Aktivis Demokrasi Tiongkok : Master Li Hongzhi Menerangi Jalan bagi Orang-orang di Tengah Kesulitan

ETIndonesia. Artikel berjudul  Mengapa Umat Manusia adalah Masyarakat yang Tersesat yang ditulis oleh pendiri Falun Gong, Master Li Hongzhi, telah memicu reaksi luas di masyarakat. Wakil Ketua Gabungan Partai Demokrat Tiongkok, Jie Lijian, menyatakan bahwa setelah membaca artikel tersebut, ia merasa bahwa tulisan Master Li memberikan cahaya bagi mereka yang berada dalam kesulitan.

Menurut Jie Lijian, Master Li Hongzhi menjelaskan akar dari berbagai fenomena di dunia saat ini.


“Guru Li seperti lentera di tengah kegelapan yang menerangi jalan ke depan dan perjalanan kita selanjutnya,” ujar Jie Lijian, Wakil Ketua Gabungan Partai Demokrat Tiongkok. 

Jie Lijian, yang berasal dari Shandong, pernah mengalami penahanan dan penyiksaan oleh pemerintahan partai komunis Tiongkok karena aktivitasnya dalam memperjuangkan hak asasi manusia. 

Pada akhir 2018, ia melarikan diri dari Tiongkok, melewati Tibet, Nepal, Dubai, sejumlah negara di Afrika, hingga beberapa negara di Amerika Selatan, sebelum akhirnya tiba di California, Amerika Serikat, setelah menempuh perjalanan ribuan kilometer. Pengalaman hidup yang penuh liku ini membuatnya meresapi makna mendalam dari tulisan Guru Li.


“Artikel tersebut memberikan banyak pelajaran dan pemahaman. Bagi banyak orang yang kebingungan, artikel ini menunjukkan arah yang jelas, memberi tahu kita apa yang harus dilakukan dan bagaimana melangkah,” ujarnya. 

Jie juga mengungkapkan pandangannya tentang dunia saat ini:

“Dunia saat ini kacau, penuh kebingungan, dan sangat rumit.”
“Banyak orang merasa tersesat. Mereka bingung tentang rencana hidup mereka, tentang kesulitan pekerjaan, dan tentang prinsip hidup yang seharusnya dipegang.”

Jie Lijian merasa bahwa di tengah kebingungan ini, artikel Master Li membuatnya memahami bahwa tersesat adalah ujian dari Tuhan. Manusia harus mampu keluar dari kebingungan untuk menjauh dari bahaya.


“Bagaimana kita keluar dari kebingungan ini? Saya rasa hanya ada satu cara, yaitu seperti yang diajarkan Guru Li Hongzhi saat menyebarkan Falun Gong pada tahun 1992—kita harus menjadi orang baik berdasarkan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar (Zhen, Shan, Ren),” ujar Jie Lijian. 

Dari artikel Master Li, Jie mendapat dorongan semangat dan menyadari bahwa bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun, seseorang harus tetap menjaga kebaikan dan ketulusan hati. Dengan ketekunan, seseorang akan mendapatkan berkah.


“Saya sangat berterima kasih kepada Guru Li. Di saat dunia menghadapi bencana besar atau kesulitan, beliau memberikan petunjuk dan menjawab kebingungan kita, memberikan banyak bantuan dan arahan yang berarti,” ujarnya. 

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual yang mencakup latihan meditasi dan ajaran moral yang berpusat pada prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Sejak diperkenalkan kepada publik pada tahun 1992, jutaan orang telah menerapkan latihan ini, dengan perkiraan resmi menunjukkan bahwa antara 70 juta dan 100 juta orang di Tiongkok saja telah berlatih pada akhir tahun 1990-an.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) memandang kepopularan dan ajaran spiritual Falun Gong sebagai ancaman terhadap ideologi mereka. Kampanye nasional rezim tersebut, yang dimulai pada 20 Juli 1999 yang dimotori oleh Sekjen PKT Jiang Zemin, bertujuan untuk memberantas latihan ini dan telah mengakibatkan penganiayaan, penahanan sewenang-wenang dan pemenjaraan, banyak kasus penyiksaan, pelecehan seksual serta mental dan kematian akibat pengambilan organ secara paksa. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS