ETIndonesia. Kelompok Houthi di Yaman pada 18 Desember 2024 melancarkan serangan terhadap kota Tel Aviv menggunakan drone jarak jauh dan rudal. Meskipun sistem pertahanan udara Iron Dome milik militer Israel berhasil menangkis sebagian besar serangan tersebut, beberapa bangunan di Tel Aviv, termasuk sebuah sekolah dan beberapa kendaraan, mengalami kerusakan. Serangan ini menandai eskalasi ketegangan di wilayah Timur Tengah yang telah lama dilanda konflik.
Respon Cepat Israel dan Dampaknya di Yaman
Sebagai respons terhadap serangan Houthi, dalam waktu sedikit lebih dari sejam, pesawat tempur Israel meluncurkan serangan balik ke beberapa lokasi utama kelompok Houthi. Pada 19 Desember 2024, Tentara Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa mereka telah mengebom tiga pelabuhan Houthi serta pembangkit listrik terbesar di Yaman. Serangan ini menyebabkan semua pelabuhan Houthi lumpuh dan sebagian besar wilayah kelompok tersebut kehilangan pasokan listrik.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengeluarkan peringatan tegas bahwa militer Israel akan segera memulai operasi eksekusi terhadap para pemimpin Houthi. Langkah ini menunjukkan determinasi Israel untuk menanggapi ancaman dengan tindakan yang tegas dan berkelanjutan.
Strategi Regional Israel dan Penguasaan Gunung Heimen
Sebagai salah satu pemimpin utama di Timur Tengah, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat posisi strategis Israel di kawasan tersebut. Netanyahu memutuskan untuk menduduki puncak tertinggi Pegunungan Golan, yang dikenal sebagai Gunung Heimen. Sebelumnya, kedua belah pihak, Israel dan Suriah, masing-masing mengontrol sisi gunung ini. Kini, dengan menguasai seluruh puncak, Israel mendapatkan posisi strategis yang memungkinkan pengawasan luas terhadap wilayah Suriah dan Lebanon.
Dalam beberapa hari terakhir, kepala staf militer Israel, Menteri Pertahanan, dan Perdana Menteri sendiri telah berada di Gunung “Keramat” Hermon, yang memiliki ketinggian lebih dari 2.800 meter. Penguasaan atas titik strategis ini memberikan Israel kemampuan untuk menyerang atau bertahan kapan saja, menjaga stabilitas perbatasan timur laut, dan mencegah ancaman dari sekeliling.
Kondisi Ekonomi Suriah dan Ancaman dari Turkiye
Di sisi lain, Suriah tengah menghadapi krisis ekonomi yang parah. Perdana Menteri baru Suriah, Mohammad Bashir, mengungkapkan bahwa Bank Sentral Suriah telah dikosongkan oleh rezim Assad, meninggalkan cadangan emas sekitar 26 ton dan sekitar 200 juta dolar dalam cadangan devisa. Inflasi di Suriah mencapai tingkat yang mengerikan, dengan nilai lira Suriah terdepresiasi drastis. Pendapatan per kapita per bulan hanya cukup untuk membeli sepuluh roti atau dua puluh liter bensin, memaksa warga Suriah membawa uang dalam jumlah besar ke bank dengan harapan bisa menukarnya dengan dolar atau euro.
Selain ancaman internal, Suriah juga dihadapkan pada potensi ancaman eksternal dari Turkiye. Menurut laporan Wall Street Journal terbaru, Turkiye sedang mengumpulkan pasukan di perbatasan Suriah, yang mungkin menandakan persiapan untuk invasi besar-besaran. Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdoğan, telah mengklaim bahwa Suriah sejak zaman dahulu adalah bagian dari Turkiye, pernyataan yang menuai kontroversi dan memperburuk ketegangan regional.
Perkembangan Konflik Rusia-Ukraina dan Pengaruh Global
Selain dinamika di Timur Tengah, konflik Rusia-Ukraina juga memasuki tahap baru. Pada 19 Desember 2024, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Komisi Eropa mengadakan pertemuan yang berlangsung hingga dini hari, menghasilkan kesepakatan penting. Polandia telah menyatakan akan menggunakan jabatan ketua rotasi untuk mempercepat proses masuknya Ukraina ke Uni Eropa dan NATO.
Sementara itu, hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia tetap tegang. Seorang jurnalis Barat menanyakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai klaim Presiden Trump tentang kegagalan operasi militer khusus di Ukraina. Putin menolak klaim tersebut dan menyatakan bahwa serangan rudal buatan AS di Ukraina adalah nyata, sementara serangan terhadap infrastruktur militer Rusia juga terjadi, termasuk serangan terhadap markas Armada Utara Rusia.
Penggunaan Sistem Rudal HIMARS dan Dampaknya di Medan Tempur
Pada 18 Desember 2024, terdengar laporan tentang penggunaan sistem roket HIMARS buatan AS oleh tentara Ukraina. Rudal taktis darat buatan AS berhasil menghantam pabrik militer di wilayah Rostov, Rusia, serta menyebabkan dua ledakan besar di markas utama Armada Utara Rusia. Sistem HIMARS terbukti sangat efektif dan dihargai tinggi oleh tentara Ukraina, memberikan keunggulan strategis dalam konflik yang sedang berlangsung.
Insiden di Kursk: Tentara Korea Utara dan Drone Ukraina
Pada 19 Desember 2024, media melaporkan bahwa tentara Korea Utara yang ditempatkan di wilayah Kursk, Rusia, menjadi sasaran serangan oleh pasukan tempur Ukraina. Operasi khusus tersebut mengakibatkan tewasnya 21 tentara Korea Utara secara langsung, dengan lebih dari 50 tentara lainnya terluka. Selain itu, terdapat laporan tentang hubungan online antara tentara Korea Utara dan warga Rusia, yang berakhir tragis dengan hilangnya tentara tersebut tanpa kabar.
Kesimpulan
Ketegangan di Timur Tengah dan konflik di Eropa Timur menunjukkan dinamika global yang kompleks dan saling terkait. Serangan Houthi terhadap Tel Aviv dan respon tegas Israel memperlihatkan upaya untuk mempertahankan stabilitas dan keamanan regional. Sementara itu, krisis ekonomi di Suriah dan potensi ancaman dari Turki menambah lapisan kompleksitas dalam geopolitik kawasan. Di Eropa Timur, konflik Rusia-Ukraina terus berkembang dengan dampak global yang signifikan, menunjukkan betapa saling terhubungnya isu-isu internasional saat ini. (Kyr)