisis Rusia Terungkap: Serangan Drone Ukraina Hancurkan Pangkalan Militer, Kebakaran Hebat di Yekaterinburg, dan Skandal Keluarga Putin!

EtIndonesia. Pada tanggal 4 Desember, Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa setidaknya 35 drone Ukraina telah melancarkan serangan terhadap beberapa wilayah strategis di Rusia, menyebabkan ledakan di dua pangkalan udara ekstrem, pelabuhan Novorossiysk, Taganrog, Bryansk, dan lokasi lainnya. Serangan ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik antara Rusia dan Ukraina, dengan dampak yang luas terhadap infrastruktur militer dan sipil di Rusia.

Serangan Terkoordinasi di Dua Pangkalan Udara Rusia

Menurut laporan dari Defender of Open Source Intelligence, pasukan Ukraina meluncurkan sejumlah drone ke dua pangkalan udara utama di tengah wilayah Rusia pada waktu setempat tanggal 4 Desember. Saksi mata melaporkan melihat api yang jelas di dekat pangkalan, membakar beberapa bangunan di sekitarnya. Meskipun sistem pertahanan udara militer Rusia terus beroperasi, kondisi pangkalan yang terbakar dan meledak menunjukkan kemungkinan ketidakefektifan pertahanan tersebut.

Dua pangkalan udara ini, yang berjarak sekitar 700 kilometer dari perbatasan Ukraina, menampung pesawat pembom Tupolev Tu-95MS dan unit udara kunci lainnya. Hingga saat ini, pihak Rusia belum memberikan tanggapan resmi terkait kerugian spesifik yang ditimbulkan oleh serangan ini, namun diperkirakan kerugian tersebut masih merupakan sebagian kecil dari total serangan udara gelombang kali ini oleh Ukraina.

Serangan di Pelabuhan Novorossiysk dan Kamp Pasukan Khadyrov

Selain serangan di pangkalan udara, drone Ukraina juga menyerang kamp pasukan khusus Kadyrov di Kota Grozny, menyebabkan kerusakan parah. Kerugian rinci di kamp tersebut masih dalam proses klarifikasi. Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, menyatakan bahwa produksi massal drone dan rudal Neptune R360 Ukraina sedang berlangsung, dengan rudal yang telah diperbaiki mampu mencapai target dengan jarak yang lebih jauh. Ia menambahkan bahwa rudal jarak jauh buatan dalam negeri ini akan digunakan untuk melakukan serangan skala besar ke wilayah Rusia.

Peningkatan Serangan di Bryansk dan Sinroxiske

Wilayah Bryansk, Taganrog, dan Novorossiysk juga menjadi sasaran serangan dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Serangan di Bryansk sangat mencolok, terutama karena hanya tiga hari sebelumnya drone Ukraina telah melintasi wilayah perbatasan Rusia yang strategis ini. Dalam hampir dua minggu terakhir, Bryansk telah mengalami setidaknya empat serangan jarak jauh, dengan kemungkinan serangan yang lebih sering di masa depan. Serangan di Novorossiysk mengingatkan pada kondisi Armada Laut Hitam, yang setelah mundur dari perairan Laut Hitam di Krimea, kini berlabuh di daerah tersebut. Armada Laut Hitam dasar militer Rusia kini harus menghadapi rudal jelajah dari Barat, setelah sebelumnya mengandalkan kapal tak berawak dan rudal Neptune.

Kebakaran Besar di Yekaterinburg

Selain serangan drone, Kota Yekaterinburg, kota terbesar ketiga di Rusia setelah Moskow dan Saint Petersburg, dilanda kebakaran besar pada tanggal 1 Desember waktu setempat. Kebakaran dimulai di sebuah pabrik besar lokal yang memproduksi polietilena busa, yang kemudian menyebar ke seluruh area pabrik dan bangunan di sekitarnya. 

Gambar dari lokasi menunjukkan asap hitam tebal menyelimuti langit di atas pabrik, dengan jejak kebakaran yang jelas terlihat dari kejauhan. Pihak berwenang melaporkan bahwa luas kebakaran di pabrik telah mencapai 2000 meter persegi, sementara area rudal di atap melebihi 400 meter persegi. Pabrik tersebut diketahui terkait dengan target militer, karena polietilena busa adalah bahan baku untuk pembuatan drone militer dan pelindung citra termal militer Rusia.

Insiden di Laut Baltik dan Operasi Militer Rusia

Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengungkapkan bahwa sebuah kapal Rusia di Laut Baltik menembakkan sinyal flare sebagai peringatan ke arah helikopter militer Jerman. Insiden ini terjadi selama patroli di Laut Baltik yang telah ditingkatkan untuk melindungi pipa bawah laut dan kabel data. Sebelumnya, Angkatan Laut Rusia melakukan latihan di sayap barat dengan meluncurkan rudal hipersonik ke Timur Laut Mediterania. Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi peluncuran rudal berbasis laut presisi tinggi dari wilayah tersebut.

Terobosan Pasukan Ukraina di Front Kharkiv

Di front Rusia-Ukraina, pasukan bersenjata Ukraina telah mencapai terobosan signifikan dalam operasi di Kharkiv. Brigade Serangan Pegunungan ke-10 Ukraina berhasil merebut kembali area Novomyrynske setelah melancarkan serangan hebat di dekat Sungai Oskil. Pasukan Ukraina berhasil mengusir pasukan Rusia dari sisi barat Sungai Oskil dan mengendalikan kembali situasi di medan perang. Keberhasilan ini merupakan salah satu dari beberapa keberhasilan terbaru pasukan Ukraina di Kharkiv, termasuk merebut kembali sebagian wilayah yang hilang di Kudivka.

Konflik di Front Kursk dan Donetsk

Di front Kursk, Batalyon ke-225 Ukraina berhasil menghentikan serangan malam besar-besaran dari pasukan Rusia di dekat desa Darino Kursk. Pasukan Ukraina menggunakan drone sebagai senjata pertempuran utama, berbeda dengan pendekatan Rusia yang mengandalkan kekuatan fisik pasukan. Di medan perang Donetsk, serangan balik Ukraina di Toretsk terus berlangsung, dengan Brigade ke-12 Ukraina maju agresif ke posisi militer Rusia dengan dukungan artileri dan drone.

Pengungkapan Kerugian Pasukan Rusia dan Kontroversi Keluarga Putin

Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Anna Tzyvileva, secara tidak sengaja mengungkapkan bahwa pihak berwenang telah menerima 48.000 permohonan tes DNA untuk mencari tentara yang hilang dari pasukan bersenjata Rusia. Pengungkapan ini menimbulkan spekulasi tentang kerugian nyata yang dialami Rusia, dengan laporan The Economist sebelumnya memperkirakan kehilangan hingga 700.000 tentara. Selain itu, rumor mengenai keterlibatan keluarga Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam konflik ini turut mengemuka, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang.

Operasi Polisi Rusia di Moskow dan Reaksi Internasional

Pada Jumat minggu lalu, polisi Rusia melakukan operasi mendadak dengan menyerbu tiga klub malam terbesar di Moskow selama tiga malam berturut-turut. Operasi ini menargetkan pria pengunjung klub malam, dengan ratusan pengunjung langsung dikirim ke kantor rekrutmen militer. Langkah radikal ini mencerminkan upaya Pemerintah Rusia untuk mengatasi kekurangan tenaga dalam operasi militer yang sedang berlangsung.

Dukungan Barat terhadap Ukraina dan Penguatan Industri Pertahanan

Industri pertahanan Ukraina terus berkembang pesat dengan peningkatan produksi amunisi, drone, dan rudal. Barat, khususnya Amerika Serikat, meningkatkan bantuan militer kepada Ukraina, termasuk penyediaan sistem ranjau darat jarak jauh dan amunisi tambahan. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menekankan pentingnya memperkuat posisi Kyiv sebelum mempertimbangkan proses perdamaian dengan Rusia.

Konflik di Suriah 

Di Suriah, kelompok pemberontak terus maju, sementara koalisi militer Rusia-Suriah mengalami kerugian besar dalam peralatan saat mundur di jalan raya M5 antara Aleppo dan Hama. Pasukan pemberontak Suriah yang dilatih oleh intelijen Ukraina berhasil merebut beberapa pangkalan militer Rusia di wilayah ini. Selain itu, Amerika Serikat juga melakukan serangan udara di tenggara Suriah untuk menargetkan milisi pro-Iran, memperumit dinamika konflik di wilayah tersebut.

Penutup

Konflik antara Rusia dan Ukraina terus menunjukkan dinamika yang kompleks dengan serangan udara yang intens, terobosan militer di berbagai front, dan keterlibatan internasional yang semakin mendalam. Dampaknya tidak hanya dirasakan di wilayah konflik tetapi juga mempengaruhi stabilitas regional dan global. Dengan perkembangan terbaru ini, situasi di kawasan tersebut tetap tegang dan terus berkembang.

FOKUS DUNIA

NEWS